BERITA

Kebijakan Pilih Kasih dan Salah Kaprah

1077
×

Kebijakan Pilih Kasih dan Salah Kaprah

Sebarkan artikel ini
Yurnaldi Paduka Raja

Oleh Yurnaldi Paduka Raja, Wartawan Utama dan Konsultan Media

SEBUAH mal terbesar di Padang bikin spanduk dengan tulisan TETAP DIBUKA. Sementara seorang pedagang sarapan pagi yang punya semacam pondok, pagi ini meratapi nasibnya; “kami didatangi satpol PP untuk tidak boleh berjualan”.

Kebijakan tebang pilih ini, menunjukkan keberpihakan pemerintah. Mungkin perbandingannya, pedagang kecil dengan keuntungan Rp50 ribu dipaksa tutup. Sedangkan mal yg meraih untung Rp50 juta sehari dibiarkan buka, misalnya.

Apa pedagang ini dibantu kebutuhannya oleh pemerintah? Apa pemilik mal itu ada membantu pemerintah atasi persoalan wabah korona ini, misalnya?

Kalau memang keramaian yang sangat potensial dalam penyebaran virus korona ini, kenapa mal yang tidak dipaksa ditutup? Kenapa pedagang sarapan pagi (bagi sebagian warga ini penting untuk penuhi keseimbangan gizi agar bisa sehat dan tahan virus) yang diminta paksa untuk tutup?

Bagaimana komentar Anda, Padang memiliki sejumlah mal yang dibiarkan tetap buka?

Dan pada berita pagi tadi, Pemerintah Kota Padang menyemprotkan desinfektan ke udara, ke jalanan di kawasan GOR Agus Salim. Ini tidak masuk akal dan tidak cerdas. Buang buang uang rakyat.

Virus korona tidak menyebar lewat udara. Tidak menyebar lewat jalanan. Jangan buang uang dengan hasil sia-sia. Mendingan dipikirkan bagaimana solusi ratusan dan mungkin ratusan ribu keluarga yang terhenti berusaha, mereka selama berdiam di rumah, tak ada pemasukan, harus makan apa?

Bagi pejabat dan ASN yang punya gaji bulanan, insentif, uang jalan, komisi ini-itu, walau bekerja dari rumah tetap “bisa eksis, bisa makan enak”. Akan tetapi rakyat jelata yang harus banting tulang, dini hari harus menyiapkan segala sesuatu untuk jualan pagi pagi (selama ini) lantas tutup tanpa solusi.

Saya pikir, warga yang masih sehat biarkan tetap berusaha sembari dihimbau untuk tetap waspada dan lakukan upaya penyelamatan diri sesuai SOP, standar operasional yang sudah ditetapkan WHO/dinas kesehatan.

Sedangkan warga yang kurang sehat, apalagi tidak sehat, disarankan periksakan diri. Jika ada tanda tanda terpapar korona, segera melaporkan diri dan minta dikarantina.

Bagi pendatang yang masuk kota ini, siagakan petugas di perbatasan untuk deteksi dini, tes awal. Pintu masuk Kota Padang tak banyak kok, perbatasan Solok, perbatasan dengan Padang Pariaman, perbatasan Pesisir Selatan. Lalu keluar masuk pelabuhan Teluk Bayur, dan Pelabuhan Muaro.

Adakan MoU atau kerjasama dengan daerah tetangga yg berbatasan langsung, sehingga petugas yang lakukan deteksi dini/pemeriksaan kesehatan bisa bekerjasama.

Bagi badan publik – kantor dinas/instansi, jika kerja masih di kantor, lakukan pemeriksaan setiap hari. Warga yang tidak berkantor, petugas puskesmas proaktif kunjungi rumah warga lakukan pemeriksaan dini.

Saya yakin, dengan begini kepanikan pemerintah yang berlebihan tak akan terjadi. Dalam situasi normal saja, tak banyak yang berpikir cerdas, apalagi dalam situasi panik.

Semoga wabah virus korona cepat berlalu…