TRAVEL

Lobster Berbentuk Sangat Langka di Tangkap Nelayan AS

646
×

Lobster Berbentuk Sangat Langka di Tangkap Nelayan AS

Sebarkan artikel ini
Foto: CNN

JAKARTA – Lobster yang Sangat Langka tersebut ditempatkan di pusat ilmu kelautan Universitas New England.

Lobster oranye cerah yang sangat langka dari Amerika Serikat berhasil ditangkap nelayan pada awal bulan ini. Lokasinya di Maine’s Casco Bay, Melansir CNN, Senin (19/6/2023),

Peluang menangkap lobster oranye adalah satu banding 30 juta, menurut Markus Frederich, profesor ilmu kelautan di universitas tersebut. Perkiraannya berdasar penangkapan lobster oranye tahunan.

Lobster itu adalah tangkapan pertama hari itu pada 2 Juni dari awak Deborah & Megan, sebuah kapal penangkap ikan yang dikapteni oleh Gregg Turner, kata Lindsay Forrette, koordinator lab untuk Pusat Sains Kelautan Universitas Arthur P. Girard.

“Saya langsung tahu dan menghubungi UNE. Mereka mengambil lobster terakhir kami ‘Sprinkles’, lobster belacu, satu dari 30 juta lobster yang kami tangkap musim dingin yang lalu,” kata salah satu kru, Mandy Cyr.

Turner telah mencari lobster sejak kecil dan hanya melihat dua lobster oranye dalam hidupnya.

“Setelah lobster bermalam sebentar di Lobster Turner di Scarborough, Maine, Cyr menghubungi Forrette. Dia dikenal di seluruh komunitas nelayan dan sering dihubungi tentang hasil tangkapan yang menarik,” kata Tilburg, direktur pusat ilmu kelautan.

Forrette setuju untuk mengambil krustasea langka itu. Lobster itu diperkirakan berumur 5 sampai 7 tahun.

Pewarnaan lobster berasal dari mutasi genetik yang memengaruhi protein yang dikodekan, kata Frederich. Kekurangan satu atau beberapa protein dapat berpengaruh dalam warna yang berbeda, termasuk biru, kuning hingga oranye.

“Mutasi pada gen ini sangat jarang terjadi. Selain genetika, lingkungan dan pola makan juga tampaknya berperan,” kata Frederich.

“Lobster oranye Amerika dapat ditemukan dari selatan New England hingga Nova Scotia di Kanada,” imbuh Frederich.

Lobster oranye khusus ini memiliki berat 1,03 pon dan panjang 10,8 inci. Bobotnya mungkin sedikit lebih ringan karena kehilangan capit.

Tidak diketahui bagaimana capit itu hilang, kata Frederich, mencatat lobster sering kehilangan capit dalam perkelahian dengan lobster lain, saat diserang predator, atau saat ganti kulit.

Profesor Charles Tilburg, seorang profesor ilmu kelautan yang memimpin Pusat Ilmu Kelautan universitas, mengatakan capit lobster itu pada akhirnya akan tumbuh kembali, meskipun tidak pasti apakah itu akan cocok dengan cangkang oranyenya, demikian dikutip dari detikTravel.***

Editor: Redaksi