PEKANBARU – Kementerian Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kehutanan, berkolaborasi dengan BMKG, BNPB, BPBD Provinsi Riau, serta TNI AU, resmi memulai Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) tahap ketiga di Provinsi Riau.
Langkah ini merupakan strategi lanjutan dalam menghadapi masa perpanjangan Tanggap Darurat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang telah ditetapkan Pemerintah Provinsi Riau.
Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kehutanan, Dwi Januanto Nugroho, menyampaikan bahwa Pemprov Riau sebelumnya menetapkan status tanggap darurat Karhutla sejak 22 Juli hingga 4 Agustus 2025 melalui Keputusan Gubernur Riau Nomor 682 Tahun 2025. Setelah evaluasi, status tersebut diperpanjang selama dua pekan ke depan.
“Menyikapi hal ini, langkah penanggulangan diperkuat, baik melalui operasi pemadaman darat oleh Manggala Agni Kemenhut bersama Satgas Pengendalian Karhutla Provinsi Riau, serta operasi udara meliputi patroli udara, water bombing, dan OMC,” ujarnya, Sabtu (16/8/2025).
Data Karhutla di Riau
Kementerian Kehutanan mencatat sepanjang Juli 2025 terjadi 142 kasus Karhutla dengan perkiraan luas terbakar mencapai 1.768,01 hektare. Hingga 9 Agustus 2025, ada tambahan 93 kejadian dengan luasan sekitar 1.150,60 hektare.
Saat ini pasukan Manggala Agni Kemenhut masih melakukan pemadaman dan pendinginan (mopping up) di Indragiri Hilir dan Rokan Hilir.
Tahapan OMC
OMC tahap pertama dilaksanakan pada 2–12 Mei 2025, kemudian tahap kedua pada 21 Juli–9 Agustus 2025 dengan dukungan pendanaan dari BNPB.
Hasil pantauan menunjukkan, Kabupaten Rokan Hilir mengalami hujan selama 5 hari, sedangkan Kabupaten Rokan Hulu hujan 8 hari.
Menurut Dwi Januanto, OMC menjadi bagian dari inovasi pengendalian permanen Karhutla yang sudah dijalankan sejak 2015.
“Dengan pendekatan ini, kita mampu menurunkan luas karhutla secara signifikan, yakni sebesar 77% pada 2024 dibandingkan baseline 2019,” jelasnya.
Pencegahan di Lahan Gambut
OMC juga berperan membasahi lahan gambut agar tinggi muka air tanah tetap terjaga dan kawasan hidrologis gambut tidak mengering. Dirjen menegaskan, pengendalian Karhutla hanya bisa berhasil lewat kolaborasi lintas sektor, kepemimpinan yang kuat, dan partisipasi aktif masyarakat.
“Kementerian Kehutanan tetap berkomitmen tinggi dalam pengendalian karhutla, baik melalui pemadaman darat maupun penanganan udara, dengan semangat kolaborasi dan sinergitas yang kuat. Dengan segala ikhtiar dan doa kita bersama, semoga bencana karhutla di Riau segera terkendali,” pungkasnya.
[Source : Mediacenter Riau/ms]