BERITA

Ponsel Jatuh Saat Selfie, Pejabat India Perintahkan Kuras Bendungan

669
×

Ponsel Jatuh Saat Selfie, Pejabat India Perintahkan Kuras Bendungan

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi (dok. Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio)

NEW DELHI – Seorang pejabat pemerintahan di India memerintahkan pengurasan sebuah bendungan demi mencari telepon genggamnya yang terjatuh saat berfoto selfie. Akibat perilakunya ini, sang pejabat India itu dijatuhi sanksi penonaktifan.

Seperti dilansir BBC, Sabtu (27/5/2023), dibutuhkan waktu hingga tiga hari untuk memompa keluar jutaan liter air dari bendungan bernama Kherkatta yang ada di wilayah Chhattisgarh itu, setelah pejabat lokal bernama Rajesh Vishwas menjatuhkan telepon genggamnya ke dalam bendungan itu saat berfoto selfie.

Ketika ditemukan, telepon genggam seharga 100.000 Rupee, atau setara 18 juta itu, sudah terlalu basah untuk bisa berfungsi kembali.

Vishwas yang menjabat sebagai pemeriksa makanan itu mengklaim telepon genggam itu berisi data sensitif pemerintah dan perlu ditemukan. Namun kemudian dia dituduh menyalahgunakan jabatannya.

Setelah mengerahkan penyelam-penyelam lokal yang gagal menemukan telepon genggam itu, Vishwas membayar sewa pompa diesel untuk dibawa masuk ke dalam kompleks bendungan. Dia mengklaim mendapatkan izin verbal dari pejabat terkait untuk mengalirkan air bendungan ke kanal terdekat.

“Itu sebenarnya akan menguntungkan para petani yang memiliki lebih banyak air,” klaim Vishwas dalam pernyataan via video yang dikutip media lokal India.

Pompa air itu bekerja selama beberapa hari dan menguras air sekitar dua juta liter, yang cukup untuk mengairi lahan pertanian seluas 6 kilometer persegei. Upaya Vishwas itu dihentikan saat seorang pejabat lainnya dari Departemen Sumber Daya Air mendatangi lokasi karena mendapatkan pengaduan.

“Dia dinonaktifkan sampai penyelidikan selesai. Air merupakan sumber daya yang penting dan tidak bisa disia-siakan seperti ini,” tegas seorang pejabat distrik Kanker, Priyanka Shukla, kepada surat kabar The National.

Vishwas membantah tuduhan menyalahgunakan jabatannya, dan mengklaim bahwa air yang dipompa keluar itu berasal dari bagian bendungan yang meluap, serta ‘tidak dalam kondisi yang bisa digunakan’.

Tindakan Vishwas itu menuai kritikan dari politisi-politisi lainnya. “Ketika orang-orang bergantung pada tanker fasilitas air di musim panas yang terik, petugas telah menguras 41 lakh liter air yang seharusnya digunakan untuk irigasi 1.500 hektare tanah,” kritik wakil presiden partai oposisi setempat.

Sumber: detik.com