BANJARMASIN, – Pengurus PWI Riau bersilaturahmi bersama pengurus PWI Kalimantan Selatan (Kalsel) di Restoran Jukung Julak, Banjarmasin, Kamis (24/8/2023). Dalam silaturahmi itu disepakati, ke depan harus ada perubahan dan perbaikan, terutama di PWI Pusat.
Menurut Ketua PWI Kalsel Zainal Helmi, beberapa hal yang perlu diubah dan diperbaiki antara lain adalah PWI Pusat semestinya harus memberi solusi untuk masalah wartawan di daerah dan jangan lagi “memberatkan” pengurus-pengurus di daerah bila pengurus pusat datang ke daerah.
“Kami pengurus PWI se-Kalimantan pernah berkumpul. Beberapa kawan ada yang menceritakan rasa sedih dan kecewa apabila pengurus pusat datang ke daerah,” kata Zainal Helmi, Ketua PWI Kalsel dua periode tersebut.
Karena itu, ke depan PWI Pusat diharapkan tidak lagi memberatkan kepengurusan PWI di daerah. “Sekaligus juga kita berharap, senior-senior PWI di daerah, yang jelas kapasitas dan dedikasinya untuk PWI, dapat diakomodir di kepengurusan PWI Pusat,” harap Zainal Helmi.
Saat silaturahmi itu, Ketua PWI Kalsel Zainal Helmi didampingi Sekretaris Toto Fachruddin, Wakil Ketua Kesra Bambang Santoso, Kepala Kesekretariatan Farid Wajidi, David Abadi dan Sekretaris SIWO Didin Aryadi. Sedangkan dari PWI Riau hadir Ketua H Zulmansyah Sekedang didampingi Ketua DKP H Helmi Burman, Ketua Bidang Organisasi Raja Isyam Azwar dan Bendahara Oberlin Marbun.
Ketua PWI Riau H Zulmansyah Sekedang yang sudah mendeklarasikan diri maju sebagai Calon Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028 menyatakan semua informasi, aspirasi, masukan dari PWI Kalsel akan menjadi PR baginya untuk diubah dan diperbaiki di masa mendatang.
“Saya sangat terbuka dengan saran masukan untuk perubahan dan perbaikan PWI ke depan. Program yang saya gagas, bersama-sama mewujudkan PWI HEBAT, juga banyak berisikan perubahan dan perbaikan di dalamnya,” kata Zulmansyah.
Ketua PWI Riau dua periode itu juga menjelaskan, PWI HEBAT bukan hanya sebuah kata berarti perubahan untuk lebih bagus atau lebih baik, tetapi juga merupakan akronim dari visi, misi dan program yang akan diwujudkan bersama-sama di PWI dari pusat sampai ke daerah.
Kata HEBAT, lanjut Zulmansyah, juga merupakan akronim. Huruf H sama dengan “Harmonis”. E berarti “Ekonomi wartawan harus ditolong”. B artinya “Bargaining power PWI bermanfaat untuk semua”. A sama dengan “Amanah” serta T bermakna “Tempat silaturahmi, edukasi, proteksi profesi dan happy-heppy wartawan.”
“Organisasi PWI kita ini, kata persatuan didahulukan. Persatuan tanpa hubungan yang harmonis di internal dan eksternal, akan menjadi penghalang mewujudkan program-program mengangkat marwah organisasi PWI. Ke depan, kita semua harus kompak bersatu dan harmonis, untuk mewujudkan semua program,” ungkap mantan Pemimpin Redaksi Riau Pos ini.
Berikutnya, ekonomi wartawan harus ditolong. Kata Zulmansyah, PWI harus hadir menolong ekonomi wartawan. Terutama wartawan di daerah yang banyak sekali mengalami kesulitan ekonomi di saat Pandemi Covid-19 maupun saat ini sesudah terjadinya pandemi.
“Saya menggagas program fellowship jurnalisme. Dimana seluruh anggota PWI yang sudah dinyatakan kompeten mendapatkan insentif dari negara. Sebagaimana dahulu sudah pernah diwujudkan pemerintah melalui program Fellowship Jurnalisme Perubahan Perilaku (FJPP). Saya yakin, dengan program fellowship jurnalisme ini, ekonomi wartawan, terutama yang di daerah, dapat ditolong,” ajak Zulmansyah, yang pernah diamanahkan menjadi Ketua Forum Pemimpin Redaksi Jawa Pos Group.
Berikutnya, lanjut Zulmansyah, bargaining power PWI bermanfaat untuk semua. Antara lain akan diwujudkan dengan bekerjasama dengan kementerian dan badan usaha, yang tujuannya untuk meningkatkan kompetensi wartawan anggota PWI. “Dengan bargaining power PWI, kita juga akan memperjuangkan wartawan-wartawan senior PWI di posisi strategis dalam rangka ikut mengabdi kepada bangsa dan negara. Misalnya diusulkan menjadi menteri, duta besar, direksi BUMN dan sebagainya,” kata Zulmansyah.
Sedangkan amanah, merupakan hal yang harus menjadi teladan bagi seluruh pengurus PWI se-Indonesia, terutama di pengurus PWI Pusat. Paling utama adalah amanah dalam menegakkan seluruh aturan konstitusi PWI seperti taat dan patuh kepada PD, PRT, KEJ PWI dan KPW PWI.
Terakhir PWI sebagai tempat silaturahmi, edukasi, proteksi profesi dan happy-happy, sungguh-sungguh harus diwujudkan. Seperti program SJI (Sekolah Jurnalistik Indonesia) dihidupkan kembali, Safari Jurnalistik PWI dan diklat-diklat diperbanyak, LBH PWI diaktifkan untuk melindungi anggota, serta memperbanyak kunjungan keluar negeri untuk edukasi jurnalistik sekaligus happy-happy bagi anggota dan pengurus PWI se-Indonesia.
“Program PWI HEBAT ini semua sudah kami kerjakan di PWI Riau. Sekali lagi, ini rencana kerja yang semua sudah nyata kami kerjakan dan terlaksana di PWI Riau. Jadi bukan hanya kata-kata dan janji. Mudah-mudahan kelak sukses juga visi, misi, program PWI HEBAT ini diterapkan di PWI Pusat,” kata Zulmansyah.
Silaturahmi PWI Riau-PWI Kalsel berlangsung sesudah Ashar sampai sesudah Isya, dalam suasana kekeluargaan dan penuh canda, sambil menikmati masakan khas Banjar, seperti Soto Banjar, Mandai, Ikan Lais, Ikan Pupuyu, Itik Bakar dan menikmati minuman sirup mawar dan kelapa muda. Silaturahmi diakhiri dengan penyerahan cenderamata kaos biru “Bersama-sama Mewujudkan PWI HEBAT” dari Ketua PWI Riau kepada Ketua PWI Kalsel dan pengurus lainnya.rls