BERITA

Modus Penipuan Berkedok Loker Via WA

686
×

Modus Penipuan Berkedok Loker Via WA

Sebarkan artikel ini
Foto: ist

JAKARTA – Dari sejumlah kasus penipuan berkedok lowongan pekerjaan yang terjadi, rata-rata memiliki kesamaan yaitu menawarkan freelance pekerjaan-pekerjaan mudah yang bisa dilakukan hanya lewat ponsel.

Dikutip Penjurupos dari detiknet, Modus penipuan berkedok lowongan pekerjaan (loker) via pesan WhatsApp semakin marak terjadi di tanah air.

Modusnya pun beragam, mulai dari tawaran pekerjaan paruh waktu (freelance) yang cepat dan mudah hingga membawa-bawa nama platform pencari pekerjaan ternama, berikut sederet modusnya.

Like and Subscribe Youtube Berkomisi Selangit

Kejadian ini sempat ramai di Twitter pada bulan Mei 2023 kemarin, akun @Giarsyahsyifa bercerita di media sosial, di mana ia mengaku kena tipu dan kehilangan uangnya hingga Rp 21 juta.

Ia mengatakan, menerima pesan yang mengatasnamakan salah satu perusahaan media partner iklan dan pemasaran yang memiliki cabang di AS, Kanada, dan beberapa negara lainnya. Pekerjaan yang ditawarkan adalah meningkatkan performa video di YouTube dengan memberikan like dan subscribe.

Dirincikannya, ada 20 tugas like dan subscribe setiap harinya dan setiap menyelesaikan tiga tugas akan mendapat bonus Rp 15 ribu yang dibayarkan langsung ke rekening bank. Hal ini diibaratkannya seperti menaikkan traffic akun dengan bot yang berupa user asli.

Setelah mengiyakan, korban pun langsung diundang ke grup Telegram yang berisikan sekitar 300 anggota. Setelah mengerjakan beberapa tugas, korban benar-benar mendapatkan bonus. Hingga akhirnya, lewat tuga yang diberi nama ‘tugas peningkatan’, ia diminta menaikkan transaction rate di website kripto dengan cara deposit.

Deposit tersebut akan diberikan bersamaan dengan reward yang didapat pada akhir nanti. Nominalnya pun boleh memilih, mulai dari Rp 300-500 ribu dengan reward 20%. Korban mengaku telah melakukan deposit mulai dari Rp 2,5-14,7 juta. Karena telah melakukan deposit dengan jumlah yang cukup besar, korban pun dimasukkan ke grup ‘VIP’ di telegram.

Akan tetapi, setelah melakukan deposit Rp 14,7 juta, korban diminta untuk deposit lagi sebesar Rp 30 juta sebagai ‘tugas akhir’ sebelum mengambil hasil deposit dan bonus. Jika tidak ada deposit, maka uang yang telah didepositkan tidak akan bisa diambil. Karena merasa dirugikan, ia pun melaporkan kejadian ini ke kepolisian.

Bawa-bawa Nama Jobstreet

Modus berikutnya sedikit berbeda dengan yang sebelumnya, hanya saja ujung-ujungnya sama, yakni pelaku menawarkan pekerjaan freelance untuk like akun. Kasus ini juga terjadi pada bulan Mei 2023 kemarin.

Bedanya, kali ini pesan berantai berisi tawaran kerja ini mencatut nama situs pencarian kerja Jobstreet. Di pesan tersebut, pengirim tawaran kerja juga tak menyebutkan siapa namanya. Hanya menyebutkan dia merupakan bagian HR dari Jobstreet. Pesan itu datang secara acak dan tiba-tiba.

Pekerjaan yang dijanjikan adalah berupa tugas-tugas ringan di internet yang bisa dilakukan hanya bermodal ponsel. Salah satu contoh pekerjaannya adalah mengklik favorit pada salah satu produk yang diunggah di lapak online e-commerce.

Tugasnya semudah itu, setelah mengklik favorit orang yang ditawari pekerjaan hanya perlu memberikan tangkapan layar lalu uang akan diberikan. Untuk tugas yang diklaim menjadi yang pertama dari pihak yang menawari kerja itu akan digaji senilai Rp 30 ribu.

Di sisi lain, dari historis percakapan di WhatsApp, nampak juga pihak yang memberikan tawaran kerja, sempat beberapa kali melakukan panggilan telepon.

Pesan Spam Dengan Chatbot

Seolah tak kehabisan akal, hingga saat ini penipuan berkedok lowongan pekerjaan lewat pesan WA masih terus terjadi. Bahkan, kini para pelaku melakukan aksi yang lebih gencar dengan mengirimkan pesan berkali-kali hingga spam.

Seperti halnya yang dialami Rangga pada akhir bulan Juni ini. Ia dikirimi sekitar 4 pesan dalam sehari. Pesan tersebut mengatasnamakan perusahaan yang berbeda-beda, namun dengan isi pesan yang sama.

“Perkenalkan saya Masnah rekruter dari PT Tiranyx Digitalis Nusantara, perusahaan kami bergerak di bidang Digital Marketing, saat ini sedang membuka pekerjaan sampingan (FREELANCE),” bunyi salah satu pesan singkat yang diterima Rangga, yang dikirimkannya kepada detikcom.

Pesan tersebut pun akhirnya berujung spam hingga meresahkan Rangga. Karenanya, ia menduga kalau pesan tersebut merupakan pesan bot yang memang diperuntukkan membalas chat bagian awal.

Untungnya, Rangga tak menampik chat tersebut sehingga kejadian ini baru sampai ke tahap meresahkan. Ujung-ujungnya, pun memblokir salah satu nomor telepon meresahkan tersebut.***

Editor:Redaksi