Lailani Fitrah Ramadhani Bangkit dari Duka dan Debut di Film “Sekawan Limo 2”

JAKARTA – Perjalanan hidup Lailani Fitrah Ramadhani seolah menjadi kisah tentang kehilangan, keberanian, dan kebangkitan. Setelah kehilangan sang ibunda, Yani Iftitakhul Jannah, pada 2023, perempuan asal Surabaya itu memilih untuk tidak terpuruk. Kini, ia justru berdiri tegak menapaki babak baru: debut sebagai aktris lewat film bioskop “Sekawan Limo 2” yang mulai syuting pada September 2025.

“Di tengah duka, saya memilih untuk tak menyerah. Saya menjadikan kehilangan sebagai bahan bakar untuk menyalakan semangat dan mewujudkan mimpi. Langkah berani yang tidak berhenti di atas panggung kontes kecantikan. Saya merangkul dunia seni peran sebagai wadah untuk mengekspresikan perasaan dan menyampaikan pesan kepada dunia,” ungkap Laila saat ditemui awak media, Jumat (19/9/2025).

Dari Puteri Indonesia ke Dunia Akting
Nama Lailani, atau akrab disapa Laila, lebih dulu dikenal publik setelah mewakili DKI Jakarta 6 di ajang Puteri Indonesia 2025. Pencapaian itu bukan sekadar prestasi, melainkan momentum penting dalam perjalanan hidupnya. Dari panggung kontes kecantikan, Laila kini melangkah ke dunia seni peran.

Bagi Laila, akting bukan sekadar profesi. “Saya percaya, setiap luka bisa melahirkan kekuatan. Saya ingin membuktikan bahwa mimpi besar bisa dicapai, selama kita berani melangkah dan tak pernah menyerah,” katanya penuh haru.

Seni Peran Sebagai Penyembuhan
Laila memandang seni peran sebagai ruang untuk menyembuhkan luka dan menginspirasi banyak orang. Sekawan Limo 2 bukan hanya film perdananya, tetapi juga lembaran baru dalam hidupnya. Ia ingin membuktikan bahwa kehilangan bisa menjadi sumber kekuatan untuk berkarya.

Melalui akun Instagram @lailalanif, Laila rutin membagikan perjalanan kariernya. Bukan hanya glamor panggung, ia juga menampilkan proses, perjuangan, dan sisi manusiawi yang dekat dengan para pengikutnya.

Kebangkitan Seorang Perempuan Muda
Kisah Lailani Fitrah Ramadhani adalah cermin bahwa kehilangan tidak selalu berakhir pada keputusasaan. Justru dari duka mendalam, lahir semangat baru untuk berkarya. Debutnya di film layar lebar menjadi awal yang menjanjikan, sekaligus bukti bahwa mimpi bisa diwujudkan meski dengan hati yang pernah terluka.

Laila berdiri di panggung hiburan hari ini bukan untuk melupakan masa lalunya, tetapi untuk mengenang dan mengubah duka menjadi karya yang indah.

[Muhammad Fadhli]