Banner Go Green
BERITA

Menuju Indonesia Ramah Lansia: Kemenko PMK Dorong Keberlanjutan Layanan Lansia Terintegrasi di Denpasar

0
×

Menuju Indonesia Ramah Lansia: Kemenko PMK Dorong Keberlanjutan Layanan Lansia Terintegrasi di Denpasar

Sebarkan artikel ini
IMG 6402

KEMENKO PMK — Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Kependudukan Kemenko PMK, Woro Srihastuti Sulistyaningrum, melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) Program Layanan Lansia Terintegrasi (LLT) di Kota Denpasar, Provinsi Bali, Rabu (16/10/2025).

Kegiatan ini bertujuan untuk meninjau langsung pelaksanaan LLT di lapangan, memastikan efektivitas layanan yang diberikan kepada para lansia, sekaligus memperkuat sinergi lintas sektor dalam peningkatan kesejahteraan lanjut usia.

Program LLT merupakan inisiatif kolaboratif antara pemerintah pusat, daerah, dan mitra pembangunan yang dirancang untuk menghadirkan pelayanan kesehatan dan sosial secara terpadu bagi lansia. Melalui kegiatan monev ini, Kemenko PMK ingin memastikan praktik baik yang telah berjalan di Denpasar dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menghadirkan layanan yang manusiawi, adaptif, dan berkelanjutan bagi para lansia.

Dalam kegiatan tersebut, Deputi Woro Srihastuti Sulistyaningrum yang akrab disapa Deputi Lisa, didampingi oleh Asisten Deputi Kesejahteraan Lanjut Usia dan Disabilitas Ricky Radius Siregar, mengunjungi langsung beberapa lansia di rumahnya. Kunjungan itu dilakukan untuk memastikan para lansia benar-benar mendapatkan layanan yang dibutuhkan, baik dari sisi kesehatan, pendampingan sosial, maupun dukungan psikologis. Deputi Lisa berdialog hangat dengan para lansia serta meninjau kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh tim LLT Karawista Kelurahan Pedungan Denpasar bersama kader dan tenaga kesehatan setempat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia mencapai 33,8 juta jiwa atau sekitar 12 persen dari total penduduk nasional. Angka tersebut menunjukkan bahwa Indonesia telah resmi memasuki masa ageing population sejak tahun 2021, dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun 2045. Kondisi ini menuntut kebijakan dan layanan yang adaptif agar kualitas hidup lansia tetap terjaga.

Baca Juga  Kemenko PMK Teguhkan Komitmen Pembangunan Inklusif Melalui Penguatan Pengarusutamaan Gender

Di Provinsi Bali, jumlah penduduk lansia mencapai 606 ribu jiwa atau 14,01 persen dari total populasi provinsi. Sementara di Kota Denpasar, terdapat sekitar 88,9 ribu jiwa lansia atau 11,7 persen dari total penduduk. Proporsi tersebut menjadikan Denpasar sebagai salah satu wilayah dengan jumlah penduduk lansia cukup tinggi, yang memerlukan perhatian khusus dalam penyediaan layanan sosial dan kesehatan.

Usai kunjungan lapangan, Deputi Lisa menggelar diskusi bersama Pemerintah Kota Denpasar di Kantor Wali Kota Denpasar. Pertemuan tersebut dihadiri oleh berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), di antaranya Bappeda, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas P3AP2KB, Kelurahan Pedungan, Konsultan Nasional, serta para kader LLT. Diskusi membahas berbagai capaian, tantangan, dan strategi keberlanjutan program, termasuk upaya memperkuat peran pemerintah daerah dalam penganggaran dan koordinasi lintas sektor.

Dalam arahannya, Deputi Lisa menegaskan bahwa isu kelanjutusiaan bukan hanya tentang meningkatnya jumlah penduduk lansia, melainkan juga tentang bagaimana negara hadir memastikan kualitas hidup mereka tetap baik.

“Kita harus memastikan bahwa para lansia tidak hanya hidup lebih lama, tetapi juga hidup dengan kualitas yang baik. Program LLT hadir untuk menjembatani kebutuhan kesehatan, sosial, dan psikologis agar mereka tetap aktif, sehat, dan berdaya,” ujar Lisa.

