YOGYAKARTA – Kemajuan teknologi telekomunikasi pada saat ini ikut memacu kreativitas dan produktivitas dunia musik di Tanahair.
Agar memiliki karakter yang berbeda dengan yang lainnya, Prima Founder Records merilis Heniikun Bay, grup band yang mengusung lagu-lagu dengan lirik berbahasa Jawa karya dari Kuncoro, salah seorang personal grup band tersebut.
Pada awal kehadirannya di belantika musik Indonesia, Heniikun Bay merilis tiga lagu bertajuk Cukup Uwis, Abadi di Hati, dan RWN Rung Wani Nembung, sebagai trilogy pertama mereka dari album Hexalogy Yakin Wae. Mereka tengah mengenalkan lagu-lagu mereka tersebut lewat Roadshow and Showcase enam hari (7, 9, 10, 11, 12, dan 15 November 2020) pada 30 stasiun radio di beberapa kota di Indonesia.
“Prima Founder Records berkantor di Jakarta, head office-nya di Yogyakarta. Kami merilis Heniikun Bay untuk mengangkat nilai-nilai budaya di Indonesia. Ke depannya tidak hanya budaya Jawa, tapi juga budaya dari etnis lainnya.” kata salah seorang Owner dan Founder Prima Founder Records saat diwawancarai melalui akun Whatsapp-nya pada Jumat (13/10/2020).
Heniikun Bay memiliki lima personal, mereka tidak semuanya berasal dari Jawa, tapi ada yang berasal dari Sumatera. Hening (keyboard) dan Kuncoro (vokal dan gitar) dari Kota Bumi – Lampung, Ijal (drum) dari Riau, Ipun (bass) dari Wonogiri, dan Bayu (gitar) dari Sragen.
Seperti dikatakan oleh Jendral Rich, eksplorasi seni tradisi dan budaya yang dilakukan oleh Heniikun Bay sebagai bentuk keikutsertaan mereka dalam pelestarian nilai-nilai budaya asli yang dimiliki oleh Indonesia, agar tidak lapuk dan melekang diterpa kemajuan zaman.
Beberapa musisi lain yang telah melakukan hal serupa juga dapat membuktikan bahwa upaya tersebut tidak hanya mengejar pasar daerah dan nasional tapi juga akan menarik perhatian masyarakat mancanegara.
Jendral Rich ingin eksplorasi seni dan budaya Indonesia yang dilakukan Heniikun Bay ikut membantu pertumbuhan angka kunjungan wisata mancanegara ke Indonesia, sebagai langkah bersama dalam pemulihan perekonomian negara dari akibat yang ditimbulkan oleh pandemi.
“Kita harus selamatkan generasimuda dari manuver budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya ketimuran kita. Eksplorasi seni tradisi dan budaya Indonesia jika kita kemas dengan baik dan menghibur tentu akan diterima oleh masyarakat, karena merupakan potensi besar warisan dari para leluhur kita. Seperti lagu Cukup Uwis yang dirilis Heniikun Bay, baru seminggu diunggah di YouTube sudah mendapatkan lebih dari seratus ribu tayangan.” tutupnya.
[Oleh Muhammad Fadhli]