BAZNAS dan UPZ Harus Mulai Hadir di Hulu Permasalahan Pokok Umat
KEMENKO PMK – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mendorong inovasi dalam pengelolaan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) di era digital. Dorongan ini disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa, Warsito, mewakili Menko PMK pada pembukaan Rapat Kerja Nasional UPZ BAZNAS dan UPZ Award di Aston Sentul, Bogor, Selasa (9/9/2025).
Warsito menegaskan komitmen Kemenko PMK untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya UPZ di kementerian/lembaga, BUMN, maupun swasta. Ia menyebut BAZNAS sebagai mitra strategis pemerintah yang memiliki fleksibilitas dalam pengalokasian dana zakat, infak, dan sedekah untuk mendukung pembangunan nasional dan Asta Cita Presiden.
“BAZNAS dengan kelembagaannya, termasuk UPZ, merupakan mitra pemerintah yang terkait langsung dengan pembangunan manusia dan kebudayaan melalui tiga pilar utama: kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan,” kata Warsito.
Dalam sesi diskusi, Warsito menekankan pentingnya menjawab tantangan pengelolaan zakat di era digital, antara lain dengan kampanye kreatif berbasis digital, integrasi data muzakki-mustahik by name by address, percepatan program zakat produktif, serta kolaborasi dengan media dan komunitas. Ia juga menekankan perlunya sikap proaktif dari amil zakat untuk membangun kepercayaan masyarakat.
“Amil zakat harus bisa menyapa, menelpon, menyampaikan terima kasih, hingga memberikan laporan. Ini bisa diintegrasikan dalam sistem digital secara otomatis,” jelasnya.
Warsito juga mendorong pembangunan Indeks Standar Pengelolaan Zakat serta pengembangan kebijakan inovatif, seperti aplikasi terpadu transparan dan real-time, program satu desa satu zakat produktif, hingga pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk pemetaan pengelolaan zakat. Selain itu, ia menekankan pentingnya meningkatkan literasi dan komunikasi untuk generasi muda.
“Mungkin pola komunikasi kita sudah baik, tapi belum tentu sesuai dengan anak muda. Kita harus membuka diri terhadap pola komunikasi generasi milenial dan generasi Z,” ujarnya.
Lebih jauh, Warsito mengingatkan agar pengelolaan zakat hadir tidak hanya di hilir, tetapi juga di hulu permasalahan umat. Ia mencontohkan agar zakat tidak hanya hadir ketika terjadi musibah seperti putus sekolah, kelaparan, atau judi online, tetapi juga diarahkan pada pembangunan moral dan mental masyarakat.
Sementara itu, Ketua BAZNAS RI, Prof. KH. Noor Achmad, menegaskan pentingnya kerja sama dan kolaborasi antara UPZ, Kementerian Agama, serta Kemenko PMK. Ia menekankan bahwa zakat harus hadir untuk mencegah kemiskinan ekstrem.
“Jangan sampai ada masyarakat Indonesia yang tidak bisa makan, atau bahkan meninggal karena kekurangan gizi. Itu tidak boleh terjadi,” tegas Noor Achmad.
Raker UPZ BAZNAS Tingkat Nasional dan UPZ Award ini berlangsung pada 9–11 September 2025 dengan dihadiri lebih dari 130 perwakilan UPZ dari kementerian/lembaga, BUMN, dan swasta. Saat ini terdapat 146 UPZ aktif, dengan peningkatan jumlah rata-rata 10 persen setiap tahun.
Menurut laporan BAZNAS, hingga September 2025, dana zakat, infak, dan sedekah yang terkumpul melalui UPZ mencapai Rp237 miliar, atau 51 persen dari target 2025 sebesar Rp462 miliar. Forum ini diharapkan mampu memperkuat sinergi dan kolaborasi untuk mengejar target tersebut pada sisa periode tahun 2025.
Acara ini juga dihadiri Wakil Ketua BAZNAS, pimpinan pusat dan deputi BAZNAS, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama, serta perwakilan UPZ dari berbagai institusi.
Sumber :Kemenko PMK