KEMENKO PMK — Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Bencana dan Konflik Sosial Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Lilik Kurniawan menegaskan pentingnya membangun budaya tangguh bencana yang inklusif dan berkeadilan.
Hal tersebut disampaikannya Dalam momentum Peringatan Hari Kemanusiaan Sedunia (World Humanitarian Day/WHD) 2025 yang digelar di Jakarta pada Jumat (22/8/2025).
Dalam sambutannya, Lilik menyampaikan bahwa WHD bukan hanya untuk mengenang jasa para pekerja kemanusiaan yang gugur saat bertugas, tetapi juga sebagai momentum refleksi dan penguatan solidaritas untuk melindungi kelompok rentan serta membangun ketangguhan masyarakat.
“Indonesia adalah salah satu negara dengan risiko bencana tertinggi di dunia. Tahun 2024 tercatat lebih dari 3.700 kejadian bencana yang berdampak luas, terutama terhadap perempuan, anak, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya,” ujarnya.
Lilik menjelaskan bahwa Kemenko PMK telah meluncurkan program unggulan #KITATANGGUH sebagai gerakan nyata membangun budaya tangguh bencana. Program ini memiliki tiga pilar utama. Pilar pertama adalah budaya tangguh bencana, yang berfokus pada peningkatan kesadaran, pengetahuan, kepedulian, dan pemberdayaan masyarakat terhadap risiko bencana.
Pilar kedua adalah kolaborasi tangguh, yaitu memperkuat kerja sama multipihak dengan melibatkan secara aktif perempuan, anak, dan kelompok rentan lainnya dalam upaya penanggulangan bencana. Sedangkan pilar ketiga adalah dashboard tangguh, yaitu platform digital yang dirancang untuk memantau, mengedukasi, sekaligus memperluas jangkauan program ketangguhan masyarakat.
“Target kita hingga 2029 adalah 100 ribu penerima manfaat langsung dan 4 juta masyarakat teredukasi serta terpantau melalui Dashboard Tangguh. Dengan program #KITATANGGUH menjadi bagian dari pemerintah untuk memperkuat budaya ketangguhan bangsa,” jelasnya.
Lilik juga menekankan pentingnya perlindungan bagi pekerja kemanusiaan sebagai garda terdepan dalam penanggulangan bencana. “Jika kita tidak mampu menjaga keselamatan mereka, maka kita telah kehilangan sisi kemanusiaan kita. Mari kita perkuat komitmen melindungi kelompok rentan, meningkatkan kolaborasi, dan menguatkan budaya gotong royong yang menjadi identitas bangsa,” tegasnya.
Peringatan WHD 2025 mengangkat tema “Melindungi yang Rentan, Membangun yang Tangguh: Refleksi dan Penguatan Penanggulangan Bencana yang Inklusif di Indonesia”dan dihadiri oleh kementerian/lembaga, organisasi masyarakat sipil, sektor swasta, serta mitra internasional.
Mengakhiri sambutannya, Lilik mengajak semua pihak untuk terus #BeraksiUntukKemanusiaan. “Dengan semangat KITATANGGUH, kita bangun bangsa yang lebih peduli, lebih siap, dan lebih tangguh menghadapi segala tantangan kemanusiaan,” pungkasnya.
Sumber :Kemenko PMK