MAKKAH – Daftar jemaah haji Indonesia yang meninggal di Arab Saudi bertambah menjadi 37 orang, sampai hari Sabtu (10/6) pukul 13.00 WAR (waktu Arab Saudi). Dari daftar tersebut berasal dari jemaah haji khusus yang berasal dari travel PT. Namira Amalia Utama. Jemaah tersebut meninggal pada Jumat (9/6/2023) pukul 09.00 WAR.
Sayangnya, data sistem informasi dan komputerisasi haji terpadu (Siskohat) tidak merilis nama jemaah yang meninggal tersebut. Berbeda dengan jemaah haji reguler yang disebutkan nama dan kloter serta embarkasi jemaah. Termasuk 6 jemaah haji reguler yang juga wafat pada hari jumat (9/6). Mereka adalah adalah Sarbini Sastro Tardji kloter 14 embarkasi SUB (Surabaya), Sukano Dureni Mokhip (SOC 17), Tri Rahayu (SUB 37), Muzerah Asnawi Muala (KNO 8), Razali Ibrahim (BTJ 8) dan Zainuddin Barang Cacang (JKG 2).
Keenam jemaah tersebut meninggal di Makkah. Sedangkan satu jemaah haji khusus meninggal di Madinah. Tambahan 6 orang yang wafat tersebut, membuat daftar jemaah haji yang meninggal di Makkah menjadi 12 orang sejak pergerakan dari Madinah pada 2 Juni 2023 lalu sampai kedatangan gelombang kedua yang langsung mendarat di Jeddah
Selain peningkatan jumlah jemaah yang wafat, dafar pasien rawat inap di Daerah Kerja (Daker) Makkah juga mengalami peningkatkan cukup siginifikan. Jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang dirawat di Madina. Data Siskohat menyebutkan, saat ini sudah ada 115 jemaah di Makkah yang menjalani rawat inap. Sedangkan Madinah 89 orang dari 204 pasien rawat inap.
Pasien di Makkah sebagian besar dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) sebanyak 93 orang atau sekitar 45.5%, dari total keseluruhan pasien rawat inap. Sisanya tersebar di KKHI Madinah, 49 orang, RS Madinah (40 orang), dan RS Makkah (22). Kasie Kesehatan PPIH Daker Makkah dr. Andi Ardjuna Sakti, SH, MPH mengatakan ada beberapa faktor yang membuat jumlah pasien rawat meningkat.
“Ada beberapa faktor selain aktifitas fisik yang berdampak pada kelelahan juga faktor komorbid yang telah diderita sebelumnya,” kata dokter Ardjuna. Kelelahan bisa jadi karena jemaah yang datang ke Makkah langsung menjalankan ibadah umrah wajib, yang menambah beban fisik jemaah.
Seperti jemaah dari Madinah. Menempuh perjalanan empat sampai lima jam menggunakan bus, jemaah mendapatkan waktu istirahat sekitar 3-4 jam sebelum melanjutkan dengan umrah wajib dengan kegiatan thawaf, sai dan tahalul yang bisa menguras fisik jemaah, terutama lansia dan berkebutuhan khusus. Demikian juga dengan jemaah yang mendarat di Bandara King Abdulaziz, Jeddah
Menjalani pernerbangan 9 jam dari embarkasi, belum lagi jika ditambah delay, juga sudah membuat energi jemaah mejadi terkuras. Mereka kemudian melakukan perjalanan dari Jeddah ke Makkah, istirahat di hotel dua atau tiga jam, dilanjutkan umrah. Aktivitas ini yang bisa jadi membuat jemaah menjadi kelelahan. Karena itu, dokter Ardjuna mengatakan penting untuk jemaah menjaga kondisi fisik mereka.
“Prinsipnya adalah bagaimana mengendalikan aktifitas jemaah tidak secara berlebihan khususnya lansia,” tambah Ardjuna.
Dia juga menyarankan agar jemaah yang memiliki riwayat komorbid agar minum obat secara terturan untuk menjaga kondisi mereka agar tidak drop saat berada di Arab Saudi, baik Makkah atau Madinah.
“Satu lagi, mematuhi arahan dari para petugas agar senantiasa menjaga kesehatan,” pungkas Ardjuna.
Sumber: Okezone