DUMAI – Aktivitas penanaman kabel optik Telkom di sepanjang Jalan Diponegoro/Sukajadi menuai kritik tajam dari warga. Pekerjaan galian yang dilakukan tanpa papan peringatan dan pembatas dianggap membahayakan pengguna jalan, terutama di kawasan dengan arus lalu lintas padat.
Pantauan di lapangan, gundukan tanah hasil galian dibiarkan menumpuk tanpa penanda yang memadai. Kondisi ini memicu kekhawatiran, khususnya pada malam hari.
“Kalau tidak hati-hati, orang atau kendaraan bisa saja terperosok ke lubang galian, apalagi tanpa rambu peringatan. Ini sangat berbahaya,” keluh seorang pengguna jalan, Rabu (14/8).
Keluhan juga datang dari pelaku usaha di sekitar lokasi. Tumpukan tanah galian menghalangi akses masuk toko, membuat pelanggan enggan datang.
“Sejak ada galian ini, pelanggan berkurang. Parkir kendaraan pun susah. Kami berharap pekerjaan cepat selesai dan jalan diperbaiki seperti semula,” ujar seorang pemilik toko kelontong.
Pegiat sosial Zainal Arifin menilai masalah ini mencerminkan lemahnya pengawasan. Ia mengingatkan agar bekas galian dipulihkan sesuai kondisi awal.
“Kita pantau saja, kalau nanti seperti di Jalan Sultan Syarif Kasim, taman median dan rumputnya rusak tidak diperbaiki, kita akan buat laporan langsung ke Wali Kota atau bawa ke Rapat Dengar Pendapat DPRD,” tegasnya.
Ia menambahkan, dana pembangunan berasal dari uang masyarakat sehingga warga berhak mengkritisi. Jika perbaikan tidak maksimal, pihaknya akan menempuh langkah resmi sebagai bentuk kontrol sosial.
Hingga Kamis siang, para pekerja masih terlihat melakukan galian berukuran sekitar lebar 0,5 meter, panjang 1 meter, dan kedalaman 1 meter. Tanah galian bercampur lumpur menumpuk di sisi jalan.
Seorang pekerja mengaku berasal dari Pulau Jawa dan menyebut proyek ini dikerjakan secara borongan untuk pemborong asal Dumai.
“Dari Jawa, Mas. Kabel optik Telkom ini borongan, pemborongnya orang Dumai juga,” ujarnya singkat.***