Banner Go Green
BERITA

Kemenko PMK dan BPBD Gresik Perkuat Mitigasi Bencana di Kawasan Industri

×

Kemenko PMK dan BPBD Gresik Perkuat Mitigasi Bencana di Kawasan Industri

Sebarkan artikel ini
IMG 5731

KEMENKO PMK — Kabupaten Gresik merupakan salah satu kawasan industri strategis nasional dengan deretan perusahaan besar yang menopang perekonomian. Namun, dibalik geliat industri yang bergerak wilayah ini, juga menyimpan kerentanan tinggi terhadap bencana.

Menyadari hal itu, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) melakukan kunjungan kerja ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, Jumat (22/8/2025). Kunjungan dipimpin oleh Asisten Deputi Bidang Pengurangan Risiko Bencana Kemenko PMK Andre Notohamijoyo, dan diterima langsung oleh Kepala Pelaksana BPBD Gresik Sukardi. Pertemuan ini menjadi ruang strategis untuk memperkuat koordinasi dan sinergi dalam upaya pengurangan risiko bencana, khususnya di kawasan industri.

Asdep Andre menegaskan bahwa tata kelola pengurangan risiko bencana merupakan prioritas nasional. Menurutnya, 95 persen bencana di Indonesia bersifat hidrometeorologi, seperti banjir, kekeringan, dan tanah longsor. Berbeda dengan bencana geologi, jenis ini bisa diantisipasi melalui mitigasi yang tepat. la juga menyoroti pentingnya menjaga kawasan strategis dari dampak pembangunan yang berpotensi merusak lingkungan dan memperparah bencana.

Baca Juga  Kemenko PMK Dorong Penyelarasan RAN PAUD HI dengan Dokumen Strategis Pembangunan

“Hal ini memerlukan langkah-langkah proaktif dari seluruh pemangku kepentingan, terutama dalam meminimalisir dampak kerugian ekonomi yang dapat mencapai puluhan triliun rupiah dan mengganggu operasional industri serta aktivitas masyarakat,” ujar Andre.

Kepala Pelaksana BPBD Gresik, Sukardi, menambahkan bahwa wilayahnya rutin menghadapi ancaman banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo, Kali Lamong, dan Brantas. Pemerintah daerah telah berupaya melakukan normalisasi sungai serta membangun waduk retensi sebagai mitigasi struktural. Namun, ancaman baru juga muncul dari sesar aktif seperti Sesar Surabaya, Sesar Waru, dan Sesar Rembang-Madura-Kangean-Sakala (RMKS) yang masih memerlukan kajian lebih lanjut.

Baca Juga  Menko PMK: Orkestra Besar Indonesia-ASEAN untuk Pembangunan Manusia

“Pemerintah Kabupaten Gresik sudah melakukan upaya normalisasi sungai dan membangun waduk retensi sebagai bagian dari upaya mitigasi struktural,” ujar Sukardi.

Sukardi menyampaikan sinergi lintas sektor  untuk mitigasi bencana di kawasan industri ini sangat penting. BPBD Gresik selama ini telah menggandeng instansi pemerintah dan sektor swasta, termasuk Petrokimia, Semen Indonesia, KEK JIIPE, hingga Pertamina. Dukungan mereka diarahkan pada penguatan sistem kesiapsiagaan, penyediaan data kebencanaan, perencanaan aksi, dan edukasi masyarakat.

Baca Juga  Kasus Mutilasi Mojokerto: Alvi Maulana Bunuh dan Potong Kekasihnya, Polisi Ungkap Motif

Asdep Andre mengapresiasi langkah komprehensif yang dilakukan BPBD Gresik. Ia menekankan pentingnya tidak hanya fokus pada respons darurat, tetapi juga membangun perencanaan mitigasi jangka panjang berbasis data dan riset. Dengan penguatan sinergi ini, Gresik diharapkan menjadi contoh daerah industri yang tak hanya produktif, tetapi juga tangguh menghadapi bencana.

“Pertemuan ini diharapkan menjadi pondasi bagi kolaborasi yang berkelanjutan antara Kemenko PMK, BPBD Gresik, dan seluruh entitas terkait untuk mewujudkan masyarakat dan kawasan industri yang tangguh bencana,” ungkapnya.

Sumber :Kemenko PMK