JAKARTA – Jelang perayaan Idul Adha Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengimbau pemerintah mewaspadai perubahan pola permintaan (demand) barang dan jasa .
Mendagri meminta pemerintah daerah (pemda) memantau harga barang dan jasa di wilayah masing-masing.
“Kita akan menghadapi hari besar, sebentar lagi Idul Adha tanggal 28 atau 29 Juni, 9 atau 10 hari lagi. Ini pasti akan mengubah pola permintaan, demand, sehingga juga akan dapat mengubah keadaan harga barang dan jasa,” ujar Tito dalam keterangan tertulis, Senin (19/6/2023).dikutip dari detik.com.
“Untuk itulah kita perlu untuk mengantisipasi, terutama hari raya Idul Adha ini, agar tetap stabil harga-harga dan juga jasa,” sambungnya.
Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kantor Pusat Kemendagri, Tito menjelaskan pola konsumsi Idul Fitri masih lebih tinggi dibanding Idul Adha jika dilihat dari penyumbang angka inflasi. Berdasarkan pengalaman, penyumbang inflasi pada perayaan Idul Adha tetap pada komoditas harga cabai dan bawang merah.
“Pengalaman tahun-tahun lalu yang dominan penyumbang inflasi pada perayaan Idul Adha tetap pada komoditas cabai dan bawang merah,” jelasnya.
Namun, Tito memandang harga hewan kurban, seperti sapi dan kambing, juga perlu diwaspadai karena selalu ada kenaikan dari tahun ke tahun. “Memang perlu diwaspadai harga sapi dan kambing hidup selalu naik dari tahun 2019 ke tahun 2022, meskipun ini memang bersifat temporer,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Statistik Harga Badan Pusat Statistik (BPS) Windhiarso Ponco Adi Putranto mengungkapkan berdasarkan data BPS terjadi inflasi barang dan jasa secara umum pada momen perayaan Idul Adha tahun 2019, 2021, dan 2022. Sedangkan di tahun 2020 justru terjadi deflasi.
Ia menambahkan cabai rawit dan cabai merah dominan menyumbang andil inflasi perayaan Idul Adha pada 2019, 2021, dan 2022. “Untuk penyumbang inflasi Idul Adha (tahun ini) masih kita lihat,” tambahnya.
Menurut Windhiarso, secara umum harga komoditas cabai merah dan cabai rawit menunjukkan peningkatan di momentum Idul Adha. Baik di level pedesaan, perdagangan besar, maupun konsumen. Ia memprediksi hal ini dipicu oleh faktor musiman atau cuaca dan tingginya permintaan momen besar hari raya Idul Adha.
“April turun tapi kita lihat di bulan Mei, Juni ini pasokannya sudah mulai banyak atau belum sehingga kita lihat apakah cabai rawit dan merah dan daging sapi akan menyumbangkan inflasi di bulan Juni ini,” tutupnya.***
Editor: Redaksi