JAKARTA – Kurangnya efektivitas dalam pengolahan dan perilaku konsumsi masyarakat Indonesia menyebabkan tingginya jumlah bahan makanan mentah yang gagal diolah menjadi makanan dan akhirnya dibuang yang biasa disebut sebagai susut pangan atau Food Loss. Indonesia berada di posisi kedua sebagai negara penghasil sampah makanan terbanyak di dunia setelah Arab Saudi.
Berdasarkan laporan dan kajian mengenai Food Loss and Waste (FLW) yang dilakukan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dengan sejumlah lembaga lain, menyebutkan ada sekitar 23-48 juta ton tiap tahunnya makanan yang terbuang selama sekitar 20 tahun terakhir. Adapun jenis pangan yang prosesnya paling tidak efisien, karena banyak terbuang dalam rantai pangan adalah sayur dan buah. Menurut data Kementerian Pertanian Indonesia diperkirakan kehilangan sayuran dan buah-buahan di Indonesia mencapai sekitar 8,7 juta ton per tahun.
Faktor penyebab terjadinya food loss yang masih sering dilakukan masyarakat adalah membuang makanan yang dianggap buruk atau ugly food. Pangan tidak sempurna ini didefinisikan sebagai produk yang tidak memenuhi standar pasar dari segi penampilan yang biasanya diterapkan dalam industri pangan. Makanan tersebut dianggap tidak menarik karena tidak sesuai dengan produk yang ditampilkan baik dalam bentuk, warna, maupun ukurannya.
Ugly food biasanya produk yang tidak lolos seleksi pada industri pangan atau supermarket karena masih banyak masyarakat yang terpaku dengan standar penampilan pangan (food cosmetic standard). Pada saat pemilihan hasil panen, apabila terdapat hasil panen sayuran atau buah-buahan yang tidak sempurna, hasil pangan tersebut tidak akan masuk ke dalam produk unggulan. Akibatnya, banyak hasil pangan yang terbuang sia-sia karena tidak bisa dipasarkan, padahal produk yang tidak sempurna ini memiliki kandungan nutrisi yang tidak kalah baiknya dibandingkan dengan produk yang tampilannya menarik.
Indonesia sebagai negara agraris dimana sektor pertanian sebagai penopang perekonomian, tentunya fenomena Food Loss ini menjadi tugas kita bersama, kolaborasi antara pemerintah, swasta dan masyarakat untuk menurunkan angka kehilangan pangan untuk mengurangi kerawanan pangan dan meningkatkan ketahanan pangan masyarakat.
Salah satunya dengan cerdas mengelola Ugly Food sebagai pangan yang bernutrisi tinggi. Fruyee, perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial mengolah surplus hasil pertanian menjadi produk berkualitas merilis produk smoothie instan berupa pangan kombinasi buah, sayur dan superfood lainnya. Hasil pangan ini diambil langsung dari petani lokal terutama produk yang memiliki bentuk dan tampilan kurang sempurna yang sulit diterima di pasaran. Dengan begitu, Fruyee membantu para petani lokal memberdayakan hasil panen mereka dan memasarkan pangannya.
Bisnis yang telah berdiri sejak tahun 2022 ini, memilih produknya menggunakan bahan-bahan yang bersumber secara lokal dan proses produksi yang dirancang untuk mencegah penumpukan sampah pangan akibat gagal olah dengan tujuan untuk melindungi lingkungan. Produk yang baru dirilis pada bulan April berupa smoothie instan dengan bahan ramah lingkungan yang bisa membantu konsumen dalam memenuhi nutrisi harian. “Dengan adanya Fruyee Smoothies Instan, kita semua bisa sadar gak cuma tentang pentingnya pemenuhan nutrisi harian tapi juga dampak apa yang kita konsumsi ke lingkungan,” ujar Rayi selaku Founder Fruyee.
Fruyee membawa misi untuk menciptakan sistem pertanian berkelanjutan dengan mengurangi hasil pertanian berlebih dan memberdayakan hasil panen mereka yang seringkali terbuang. Selaras dengan program dari Direktorat Jenderal Hortikultura dalam mendorong penumbuhan dan pengembangan UMKM Hortikultura yang mampu mengatasi surplus produksi. Program UMKM Hortikultura ini ditargetkan kepada petani lokal untuk menyelamatkan produk saat panen raya, stabilisasi harga serta meningkatkan nilai tambah dalam bentuk produk olahan dan bahan baku industri.
Selanjutnya, Fruyee akan selalu melakukan kampanye untuk menyemarakkan gaya hidup yang berkelanjutan (sustainable) dan gaya hidup sehat. Fruyee berkomitmen untuk memproduksi bahan secara berkelanjutan, berkontribusi pada sistem pangan yang lebih berkelanjutan, serta mendorong konsumen untuk lebih memilih produk yang mendukung gaya hidup berkelanjutan, dan dampak positif dari ramah lingkungan. (rls)