Kemenko PMK – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan melalui Asisten Deputi Pengurangan Risiko Bencana melaksanakan rapat koordinasi sebagai upaya konsolidasi awal bersama Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, lembaga akademik Perguruan Tinggi terkait, beserta praktisi/komunitas peduli lingkungan, untuk membahas rencana kegiatan dalam meningkatkan kolaborasi program gerakan panen air hujan sebagai antisipasi bencana hidrometeorologi kekeringan di Indonesia.
Komitmen Kemenko PMK dalam mempersiapkan kegiatan mitigasi dan antisipasi berkelanjutan untuk menghadapi dampak bencana kekeringan dan perubahan iklim, dilaksanakan secara hybrid melalui rapat koordinasi untuk membahas “Persiapan Awal Kegiatan Gerakan Panen Air Hujan”, pada hari Kamis, 3 Juli 2025.
Kegiatan rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh, Dekan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Kepala Sekolah Panen Air Hujan Banyu Bening, Perwakilan akademisi/peneliti dari Universitas Mulawarman, Perwakilan Pemerintah Kabupaten Brebes, Perwakilan Pemerintah Kota Ternate, Perwakilan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo, dan Perwakilan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
Asisten Deputi Andre Notohamijoyo menyampaikan, diperlukan adanya konsolidasi awal dengan seluruh pemangku kepentingan terkait yang terlibat, termasuk para penggerak panen air hujan disegala tempat khususnya masing-masing daerah dengan potensi rawan bencana kekeringan. Kemudian, pemerintah dapat berkolaborasi bersama para praktisi lingkungan, komunitas kebencanaan, serta lembaga akademik terkait untuk menjalankan sebuah kegiatan aksi sebagai media informasi faktual kepada publik. (3/7/2025)
“Selain itu, gerakan panen air hujan penting untuk mendapatkan dukungan regulasi, kebijakan, dan alokasi anggaran dari pemerintah baik ditingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota, guna mendukung optimalisasi pemanfaatan dan pendayagunaan potensinya kedepan”, ujar Asisten Deputi Andre.
Pelaksanaan kegiatan gerakan panen air hujan memanfaatkan teknologi Gama Filter Rain, yang merupakan alat untuk menampung air hujan. Gama Rain Filter melakukan penyaringan air hujan melalui instalasi pipa dan filter yang telah disusun sesuai standardisasinya. Gerakan panen air hujan berbasis action plan juga penting untuk diaktualisasikan di Indonesia, khususnya pada daerah dan/atau lokasi yang mengalami krisis air, sehingga dapat memantik keterlibatan multipihak dalam pemanfaatan dan pengelolaan potensi air hujan.
Sebagai pertimbangan kebijakan, terciptanya manajemen pengelolaan air hujan sangat dibutuhkan oleh masing – masing daerah rawan bencana kekeringan, yang selanjutnya diimplementasikan secara terencana dan terukur berbasis pendayagunaan ekosistem kebencanaan untuk membangun ketahanan pangan masyarakat.
Untuk rekomendasi dan tindak lanjut kedepan, Kemenko PMK akan melaksanakan forum konsolidasi multisektor dengan menghadirkan Kementerian/Lembaga terkait, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota terkait, elemen akademisi, serta komunitas dan/atau pegiat lingkungan, untuk menyampaikan progress kegiatan panen air hujan yang telah diaktualisasikan oleh masing – masing komunitas dan/atau pegiat lingkungan, sekaligus media sharing pengalaman dan transfer knowledge lintas komunitas bersama birokrasi pemerintah.
Sumber :Kemenko PMK