JAKARTA – Ritual menikahi buaya ini dilakukan wali kota dari kota kecil di selatan Meksiko. Itu dipercaya akan membawa keberuntungan bagi rakyatnya.
Dikutip Penjurupos dari detikTravel, Rabu (5/7/2023), Wali kota di Meksiko menjalankan pernikahan tak biasa. Ia menikah dengan seekor caiman, yang masih satu keluarga dengan buaya, demi menjalankan ritual khusus.
Adalah Victor Hugo Sosa, wali kota San Pedro Huamelula, sebuah kota yang dihuni oleh penduduk asli suku Chontal di tanah genting Tehuantepec, Meksiko.
Ia memilih seekor reptil betina bernama Alicia Adriana sebagai tunangannya untuk menjalankan kembali ritual leluhur.
Reptil tersebut adalah caiman, yakni hewan penghuni rawa mirip buaya yang merupakan hewan endemik Meksiko dan Amerika Tengah.
Sosa bersumpah untuk menjadi apa yang dalam legenda setempat disebut sebagai ‘gadis putri’.
“Saya menerima tanggung jawab karena kami saling mencintai. Itulah yang terpenting. Anda tidak dapat memiliki pernikahan tanpa cinta. Saya mengalah untuk menikah dengan gadis putri,” kata Sosa dalam ritual tersebut.
Pernikahan antara pria dan wanita caiman telah terjadi di kota ini selama 230 tahun. Hal tersebut untuk memperingati hari di mana dua kelompok masyarakat adat berdamai melalui pernikahan.
Menurut tradisi, perselisihan dapat diatasi ketika seorang raja Chontal, yang saat ini diwakili oleh walikota, menikahi seorang putri dari kelompok Pribumi Huave, yang diwakili oleh buaya betina.
Suku Huave tinggal di sepanjang pesisir negara bagian Oaxaca, tidak jauh dari kota pedalaman ini.
Pernikahan ini membuat seseorang dapat mendapatkan kedamaian serta keharmonisan dengan alam.
“Terhubung dengan apa yang menjadi lambang Ibu Pertiwi, meminta hujan kepada yang maha kuasa, perkecambahan benih, semua hal yang merupakan kedamaian dan keharmonisan bagi warga Chontal,” kata Jaime Zarate, penulis sejarah San Pedro Huamelula.
Sebelum upacara pernikahan, reptil ini dibawa dari rumah ke rumah sehingga para penghuni dapat memeluknya dan menari. Menariknya, buaya itu juga dirias sedemikian rupa. Ia mengenakan rok hijau, tunik bersulam tangan warna-warni dan hiasan kepala dari pita dan payet.
Namun agar tidak membahayakan, moncong reptil ini diikat tertutup untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Kemudian, reptil ini mengenakan kostum pengantin putih dan dibawa ke balai kota untuk acara pemberkatan.
Sebagai bagian dari ritual, Joel Vasquez, seorang nelayan setempat, melemparkan jalanya dan menyampaikan harapan kepada penduduk kota agar pernikahan tersebut dapat membawa hasil tangkapan ikan yang baik, sehingga tercipta kemakmuran, keseimbangan, dan ketenangan hidup bagi warga.
Setelah pernikahan, sang walikota berdansa dengan pengantinnya diiringi musik tradisional.
“Kami bahagia karena kami merayakan penyatuan dua budaya. Orang-orang merasa puas,” kata Sosa kepada AFP.
Saat tarian berakhir, sang raja memberikan ciuman di moncong ‘gadis putri’.***
Editor: Redaksi