BERITA

Santri Bisa Kuliah dari Pesantren, Menko PMK Dorong Akses Pendidikan Tinggi Digital

21
×

Santri Bisa Kuliah dari Pesantren, Menko PMK Dorong Akses Pendidikan Tinggi Digital

Sebarkan artikel ini

KEMENKO PMK — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan pentingnya digitalisasi dan perluasan akses pendidikan tinggi di pondok pesantren sebagai bagian dari strategi pembangunan SDM unggul.

Hal ini disampaikan saat meresmikan Sentra Layanan Universitas Terbuka (SALUT) berbasis pesantren, di Pondok Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al-Falah Ploso, Kabupaten Kediri, pada Minggu (13/7/2025).

Pratikno menceritakan, sejak menjabat sebagai Menko PMK, ia melihat pentingnya mengembangkan digitalisasi dalam dunia pendidikan. Menurutnya, Universitas Terbuka (UT) memiliki peran strategis untuk menjangkau komunitas yang selama ini memiliki keterbatasan akses melalui pembelajaran digital, termasuk akses untuk para santri di lingkungan pesantren.

“Kami melihat digital menjadi sesuatu yang penting. Dan UT bisa berperan lebih baik, lebih optimal menjalankan pembelajaran digital. Oleh karena itu, rektor UT kala itu terpaksa kami ‘culik’ untuk menjadi deputi di Kemenko PMK,” ujarnya.

Prof. Ojat Darojat, mantan Rektor Universitas Terbuka, kini menjadi Deputi di Kemenko PMK yang membidangi peningkatan kualitas pendidikan. Ia ditunjuk langsung oleh Menko PMK untuk memastikan akses pendidikan tinggi bisa menjangkau lebih luas, terutama bagi komunitas yang selama ini menghadapi keterbatasan akses, seperti para santri

Kemenko PMK bersama dengan kementerian dan lembaga terkait saat ini sedang berupaya keras memastikan perguruan tinggi hadir memberikan layanan pendidikan tinggi yang lebih dekat dengan masyarakat, termasuk para santri.

Baca Juga  Pemerintah Revisi Inpres GN-AKSA, Menko PMK: Celah Kebijakan Harus Ditutup, Korban Perlu Perlindungan Nyata

“Bagaimana perguruan tinggi hadir memberikan pelayanan pendidikan yang lebih dekat kepada seluruh anak bangsa yang mengalami keterbatasan untuk keluar meninggalkan pesantren. Makanya dibuat lebih mendekat dengan adanya SALUT. Dengan catatan mohon betul dijaga kualitasnya,” tegasnya.

Menko PMK berharap keberadaan SALUT menjadi solusi konkret, agar para santri dan pengasuh pondok dapat mengakses pendidikan tinggi dengan lebih mudah.

“Manfaatkan ini dengan sebaik-baiknya.  Para pengasuh kami dorong untuk turut mengawal, agar SDM unggul bisa terus ditingkatkan, sehat secara fisik, moral, mental, dan juga semakin terdidik, semakin kompeten. Antara lain melalui UT dan dipermudah melalui SALUT yang kita buka pada siang hari ini,” ujar Menko PMK.

Baca Juga  Dorong Pesantren Lahirkan SDM Unggul, Menko PMK Soroti Penguasaan Bahasa dan Transformasi Digital

Selain meresmikan SALUT di Pondok Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al-Falah Ploso, juga dilakukan peresmian SALUT di enam titik layanan baru, yakni SALUT Anak Bangsa di Kabupaten Nganjuk, SALUT Bina Insan Cendikia di Kabupaten Tulungagung, SALUT Nurul Haromain Pujon di Kabupaten Malang, serta tiga SALUT di Kabupaten Kediri: Lumanjada Darussalam, Lumanjada HQ, dan Lumanjada Assakur.

Pada kesempatan tersebut, Menko PMK juga menyaksikan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara UT Malang dan masing-masing pesantren sebagai penyelenggara SALUT. Selain itu, Ia juga menyaksikan penyerahan bantuan pendidikan bagi mahasiswa tahfiz 30 juz dari UT Malang. (*)

Sumber :Kemenko PMK