PADANG – Eksplorasi seni dan budaya dapat menjadi salah satu cara mengatasi banyak permasalahan. Seni dan budaya juga bermanfaat untuk menyukseskan program Pemerintah dalam menangani Covid-19 yang masih mewabah hingga saat ini. Berkaitan dengan hal tersebut, Himpunan Wanita Karya Provinsi Sumatera Barat (HWK Sumbar) ikut tampil dan berpartisipasi dalam penyelenggaraan Konser Minang Bersuara II yang digelar pada Sabtu, 6 Maret 2021 di Padang.
Pada Konser Minang Bersuara II tersebut, HWK Sumbar tampil spesial menyanyikan lagu Senyuman Terindah sambil memperagakan pakaian tradisi perempuan Minangkabau. Adapun ibu-ibu HWK Sumbar yang tampil pada konser tersebut, yaitu; Zusneli Zubir, Haslinda, M.Pd., Zahara Yunus, M.Pd., Yenni Zafitri, SE., Dra. Fahyu Yeretti, Mardanis, MM., Suherti, Dian Anggraini, M.Pd., Sherli, Viva Ria Syofian, Ir. Megadiani, dan Tusnawita. Penampilan mereka pada konser tersebut mengantar kesyahduan dan memberi motivasi agar bersemangat melawan Covid-19.
Dra. Zusneli Zubir, M.Hum, Ketua HWK Sumbar pada kata sambutannya di Konser Minang Bersuara II tersebut mengatakan, “Sebenarnya, lagu Senyuman Terindah terlahir karena melihat situasi dan kondisi negara kita dan juga malah dunia yang sedang dilanda musibah Covid-19, yang banyak membuat orang gugur. Situasi ini juga membuat banyak masyarakat jadi lemah dan tidak punya kekuatan, malah juga ada yang jadi tidak bisa bekerja. Semua orang merasakan ketakutan. Karena itu, HWK Sumbar melalui lagu Senyuman Terindah yang diluncurkan pada konser ini mencoba untuk mengajak seluruh masyarakat, tidak hanya masyarakat Indonesia, tetapi juga dunia, agar hidup bersemangat dan tetap berkarya.”
Zusneli Zubir yang juga seorang Peneliti Senior di BPNB Sumbar juga mengatakan, lagu Senyuman Terindah yang dinyanyikan oleh ibu-ibu HWK Sumbar ditulis dari dua puisi karya Sastri Bakry, Sastrawan Nasional asal Sumatera Barat. Puisi tersebut berjudul ‘Kau, Kami Lawan dengan Senyum’, dan ‘Aku Berdiri Kaku’, yang digubah jadi lagu oleh Muhammad Fadhli, penulis soundtrack film layar lebar Ajari Aku Islam.
Konser Minang Bersuara II diselenggarakan oleh Yayasan Sumbar Talenta Indonesia bekerjasama dengan Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Sumatera Barat (BPNB Sumbar), Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat, HWK Sumbar, dan Hotel Balairung – Jakarta. Acara tersebut berlangsung dari pukul 19.00 – 21.30 WIB di Studio BPNB Sumbar, Jalan Belimbing Raya No.16 A Padang, ditayangkan secara langsung di channel YouTube Sastri Bakry.
Konser Minang Bersuara II tersebut bertaraf dunia, secara virtual menghadirkan seniman dari 5 negara, yaitu; Zimbabwe, Australia, Brunei, Malaysia, dan Indonesia sebagai tuan rumahnya.
Dra. Hj. Sastri Yunizarti Bakry, Akt, M.Si, CIA., Founder Sumbar Talenta pada kata sambutannya di konser tersebut mengucapkan terimakasih kepada para seniman dari lima negara dan semua pihak yang telah mendukung terlaksananya konser tersebut. Sastri Bakry sangat bahagia, meskipun dalam kondisi pandemi tapi tetap bisa bersama-sama menghasilkan karya melalui konser tersebut.
“I’m very happy, you’re joint us, perform together. Kita tahu bahwa pandemi masih melanda, seluruh dunia sedang mengalami masa yang sangat sulit dan kita para seniman tetap berkarya, tetap menghasilkan karya-karya, walaupun tidak ada ruang untuk berkumpul, tidak ada ruang untuk pertunjukkan secara langsung. Tapi kita tetap berkarya, tetap kreatif bersama-sama menampilkan pertunjukkan dengan tema melawan Covid-19 dengan senyuman terindah,” kata Sastri Bakry.
Sastri Bakry juga ingin menyampaikan pesan untuk masyarakat Padang, Sumatera Barat, dan dunia, bahwa pandemi bisa dilawan dengan semangat yang tinggi, dengan hati yang bahagia, hati yang riang, karena hati riang adalah obat. Itulah sebabnya semua berdedikasi untuk menggelar Konser Minang Bersuara II.
Sementara itu, Undri, S.S., M.Si, Kepala BPNB Sumbar saat tampil memberi kata sambutan mengatakan, BPNB Sumbar dengan wilayah kerja Sumatera Barat, Bengkulu, dan Sumatera Selatan, di bawah naungan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis di bidang sejarah, khususnya kebudayaan. Ranah Minang ini mempunyai ragam kesenian, dengan adanya kegiatan melawan Covid-19 dengan senyuman terindah ia berharap konser tersebut dapat berjalan dengan baik.
“BPNB Sumbar tidak terlepas dari pemajuan kebudayaan. Melalui UU No. 5 Tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan, jelas mengarahkan kepada kita, bagaimana salah satu aspek yang terpenting untuk dimajukan adalah kesenian. Dengan kegiatan ini, kita dapat ke depannya memajukan pelestarian kesenian yang ada di daerah kita ini. Kami berharap, dengan kegiatan ini dapat menjadi momentum untuk pemajuan kebudayaan di daerah, terutamanya di Provinsi Sumatera Barat,” kata Undri.
