PERISTIWA

Cerita WNI Korban TPPO di Myanmar Disekap dan Disiksa di Ruang Gelap

680
×

Cerita WNI Korban TPPO di Myanmar Disekap dan Disiksa di Ruang Gelap

Sebarkan artikel ini
Noviana Indah Susanti, Warga Cimahi Korban TPPO Myawaddy, Myanmar (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)

CIMAHI – Noviana Indah Susanti (37) belum bisa melupakan kejadian pahit yang dialaminya kala menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Myawaddy, Myanmar. Dia disiksa di ruang gelap.

Dilansir detikJabar, Senin (5/6/2023), warga Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi itu kini sudah bebas. Ia telah kembali ke pelukan keluarganya usai perjuangan panjang dan bertubi-tubi penyiksaan yang diterimanya.

Kepada detikJabar, ibu satu anak itu sempat menunjukkan bekas-bekas luka yang masih tersisa di tubuhnya. Memar dan baret di lengan, serta nyeri di punggung dan kepala yang masih dirasakan.

“Luka di badan juga belum begitu sembuh ya, karena kan saya sempat dihajar membabi buta. Jadi kepala sempat dihantam, masih sering sakit kepala hebat tiba-tiba,” kata Noviana saat ditemui, Minggu (4/6/2023).

Dibanding teman-teman WNI lain yang senasib dengannya, ia boleh jadi yang paling apes. Sebab manajer dan leader jahat di tempatnya bekerja, sempat memasukkannya ke ‘ruang gelap’.

“Saya masuk ruang gelap karena membuat dan menyebarkan video minta tolong. Ruang gelap itu ukurannya 1,5×2,5 meter. Jadi ada 3 ruangan, itu ruang asrama, ruang gelap, sama penyekapan. Di situ saya dan teman-teman disiksa sampai ada yg biru-biru dan berdarah. Kita dihajarnya itu pakai bambu,” kata Noviana.

Di ruang gelap itu, segala kepahitan dialaminya. Tak cuma karena kondisi ruangan yang pengap dan sempit, ia juga kesulitan untuk membuang hajat.

“Seumur-umur saya nggak pernah buang air di keresek, nah di ruang gelap itu saya mengalami. Kondisinya parah banget, buang air besar pakai kantong plastik, terus buang air kecil pakai ember,” kata Noviana.

Trauma yang dirasakan Noviana sepertinya bukan isapan jempol belaka. Sebab, ia sampai harus membuang benda-benda kesayangannya seperti pakaian dan sandal demi sedikit menghapus pemicu ingatan akan Myawaddy terbersit di benak.

“Bahkan baju kesayangan sama sandal saya itu saya buang, ya karena saking traumanya. Saya ingat terus bagaimana selalu dimaki-maki sama leader dan manajer. Diancam dijual ke rumah pelacuran atau tempat penjualan organ tubuh,” ucap Noviana.

Ia juga kadang teringat pada keadaan saat sedang dikurung di ruang gelap. Sebuah ruangan tempat penyiksaan lantaran ia telah melakukan kesalahan fatal dengan membuat rekaman video permintaan tolong yang viral di media sosial.

“Kondisi yang mengingatkan saya itu kalau di sini sudah panas terus keringetan, itu saya keingat lagi dengan sel gelap itu, karena pengap sekali ya. Cara mendistraknya saya ya dengerin lagu biar ga terus keingat,” kata Noviana.

Sumber: detik.com