Banner Go Green
BERITA

Menko PMK Ajak Seluruh Masyarakat Indonesia Menanam Pohon untuk Mitigasi Bencana Hidrometeorologi

0
×

Menko PMK Ajak Seluruh Masyarakat Indonesia Menanam Pohon untuk Mitigasi Bencana Hidrometeorologi

Sebarkan artikel ini

Menko PMK: Infrastruktur Hijau Jadi Kunci Hadapi Risiko Bencana

KEMENKO PMK — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan bahwa Indonesia sedang menghadapi peningkatan bencana hidrometeorologi dalam beberapa waktu terakhir.

Ia menerangkan, sejumlah kejadian banjir dan longsor di Malang, Cilacap, Banjarnegara, Majenang, Wonosobo, hingga Papua menunjukkan bahwa perubahan iklim dan degradasi lingkungan telah menjadi ancaman serius bagi keselamatan masyarakat.

Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri kegiatan Penanaman Vegetasi untuk Mitigasi di Provinsi Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, yang dipusatkan di Eiger Adventure Land, Megamendung, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/11/2025). Kegiatan ini juga menjadi momentum peringatan Hari Pohon Sedunia.

“Kita semua sudah merasakan betapa beratnya menghadapi bencana. Beberapa waktu lalu banjir besar di Bekasi, dan saya bersama Kepala BNPB baru saja dari Banjarnegara melihat langsung beratnya kondisi masyarakat,” ujar Menko PMK.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa di sejumlah daerah terjadi deforestasi cukup besar. Selain itu, banyak masyarakat menanam tanaman yang tidak berakar kuat sehingga memicu longsor, sedimentasi waduk, dan kerusakan sungai. Termasuk kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung yang ditinggali lebih dari 3,5 juta jiwa dan sangat rentan terhadap banjir apabila pengelolaan lingkungan di hulu tidak diperbaiki.

Baca Juga  Menko PMK Tinjau Penanganan Darurat Longsor Banjarnegara, Pemerintah Intensifkan Upaya Evakuasi dan Penyediaan Hunian Sementara

Menurut Menko, upaya mitigasi tidak bisa dilakukan secara sektoral, melainkan harus menjadi kerja bersama dari hulu hingga hilir. Momentum penanaman pohon di Hari Pohon Sedunia harus menjadi pengingat bahwa gerakan ini harus dilakukan secara masif, berkelanjutan, dan berbasis vegetasi yang memiliki nilai ekologis dan ekonomis.

“Ini bukan sekadar kerja menanam. Ini kerja menggerakkan hati dan pikiran masyarakat. Infrastruktur hijau harus kita perkuat. Selain itu tetap dibutuhkan infrastruktur pendukung seperti waduk, kolam retensi, dan penguatan sistem hilir. Oleh karena itu ini kerja bersama, bukan kerja satu lembaga,” tegasnya.

Menko PMK menambahkan bahwa kekuatan ekologis Indonesia sebagai negara khatulistiwa adalah kekayaan hayati dan vegetasi. Keunggulan tersebut harus dijaga dan dimanfaatkan sebagai bagian dari mitigasi bencana sekaligus peningkatan kesejahteraan warga. Karena itu, ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia turut terlibat dalam gerakan besar penanaman pohon.

“Gerakan ini tidak boleh hanya menjadi kegiatan pemerintah atau BNPB. Ini harus menjadi gerakan 287 juta masyarakat Indonesia. Yang bukan hanya untuk mencegah bencana, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi warga,” ujarnya.

Baca Juga  Menko PMK Apresiasi Penggerak Perubahan dalam Malam Apresiasi Berita Satu 2025

Menko PMK juga menekankan pentingnya pendekatan religius sebagai penguat budaya menanam pohon. Ia menceritakan telah menyampaikan kepada Menteri Agama agar para kiai dan tokoh agama dapat memasukkan pesan menanam pohon sebagai amal jariyah dalam doa dan khotbah, sebagai cara efektif untuk menggerakkan masyarakat secara lebih luas.

Menko PMK menyampaikan apresiasi kepada BNPB, Kementerian Keuangan, Pooling Fund Bencana (PFB), World Bank, serta pihak swasta yang mendukung terlaksananya kegiatan penanaman vegetasi. Ia berharap kolaborasi semakin diperluas untuk memperkuat kapasitas mitigasi bencana nasional, mengingat pencegahan jauh lebih penting daripada penanganan.

“Terima kasih kepada BNPB, Kemenkeu, dan Pooling Fund Bencana (PFB). Kita harap ke depan makin banyak dukungan dari APBN maupun pihak swasta sehingga kita punya kekuatan yang lebih besar dalam menghadapi bencana,” ungkapnya.

Kepala BNPB Suharyanto melaporkan bahwa program penanaman vegetasi dilaksanakan serentak di empat provinsi. Provinsi Banten menanam sebanyak 14.500 bibit, Provinsi Jawa Barat 123.720 bibit, Provinsi Jawa Tengah 68.250 bibit, dan Provinsi Jawa Timur 20.000 bibit. 

Baca Juga  Kemenko PMK mendorong Penguatan Mitigasi Bencana Banjir di DAS Cileungsi–Cikeas Berbasis Komunitas

Seluruh bibit yang ditanam merupakan kombinasi pohon keras, pohon buah, mangrove, hingga vetiver, yang disesuaikan dengan kebutuhan ekologis serta potensi ekonomi masyarakat.

Kegiatan ini melibatkan sedikitnya 2.980 personel yang terdiri dari relawan, TNI, Polri, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pemukulan gong sebagai tanda dimulainya penanaman pohon serentak di empat provinsi, serta penanaman pohon secara simbolis oleh Menko PMK yang menanam pohon Ki Riung Anak sebagai bentuk komitmen mitigasi bencana berbasis vegetasi.

Acara tersebut dihadiri secara daring oleh Kepala BNPB Suharyanto. Secara luring dari Eiger Adventure Land, hadir Bupati Bogor Rudi Susmanto, Menteri PPN yang diwakili Deputi Bidang Pembangunan Kewilayahan Bappenas Medrilzam, Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang, Deputi bidang Koordinasi Penanggulangan Bencana dan Konflik Sosial Lilik Kurniawan, Asisten Deputi Pengurangan Risiko Bencana Andre Notohamijoyo dan Asisten Deputi Penanganan Pasca Konflik Sosial Asril dari Kemenko PMK serta perwakilan kementerian/lembaga, relawan, dan jajaran BPBD.

 

Sumber : Kemenko PMK