PADANG – Sejarah dan budaya punya hubungan yang sangat erat dan tak dapat terpisahkan. Bertepatan dengan Hari Pahlawan, Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Sumatera Barat (BPNB Sumbar) menggelar Seminar Pelestarian Nilai Budaya pada 10 – 12 November 2020 di Hotel Grand Inna Muara, Jalan Gereja No 34, Padang.
Seminar Pelestarian Nilai Budaya tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala BPNB Sumbar Drs. Suarman pada Selasa 10 November 2020 pukul 19.00 WIB dihadapan 150 orang peserta. Acara pembukaan tersebut turut dihadiri oleh utusan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Barat, serta Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Barat, juga oleh para budayawan dan seniman di Sumatera Barat.
Para Mahasiswa dan pelajar yang menjadi peserta seminar merupakan nominasi Lomba Kesejarahan dari Rumah yang pemenangnya akan diumumkan dalam rangkaian acara seminar tersebut.
“Meski covid tengah melanda dunia, tapi aktivitas kebudayaan tidak harus terhenti. Lomba Kesejarahan dari Rumah dan seminar ini adalah tanggapan kita terhadap modernisasi yang dirantai dengan perkembangan teknologi, sesuai konsensus Konggres Kebudayaan Indonesia Tahun 2018 yang salah satunya pemanfaatan teknologi. Lomba kita adakan secara virtual.” kata Suarman.
Suarman juga mengatakan, lomba yang diadakan BPNB Sumbar tersebut baru pada tahap pemotivasian, peminatan, dan pemahaman pemajuan kebudayaan. Tapi lebih konkritnya adalah pengayaan pengetahuan.
Suarman mengharapkan kepada para peserta agar dapat memanfaatkan kesempatan seminar tersebut, karena para narasumbernya adalah para pakar dan ilmuwan. Agar dapat merubah mindset kita selama ini, bahwa kebudayaan dan tradisi itu bukanlah kekunaan, tapi adalah potensi.
Kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang kita punya kontribusi yang sangat luar biasa. Kita harus berterimakasih kepada mereka, karena merekalah intelektual-intelektual kita yang memberi identitas dan jati diri kita secara turun temurun.
“Tidak salah UNESCO mengatakan Indonesia itu adalah negara adibudaya dunia. Indonesia negara yang sangat luas, lebih dari tujuh belas ribu pulau dan seribu seratus etnis, dengan tujuh ratusan bahasa. Kita harus cermati dan analisis apresiasi UNESCO tersebut yang menyimpan pesan, sesungguhnya masyarakat Indonesia itu jika ingin maju haruslah memanfaatkan kebudayaan, sebab kebudayaan itulah investasi masa depan kita yang sesungguhnya.” tambahnya.
Jangan dipandang lagi kebudayaan sebagai kekunaan, tapi jadikan kebudayaan itu pondasi menatap masa depan untuk maju bersama. Kebudayaan itu sebagai pembentuk karakter yang bermartabat, untuk mewujudkan masyarakat madani, penggerak ekonomi, demi mensejahterakan masyarakat.
“Terbukti dengan banyaknya putra putri Indonesia jadi terkenal di dunia lewat kebudayaan. Budaya itu juga sumber mata pencaharian,” kata Suarman.
Selain itu, Suarman juga menyampaikan pada kata sambutannya, bahwa kebudayaan itu adalah magnet pariwisata. Pariwisata tanpa kebudayaan akan jadi sulit. Suatu daerah yang tidak peduli pada kebudayaan akan alami kemunduran, daerah yang peduli pada kebudayaan akan alami kemajuan.
“Problematika kebudayaan kita saat ini karena kurangnya dilakukan ekspresi kebudayaan itu dengan sungguh-sungguh. Mari kita menanamkan kebudayaan melalui nilai-nilai kesejarahan, agar kita dapat mengapresiasi kebudayaan kita sendiri. Jika tidak kita lestarikan, akan mengalami kepunahan.” katanya.
Semoga melalui Lomba Kesejarahan dari Rumah dan Seminar Pelestarian Nilai Budaya ini dapat menumbuhkan peminatan kita pada kebudayaan dan kesejarahan.
“Seminar ini membahas tiga tema; menanamkan nilai ekspresi sejarah dan perkembangannya, ketahanan budaya dalam menghadapi globalisasi, dan pemajuan kebudayaan melalui ekspresi seni. Harapan kami, semoga seminar ini dapat menjadi media untuk mentransfer pengetahuan kepada seluruh peserta. Kegiatan ini tidak terlepas dari pelaksanaan amanah UU nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.” kata Panitia Seminar, Undri SS, MSi.
Acara pembukaan seminar tersebut dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya oleh semua hadirin, diselingi dengan penampilan Siswa SMK 7 Padang membawakan Tari Piriang Golek, dan penampilan Adella Salsabila, Siswa SMAN 2 Bukittinggi menyanyikan lagu Kelok 44. Para peserta mengikuti acara dengan tertib dan serius. Hariadi, MA. memandu doa bersama di penutup acara pembukaan tersebut.
[Oleh Muhammad Fadhli]