Banner Go Green
KESEHATAN

6 Ciri Anak Speech Delay yang Perlu Diwaspadai Orang Tua

1
×

6 Ciri Anak Speech Delay yang Perlu Diwaspadai Orang Tua

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Anak Speech Delay. Foto : Alodokter
Ilustrasi Anak Speech Delay. Foto : Alodokter

PARENTING – Setiap anak memiliki tahapan tumbuh kembang yang berbeda-beda, termasuk dalam hal kemampuan berbicara. Namun, bila Si Kecil tampak lambat dalam mengucapkan kata atau sulit menyampaikan keinginannya lewat ucapan, orang tua perlu waspada terhadap kemungkinan speech delay atau keterlambatan bicara.

Speech delay adalah kondisi ketika anak mengalami hambatan dalam kemampuan berkomunikasi, baik secara verbal (bicara) maupun nonverbal (bahasa tubuh). Kondisi ini bisa bersifat ringan dan membaik seiring waktu, tetapi juga bisa menjadi tanda adanya gangguan pada pendengaran, perkembangan otak, atau masalah neurologis lainnya.

Mengenali tanda-tandanya sejak dini sangat penting agar anak bisa segera mendapatkan stimulasi dan penanganan yang tepat. Berikut ini beberapa ciri anak speech delay yang perlu diperhatikan oleh orang tua:

1. Belum Mengucapkan Kata Apa Pun di Usia 1 Tahun
Pada usia sekitar 12 bulan, sebagian besar anak sudah mulai bisa mengucapkan kata-kata sederhana seperti “mama”, “papa”, atau nama benda yang sering mereka lihat.

Jika hingga usia 1 tahun Si Kecil belum mengeluarkan satu kata pun, sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter atau ahli tumbuh kembang anak. Ini bisa menjadi tanda awal speech delay.

2. Hanya Mampu Mengucapkan Sedikit Kata di Usia 2 Tahun
Normalnya, anak berusia dua tahun sudah memiliki sekitar 50 kosakata sederhana, termasuk nama benda, anggota keluarga, dan kata kerja sederhana.

Namun, bila di usia tersebut anak hanya bisa mengucapkan beberapa kata saja dan tidak menunjukkan penambahan kosakata baru, hal ini dapat menjadi tanda adanya keterlambatan perkembangan bahasa.

3. Belum Mampu Merangkai Kata Menjadi Kalimat di Usia 2–3 Tahun
Anak berusia 2–3 tahun umumnya sudah bisa menyusun dua hingga tiga kata menjadi kalimat sederhana, seperti “mau susu” atau “main bola”.

Jika Si Kecil masih berbicara dengan satu kata saja dan belum bisa menggabungkannya menjadi kalimat, kondisi ini bisa menjadi indikasi speech delay yang perlu diperhatikan.

4. Tidak Memahami Instruksi Sederhana
Ciri lain yang sering muncul adalah ketidakmampuan anak memahami perintah sederhana, seperti “ambil bola”, “duduk di kursi”, atau “tutup pintu”.

Jika anak tidak merespons atau baru bereaksi setelah perintah diulang berkali-kali, hal ini bisa mengindikasikan masalah pada kemampuan memahami bahasa (receptive language).

5. Lebih Sering Menunjuk atau Menarik Tangan Orang Tua
Anak yang mengalami speech delay biasanya lebih sering menggunakan gestur tubuh untuk berkomunikasi, seperti menunjuk benda yang diinginkan atau menarik tangan orang tuanya.

Meskipun hal ini wajar pada usia awal, namun jika tidak berkembang menjadi komunikasi verbal seiring bertambahnya usia, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

6. Tidak Meniru Suara atau Perkataan Orang Lain
Proses meniru adalah bagian penting dari belajar berbicara. Anak yang sedang berkembang biasanya menirukan suara hewan, lagu, atau ucapan orang di sekitarnya.

Namun, anak dengan speech delay sering kali tidak menunjukkan respons atau minat meniru suara dan kata. Bila anak tampak diam dan tidak bereaksi saat diajak bicara, segera periksakan ke dokter.

Kapan Harus ke Dokter?
Jika anak menunjukkan satu atau lebih tanda di atas, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau terapis wicara. Pemeriksaan sejak dini akan membantu menentukan apakah keterlambatan tersebut masih dalam batas normal atau memerlukan terapi khusus.

Selain itu, orang tua juga perlu memberikan stimulasi yang konsisten di rumah, seperti:
• Mengajak anak berbicara sesering mungkin.
• Membacakan buku bergambar dan menamai benda.
• Memberi respon positif setiap kali anak mencoba berbicara.
• Mengurangi paparan layar (gadget atau TV) yang berlebihan.

Ciri anak speech delay bisa terlihat dari keterlambatan berbicara, kesulitan memahami perintah, hingga kurangnya respons terhadap suara. Dengan mengenal tanda-tandanya lebih awal, orang tua dapat membantu anak mendapatkan terapi dan dukungan yang diperlukan agar tumbuh kembangnya tetap optimal.

Source : Alodokter