TRAVEL

Mengenal Sejarah Rumah Singgah Sultan Siak di Pekanbaru

96
×

Mengenal Sejarah Rumah Singgah Sultan Siak di Pekanbaru

Sebarkan artikel ini
Rumah Singgah Sultan Siak di Kampung Bandar, Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru, Riau. (KOMPAS.com/ANGGITA MUSLIMAH)
Rumah Singgah Sultan Siak di Kampung Bandar, Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru, Riau. (KOMPAS.com/ANGGITA MUSLIMAH)

PEKANBARU – Kampung Bandar Senapelan sebagai salah satu saksi sejarah di kota Pekanbaru, di sekitaran kampung ini terdapat Situs Cagar Budaya berkaitan dengan Kota Pekanbaru dan Kerajaan Siak Sri Indrapura, salah satunya adalah Rumah Singgah Sultan.

Keberadaan Rumah Singgah Sultan Siak atau Rumah Mertua Tuan Kadi (Haji Nurdin Putih) terletak di jalan Perdagangan, Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru. Rumah Singgah ini merupakan salah satu cagar budaya tidak terlepas dari sejarah Kerajaan Siak, terutama pada masa Sultan Syarif Kasim II.

Rumah Tuan Qadhi ini ditetapkan sebagai cagar budaya pada tahun 2010. Rumah ini dilengkapi dengan 10 foto dokumentasi berupa foto tahun 1960 dari Caltex Pacific Indonesia (CPI), yang pada saat itu sedang melakukan pembangunan jembatan Pontoon di sebelah Rumah Singgah yang dekat dengan Sungai Siak.

Baca Juga  Dumai Ecopark Tempat Wisata di Riau yang Wajib Dikunjungi

Rumah ini memiliki 4 ruang, yaitu ruang tamu, ruang tengah, ruang belakang dan dapur. Serta terdapat 4 kamar. Rumah ini terbuat dari kayu Meranti yang kokoh, meskipun sudah pernah direnovasi, masih banyak kayu-kayu asli yang masih layak dipakai. Rumah Singgah ini aslinya memiliki dua lantai, yang mana lantai duanya merupakan ruangan untuk anak gadis dipingit.

Rumah singgah ini dibangun oleh Nurdin Putih asal Pangkalan Koto Baru (Kabupaten 50 Koto), Rumah ini sudah direhab untuk kepentingan pemanfaatannya secara maksimal oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau. Rumah Tuan Kadi ini biasa juga disebut dengan rumah singgah, karena jika Sultan Siak turun dari kapal gato di pelabuhan, maka beliau akan singgah sejenak di rumah Tuan Kadi ini.

Baca Juga  Wisata Religi di Masjid Raya Annur Provinsi Riau, Taj Mahal-nya Indonesia

Rumah ini menghadap ke Jalan Perdagangan, sementara di belakangnya mengalir Sungai Siak. Saat ini, rumah Singgah berada di areal bawah Jembatan Siak III dan berdekatan dengan terminal lama. Rumah ini berbentuk rumah Melayu. Di tangga rumah tertulis 23-7-1928 yang menunjukkan masa rumah dibangun.

Rumah Singgah ini juga memberikan gambaran bagaimana kondisi Pekanbaru pada awal abad ke-20, dimana pembangunannya dimulai dari tepi Sungai Siak. Mulai dari penyebaran bangunan (rumah penduduk, masjid, pasar dan makam), bentuk bangunan dan penyebaran penduduk, yang sudah mulai merata di sepanjang tepi Sungai Siak.

Baca Juga  Bima Kasuma Kamal Terima Mandat Jadi Ketua DPD Macan Asia Indonesia Provinsi Riau

Bangunan ini terdapat sekitar 20 m dari pinggir Sungai Siak (tepatnya di bawah Jembatan Siak 3 sekarang). Secara umum bangunan berbahan jenis kayu, kecuali bagian tangga (pada sisi timur bangunan) yang terbuat dari bata berspesi. Bangunan ini merupakan rumah adat tradisional melayu yang masih tersisas di Kota Pekanbaru. Bangunan berupa rumah panggung yang berdasarkan keterangan H. Syahril Rais dibangun pada tahun 1895, sedangkan bagian tangga berdasarkan inskripsi yang terdapat pada tiang dibangun pada 23 Juli 1928.