Konser Minang Bersuara II secara resmi dibuka oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy melalui live streaming, ia mengatakan, “Saya sangat mengapresiasi acara Konser Minang Bersuara II yang sangat luar biasa, karena menampilkan seniman dari lima negara. Kami harap, dengan adanya acara ini, seperti temanya, orang-orang di dunia makin mengenal lagu-lagu dan kesenian yang terkait dengan Sumatera Barat.”
Audy Joinaldy mengharapkan untuk ke depannya, dengan adanya acara Konser Minang Bersuara II dapat menimbulkan minat orang untuk mempelajari lebih dalam, mengenali lebih dalam, tahu lebih dalam tentang Sumatera Barat. Dan juga membuat orang ingin datang dan berkunjung ke Sumatera Barat. Mungkin pada saat ini kondisi masih kurang bagus, tapi semoga wabah ini segera berakhir, agar seluruh orang dimanapun berada dan saudara-saudara yang berasal dari Sumatera Barat yang sedang berada di luar Sumatera Barat dapat datang kembali ke Sumatera Barat.
H. Novrial, SE., MA., Ak, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat pada Konser Minang Bersuara II tersebut mempresentasikan kekayaan seni dan budaya yang dimiliki oleh Sumatera Barat. Dalam paparan materinya ia mengatakan, Sumatera Barat itu identik dengan orang Minang, Rumah Gadang, Jam Gadang, Nasi Padang, Rendang, dan Tari Piring. Sumatera Barat dengan ibukotanya Padang berada pada loaksi yang strategis. Untuk datang ke Padang hanya perlu waktu 45 menit terbang dari Kuala Lumpur, Medan, Batam, dan 1,5 jam dari Jakarta.
Novrial juga mengatakan bahwa ada 7 kota yang menarik di Sumatera Barat, yaitu Kota Padang, di sana ada legenda Batu Malin Kundang, Pelabuhan Teluk Bayur, dan Gunung Padang yang identik dengan kisah Siti Nurbaya. Berkunjung ke Kota Bukittinggi kita bisa melihat Jam Gadang, Ngarai Sianok, dan menikmati kuliner Nasi Kapau. Di Kabupaten Tanah Datar kita bisa kunjungi Istana Pagaruyung, dan di Kota Padang Panjang ada Pacu Jawi, hiburan tradisi yang masih dilestarikan hingga hari ini oleh masyarakatnya, dan sate Padang Panjang sangat menggoda aroma dan rasanya.
Lebih lanjut Novrial menerangkan bahwa di Kabupaten 50 Kota ada keindahan alam Lembah Arau yang mempesona, dan di Kota Payakumbuh kita bisa nikmati Rendang, masakan terlezat di dunia, dan juga kuliner Galamai yang mirip dodol. Di Kota Pariaman kita bisa menikmati keindahan beragam pantai yang ada di sana, dengan kuliner sea food yang ramai dijajakan di pantainya. Uniknya, di kota ini juga ada sekolah khusus untuk beruk.
Kota Sawahlunto bisa untuk lawatan sejarah, di sana kita bisa temui peninggalan sejarah dari zaman kolonial, seperi Lubang Mbak Sura, dan Silo. Di sana, Puncak Cemara jadi tempat memukau untuk dikunjungi. Bagi pecinta alam, Kabupaten Pesisir Selatan jadi tempat yang cocok untuk dikunjungi, di sana bisa kita nikmati keindahan alam Kawasan Mandeh, dan Puncak Langkisau, juga keunikan Jembatan Akar yang terbentuk secara alami dari akar dua pohon yang berseberangan pada sebuah sungai.
Selain itu Novrial mengatakan bahwa masih banyak daerah lainnya di Sumatera Barat yang menarik untuk dikunjungi, seperti 5 danaunya, 5 gunungnya, dan juga keindahan ngarai, pantai, dan pulaunya.
Pada Konser Minang Bersuara II tersebut, Umar Uzaim seniman asal Malaysia tampil memukau membawakan lagu Minang ‘Ubekkan Denai’ dan lagu Melayu “Hasrat Sang Enggang’, seniman dari negara yang sama, Lin Haslinaz tampil membacakan puisi berjudul ‘Kancah’. Ajo Bule dari Australia tampil kocak membawakan lagu Minang ‘Mak Taci’, dan lagu Australia ‘I’m Australian’. Seniman dari Brunei, Sonjan A Khan tampil mengharukan saat membacakan puisi berjudul ‘Genggam ke Hujung Hayat’. Sementara itu, Lyf Style Dance Company, grup tari asal Zimbabwe – Afrika tampil menakjubkan membawakan tari ‘Rhythm Reconstructed’.
Sumbar Talenta sebagai wakil seniman dari Indonesia pada Konser Minang Bersuara II tersebut menampilkan Mifthah yang membawakan lagu Minang: Guguak Manyambah, dan Bagaluik Jo Sansaro, David menampilkan Tari Piriang Talenta, Gilang menampilkan lagu Rantau Manahan Hati, dan Rio Raynandes menampilkan lagu Symphony yang Indah. Karena hujan, Rafly batal tampil. Menurut rencana, ia akan membawakan lagu Lintuah.
Konser Minang Bersuara II digelar mengikuti protokoler kesehatan pencegahan penularan Covid-19, dipandu oleh pembawa acara dalam dua bahasa, yaitu Odie Talenta (MC Bahasa Indonesia) dan Yati Aisya Rani (MC Bahasa Inggris). Konser Minang Bersuara II ditutup dengan penampilan HWK Sumbar bersama Sumbar Talenta, mereka membawakan Jingle Sumbar Talenta.
[Oleh Muhammad Fadhli]