Baca Juga  1000 Pelaku Seni dan Budaya Ikuti Bakti Negeri Bersama Menko PMK di Bandung

Ia menambahkan, keberhasilan program sangat bergantung pada kapasitas dan komitmen para kader serta tenaga pendamping yang memberikan pelayanan langsung kepada para lansia.

“Kunci keberhasilan program ini terletak pada kapasitas dan komitmen tim di lapangan. Para pendamping, kader, dan petugas LLT harus memiliki pemahaman yang kuat tentang manajemen kasus dan pelayanan berbasis komunitas,” tuturnya.

Selain itu, Deputi Lisa juga mendorong pemanfaatan SILANI 2.0 (Sistem Informasi Lansia Indonesia) yang tengah dikembangkan untuk memperkuat integrasi data kesehatan dan sosial ekonomi lansia.

“Digitalisasi layanan menjadi fondasi penting agar kebijakan berbasis data bisa diwujudkan. Dengan SILANI 2.0, kita ingin memastikan setiap lansia terdata, terlayani, dan terlindungi,” tegasnya.

Hasil monev menunjukkan bahwa pelaksanaan LLT di Denpasar telah berjalan dengan baik dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Sepanjang Januari hingga September 2025, tim LLT Denpasar telah melaksanakan 147 kegiatan manajemen kasus, 94 kegiatan lansia aktif, 12 kegiatan care and support, serta 26 kegiatan informasi dan rujukan. Kegiatan tersebut mencakup pendampingan rumah, kunjungan bersama puskesmas, pembahasan kasus, hingga pelatihan kader dan pemberdayaan lansia seperti senam, yoga, serta pelatihan keterampilan.

LLT Karawista Kelurahan Pedungan Denpasar juga menjalin kerja sama dengan Institut Teknologi dan Kesehatan Bali dalam pendataan dan pendampingan lansia di tingkat kelurahan. Kolaborasi ini terbukti efektif dalam memperkuat keterlibatan masyarakat serta memperluas jangkauan layanan bagi lansia yang membutuhkan.

Baca Juga  Kemenko PMK Terima Audiensi Yayasan Skala Indonesia Bahas Ekspedisi Sesar Baribis

Meski hasilnya menggembirakan, sejumlah tantangan masih dihadapi di lapangan, seperti keterbatasan tenaga pendamping, waktu, dan logistik. Beberapa kasus menunjukkan perlunya peningkatan kompetensi pendamping, terutama dalam asesmen kebutuhan dan manajemen rujukan. Pemerintah daerah pun menyatakan komitmennya untuk memperluas replikasi LLT ke tiga kelurahan lainnya, serta memperkuat koordinasi lintas sektor dalam pembiayaan dan pengawasan program.

Ke depan, Kemenko PMK bersama kementerian/lembaga dan pemerintah daerah akan memperkuat advokasi menuju institusionalisasi nasional LLT, termasuk penyusunan pedoman umum dan integrasi sistem informasi. Langkah ini diharapkan dapat memastikan keberlanjutan layanan lansia di seluruh Indonesia secara sistematis dan terukur.

Menutup kegiatan, Deputi Lisa menyampaikan apresiasi kepada seluruh tim LLT Denpasar yang telah menunjukkan komitmen tinggi dalam mendampingi para lansia. Ia juga menegaskan bahwa meskipun dukungan pendanaan dari Asian Development Bank (ADB) telah berakhir, Pemerintah Kota Denpasar tetap berkomitmen melanjutkan program ini melalui dukungan APBD dan sinergi lintas sektor.

“Apa yang dilakukan Denpasar menjadi inspirasi bahwa pelayanan lansia bukan sekadar tanggung jawab pemerintah, tapi juga bentuk gotong royong sosial. Dengan kerja bersama, kita bisa mewujudkan Indonesia yang ramah lansia sehat, aktif, dan sejahtera,” pungkasnya.

Sumber :Kemenko PMK