SINGAPURA – Media OutReach Newswire – Wealth Management Institute (WMI), bekerja sama dengan Private Banking Industry Group (PBIG), memperdalam upaya membangun kapabilitas konsultasi filantropi dalam sektor perbankan swasta.
Diumumkan dalam WMI Global Family Office (GFO) Summit yang diadakan pada 29-30 September 2025, WMI akan bermitra dengan PBIG untuk memperdalam kapabilitas para penasihat serta mengeksplorasi cara-cara untuk mengangkat posisi Singapura sebagai pusat filantropi yang efektif.
Pada tahun 2023, Impact Philanthropy Partnership (IPP), sebuah inisiatif bersama antara WMI dan PBIG, diluncurkan untuk mempertemukan komunitas pengelolaan kekayaan dan filantropi guna memperdalam pengetahuan, berbagi wawasan, dan mendorong kolaborasi.
Selama dua tahun, IPP mengumpulkan para pemilik modal, penasihat kekayaan, dan profesional filantropi melalui forum dan diskusi kelompok, serta menghasilkan tujuh laporan riset yang membahas topik seperti pemberian katalitik, dana donor-advised, dan filantropi holistik.
Dengan fondasi ini, WMI akan terus bekerja sama dengan PBIG untuk memperdalam kapabilitas konsultasi dan memperkuat ekosistem filantropi yang lebih luas.
Memperdalam Kapabilitas Konsultasi untuk Generasi Berikutnya
Tahap kolaborasi baru ini fokus pada peningkatan kapabilitas penasihat yang berinteraksi langsung dengan klien, yang menjadi titik kontak pertama bagi pemilik modal dan keluarga mereka. Inisiatif ini akan memfasilitasi percakapan kekayaan yang selaras dengan strategi keuangan dan perencanaan warisan yang bermakna dan berjangka panjang. Tujuannya adalah memenuhi permintaan yang meningkat untuk konsultasi filantropi berbasis nilai yang resonan dengan generasi berikutnya, yang cenderung lebih peka terhadap isu sosial dan lingkungan.
Selain itu, inisiatif ini akan menekankan pentingnya membantu klien memperoleh pengetahuan yang diperlukan untuk memahami dampak luas dari pilihan filantropi mereka dan membuat keputusan yang tepat.
“Seiring klien semakin mencari perencanaan kekayaan yang holistik dan berdampak, kebutuhan akan penasihat filantropi yang sangat terampil semakin besar. Keluarga menginginkan mitra terpercaya yang bisa berdiskusi secara bermakna tentang nilai, warisan, dan tujuan. Demikian juga, klien sendiri sedang dalam perjalanan belajar—banyak yang sedang menjajaki cara memberikan secara lebih strategis dan berkelanjutan. Tahap berikutnya ini mencerminkan komitmen bersama kami untuk tidak hanya membekali penasihat dengan kemampuan mendukung aspirasi ini, tetapi juga meningkatkan kesadaran dampak di kalangan klien. Bersama, hal ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih informasi dan berorientasi tujuan yang dapat menciptakan perubahan positif yang tahan lama,” tutur Ibu Young Jin Yee, Co-head UBS Global Wealth Management APAC dan Ketua PBIG Philanthropy Workgroup, menekankan pentingnya lanskap konsultasi yang terus berkembang ini.
Peningkatan signifikan dalam partisipasi pelatihan konsultasi filantropi di WMI sangat berkontribusi dalam membangun ekosistem filantropi yang berkelanjutan. Sejak 2022, program filantropi WMI telah mencapai sekitar 600 pendaftaran. Program ini berperan penting dalam membekali penasihat untuk membimbing klien menuju keputusan filantropi yang lebih efektif. Program baru juga direncanakan, termasuk Sertifikat Filantropi dan Dampak Sosial untuk Pasar China Raya yang akan diluncurkan pada November 2025.
“Semakin banyak keluarga melihat filantropi sebagai perekat yang menyatukan berbagai generasi. Hal ini terutama berlaku dalam membawa generasi berikutnya ke dalam lingkaran. Melalui pelatihan untuk penasihat klien dan riset kami, terlihat jelas bahwa mereka yang memperluas percakapan melampaui investasi untuk mencakup tujuan dan dampak sering membangun hubungan yang dalam dan tahan lama lintas generasi. Selain itu, pendidikan berkelanjutan bagi klien berperan penting dalam memastikan percakapan tersebut informatif dan dapat diimplementasikan. Tahap berikutnya ini memberikan peluang besar bagi sektor pengelolaan kekayaan untuk memperkuat hubungan ini dalam jangka panjang, dengan Singapura sebagai pusat filantropi terkemuka di kawasan,” komentar Ibu Foo Mee Har, CEO WMI dan Wakil Ketua PBIG Philanthropy Workgroup, membagikan antusiasmenya terhadap momentum ini.
Visi Strategis untuk Ekosistem Filantropi yang Lebih Kuat
Di luar pelatihan, WMI juga bekerja sama dengan PBIG untuk aktif mengeksplorasi cara meningkatkan posisi Singapura sebagai pusat filantropi yang efektif. Inisiatif mendatang mungkin meliputi upaya penyelenggaraan pertemuan, advokasi, dan riset untuk mendukung ekosistem yang lebih kondusif—di mana para dermawan, yayasan, dan kantor keluarga dapat menyalurkan modal dengan jelas dan percaya diri.
Dengan ekosistem keuangan yang terpercaya, konektivitas regional, dan keahlian yang berkembang, Singapura bercita-cita menjadi pusat pertemuan global untuk kepemimpinan pemikiran di bidang filantropi—mengumpulkan dermawan, institusi, dan pemikir terkemuka dunia untuk membentuk praktik, bertukar wawasan, dan bersama-sama menciptakan solusi yang mendorong dampak sosial yang bermakna.
Keterangan Foto: Ibu Foo Mee Har, CEO Wealth Management Institute (WMI), memberikan sambutan pada Owner’s Symposium dalam Global-Asia Family Office Summit 2025 yang diselenggarakan oleh WMI.
Hashtag: #WMI
The issuer is solely responsible for the content of this announcement.
