MAKASSAR – Dalam Safari Silaturahmi PWI Riau, Caketum PWI 2023-2028, Zulmansyah Sakedang sosialisasikan Program PWI Hebat, Rabu (12/7), di Graha Pena Fajar Makassar.
Hal tersebut mendapat dukungan penuh dari seluruh ketua-ketua PWI di Pulau Sulawesi. Hadir dalam silaturahmi tersebut Ketua PWI Sulawesi Selatan H Agus Salim Alwi Hamu didampingi Sekretaris Faisal Palapa dan Dewan Kehormatan Provinsi PWI Sulsel Faisal Syam.
Hadir juga Ketua PWI Sulawesi Tenggara Sarjono, Ketua PWI Sulawesi Barat Sulaeman Rahman, dan Ketua PWI Gorontalo Fadli Poli.
Visi, misi, dan program PWI HEBAT yang disampaikan Zulmansyah, yang sehari-hari wartawan Jawa Pos Group, adalah semangat perubahan untuk PWI lebih baik di masa mendatang. Baik untuk organisasi, baik juga untuk wartawan yang berhimpun di dalamnya.
“Kata HEBAT itu sendiri merupakan akronim dari misi dan program yang akan saya kerjakan di PWI. Semua program-program ini sudah nyata ada kami kerjakan di PWI Riau. Jadi ini bukan janji program, atau janji kata-kata akan dikerjakan. Tapi sudah kami kerjakan di PWI Riau,” sebut Zulmansyah, yang pernah menjadi Pemimpin Redaksi Riau Pos dan sekaligus Ketua Forum Pemred Jawa Pos Group 2017-2018.
Selain menyatakan mendukung PWI HEBAT, tak disangka ternyata seluruh ketua PWI se-Sulawesi yang hadir silaturahmi di Lantai 19 Graha Pena Fajar Makassar itu adalah wartawan Jawa Pos Group pada masanya.
Misalnya, Ketua PWI Sultra Sarjono pernah 15 tahun di Kendari Pos, Fadli Poli di Gorontalo Post selama 17 tahun, dan Sulaeman Rahman di Fajar Makassar selama tujuh tahun. Sedangkan Agus Salim dan Zulmansyah Sekedang, saat ini sama-sama masih sebagai pimpinan media di Jawa Pos Group.
“Jadi kita hadir di lantai 19 Graha Pena Fajar Makassar ini sekaligus reuni, bernostalgia sesama wartawan dari keluarga besar Jawa Pos Group. Inshaa Allah bermanfaat dan berkah silaturahmi ini,” kata Ketua PWI Sulsel, Agus Salim.
Menurut Agus, program PWI HEBAT dari Caketum PWI Zulmansyah Sekedang sudah mantap. Hanya ke depan perlu dipikirkan khusus untuk para wartawan senior di satu sisi dan sisi lain wartawan milenial yang semakin banyak jumlahnya di PWI.
“Saya mengusulkan ada divisi khusus yang mengurus wartawan ‘glamur’ atau wartawan golongan lanjut umur di PWI Pusat. Terkesan wartawan glamur selama ini seperti diabaikan. Kemudian harus ada juga divisi khusus yang mengurus soal diklat-diklat wartawan milenial yang semakin banyak jumlahnya agar PWI ini terasa manfaatnya bagi anggota,” kata Direktur Fajar Makassar ini.
Sementara, Ketua PWI Sultra Sarjono menyatakan sejak awal sudah menggagas Poros Perubahan untuk PWI Pusat ke depan. Salah satu perubahan penting ke depan adalah mempercayakan wartawan muda dan berprestasi untuk memimpin PWI. Sementara yang senior diberikan tempat yang lebih terhormat lagi, seperti di Dewan Penasihat atau Dewan Kehormatan.
“Saya kira senior-senior PWI yang sudah lanjut, sudahlah. Berikan kesempatan yang muda yang bekerja untuk PWI semakin hebat ke depan. Termasuk juga perubahan program yang diarahkan lebih banyak untuk wartawan di daerah-daerah,” kata Sarjono yang mengaku ikut mendirikan Harian Kendari Pos.
Ketua PWI Sulbar Sulaiman Rahman memuji program-program yang sudah dikerjakan Ketua Zulmansyah Sekedang selama dua periode memimpin PWI Riau.
“Harus diakui PWI Riau luar biasa dan menonjol. Programnya kongkret, nyata, dan bermanfaat untuk anggota. Mestinya PWI Pusat melakukan program seperti PWI Riau juga, dan terasa manfaatnya untuk wartawan di daerah,” kata Sulaeman.
Mantan Ketua DKP PWI Sulbar ini juga mengkritik PWI Pusat dan jajarannya sekarang ini yang terkesan tidak maksimal dalam mengemban amanah.
“Saya tidak menyatakan bang Atal gagal, tetapi PWI jalan di tempat. Sehingga banyak hal yang perlu diperbaiki. Makanya kita menginginkan adanya perubahan dan perbaikan untuk PWI ke depan,” kata Sulaeman.
Sementara Ketua PWI Gorontalo Fadli Poli menyatakan sudah mendengar ada empat senior di PWI yang akan maju di Kongres PWI 2023 ini.
“Tapi yang paling kongkrit adalah Bang Zulmansyah, Ketua PWI Riau. Sudah deklarasi di HPN Medan. Sudah sosialisasi keliling Indonesia dan sudah memperlihatkan visi, misi, dan program PWI HEBAT kepada kita. Sementara calon yang lain mana programnya?” Kata Fadli penuh semangat.
Senior-senior yang menyatakan maju itu, kata Fadli menyarankan, juga harus menunjukkan visi, misi, dan programnya untuk dipilih. Juga harus disosialisasikan kepada anggota. Jadi jelas PWI ke depan mau dibawa ke mana.
“Sudah tidak zamannya sekarang ini hanya dengan say hello melalui WA. Bertanya apa kabar? Sehat? Itu saja tidak cukup. Visi, misi, dan programnya mana?, itu paling penting,” ungkap Ketua PWI Provinsi termuda di Sulawesi itu yang menggagas ada debat kandidat Caketum PWI Pusat.
Ke depan, Fadli berharap gagasan Caketum PWI Zulmansyah Sekedang soal Program Fellowship Journalist berupa pemberian insentif untuk wartawan yang sudah lulus UKW serta program perlindungan dan pembelaan wartawan melalui LBH PWI, dapat diwujudkan.
Setelah mendapat banyak saran dan masukan dari ketua-ketua PWI se-Sulawesi, Safari Silaturahmi PWI Riau diakhiri dengan penyerahan cendera mata kaos “Bersama-sama Mewujudkan PWI HEBAT” dan makan malam bersama di Resto Ujung Pandang dan minum Sarabba Susu Telur.***
Editor: Redaksi