JAKARTA – Partai Demokrat (PD) menyoroti pernyataan kedua Kepala KSP Moeldoko terkait isu ‘kudeta’ terhadap AHY. Partai Demokrat mengungkap isi undangan Moeldoko kepada sejumlah kader.
“Para kader yang ditemui ini, dibujuk datang dengan janji untuk mendapat alokasi dana tanggap bencana alam di daerah masing-masing. Mereka datang dengan prasangka baik, untuk menghormati undangan, tetapi malah diajak bicara soal KLB dan pencapresan 2024,” ucap Kepala Bakomstra PD Herzaky Mahendra Putra dalam keterangannya, Kamis (4/2/2021).
Lebih lanjut Herzaky mendapatkan informasi bahwa ada dana yang disiapkan untuk menyelenggarakan kongres luar biasa (KLB). Menurutnya, cara tersebut merupakan cara lama untuk mengambil alih kepemimpinan partai secara paksa.
“Dari berbagai sumber yang sudah kami verifikasi, kami juga mendapati fakta dana yang sudah disiapkan untuk para pemilik suara guna menyelenggarakan KLB. Ini mengingatkan kami pada cara-cara lama yang pada masa lalu digunakan untuk mengambil alih kepemimpinan partai secara paksa,” ucapnya.
Herzaky pun menyayangkan sikap Moeldoko yang dinilainya tidak transparan dan akuntabel. Sebab, menurutnya, Moeldoko hanya melakukan penyangkalan masalah.
“Sayangnya, ruang dialog yang terbuka dan dijamin konstitusi ini tidak dimanfaatkan oleh Pak Moeldoko untuk bersikap transparan dan akuntabel. Yang kita dengar adalah penyangkalan, pengecilan masalah, dan nada ancaman di sana-sini,” ujarnya.
Lebih jauh Partai Demokrat menilai pernyataan dan bahasa tubuh Moeldoko sangat kontradiktif. Menurut Herzaky, dalam konferensi pers pada 1 Februari, Moeldoko menjelaskan telah bertemu dengan sejumlah kader Partai Demokrat untuk mendengarkan curhat. Namun, dalam konferensi pers kemarin, Moeldoko mengakui dirinya datang menemui para kader PD.
“Kami mendapatkan banyak sekali pertanyaan tentang bahasa tubuh beliau yang tidak bisa menyembunyikan kegelisahan dan isi pernyataan beliau yang kontradiktif. Apa yang beliau sampaikan juga bertentangan dengan keterangan saksi-saksi kami yang menghadiri pertemuan serta fakta pengakuan yang kami dapatkan,” kata dia.
“Sebagai contoh, dalam penjelasan tanggal 1 Februari, Pak Moeldoko mengakui bertemu dengan sejumlah kader Demokrat di rumahnya untuk mendengarkan curhat. Tetapi, pada jumpa pers tanggal 3 Februari, Pak Moeldoko mengakui pergi ke hotel untuk menemui mereka. Artinya, ada upaya untuk menyisihkan waktu dan energi di antara kesibukan sebagai Kepala Kantor Staf Presiden untuk menemui kader-kader Partai Demokrat, yang berada di luar lingkup tanggung jawabnya,” sambungnya.
Untuk diketahui, Moeldoko kembali menggelar konferensi pers untuk menanggapi isu ‘kudeta’ Partai Demokrat. Moeldoko mengakui memang pernah mengadakan pertemuan di hotel, namun ia mengatakan diajak bertemu oleh sejumlah kader PD.
Moeldoko tak menjelaskan berapa kali melakukan pertemuan dengan kader-kader Partai Demokrat di sebuah hotel. Soal siapa saja kader Partai Demokrat yang menemuinya juga tak dia jelaskan.
“Beberapa kali (pertemuan) di rumah saya. Ya ada di hotel, ada di mana-mana. Nggak terlalu pentinglah itu. Intinya, aku datang diajak ketemu, ya,” kata Moeldoko saat konferensi pers di Jalan Terusan Lembang, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2021).
[detikcom]