BENGKALIS – Kelompok Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) Politeknik Negeri Bengkalis(Polbeng) menggelar Lokakarya SOP Kawasan Ekowisata dan Konservasi Mangrove dengan tema “Ayo, mari kita wujudkan kawasan mangrove yang lestari dan berkelanjutan! Bersama-sama, kita bisa membuat perbedaan besar dalam konservasi lingkungan kita,”. Ahad pagi, 7 Desember 2025, bertempat di Warung Mak Wo, Jalan Antara, Bengkalis.
Lokakarya ini bertujuan meningkatkan wawasan mahasiswa dan masyarakat dalam pengelolaan kawasan ekowisata mangrove secara berkelanjutan serta mendorong kolaborasi untuk menjaga kelestarian lingkungan. Kegiatan ini juga diharapkan dapat memperkuat pemahaman terkait pentingnya penerapan SOP dalam pengembangan wisata berbasis konservasi, khususnya di kawasan mangrove Paghet Seghaghah.
Dalam sambutannya, Ketua MKWK Kelompok II, Fahrel Rahmadhani, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut menjadi wadah edukasi serta kontribusi nyata bagi masyarakat dan lingkungan.
“Kami berharap lokakarya ini dapat memberikan ilmu dan pemahaman yang bermanfaat, tidak hanya bagi kami sebagai mahasiswa, tetapi juga bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Semoga kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam menjaga kelestarian mangrove di Bengkalis,” ujarnya.
Selanjutnya, Dosen pengampu MKWK, Defitri Akbar, turut menegaskan bahwa kawasan wisata mangrove Paghet Seghaghah memiliki potensi besar dan kini mulai menarik perhatian pengunjung dari berbagai daerah.
“Wisata mangrove Paghet Seghagah kini mulai dikenal luas hingga ke mancanegara. Spot-spot menarik seperti area memancing dan spot foto telah menjadi daya tarik baru bagi pengunjung. Potensi ini harus dikelola dengan baik agar semakin berkembang dan tetap terjaga kelestariannya,” katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Kelapapati melalui Sekretaris Desa, Edi Firdaus, menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan lokakarya ini. Ia menyebut wisata mangrove Paghet Seghagah telah dikunjungi wisatawan dari Jepang, menjadi pengunjung terjauh hingga saat ini.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Polbeng dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Wisata mangrove Paghey Seghagah bahkan telah dikunjungi wisatawan dari Jepang. Dengan letaknya yang dekat pusat kota Bengkalis, kami berharap kawasan ini terus berkembang menjadi kebanggaan desa,” ungkapnya.
Kemudian Wakil Direktur III Polbeng, Mahadi Sastra, yang hadir sekaligus membuka kegiatan secara resmi, menekankan pentingnya kesiapan mahasiswa dalam memahami ekowisata mangrove, baik secara teori maupun praktik.
“Mahasiswa harus menguasai teori dan praktik mengenai wisata dan mangrove, sehingga mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat. Kami juga berharap mahasiswa proaktif mengikuti kegiatan yang memberi wawasan dan siap menghadapi berbagai konflik yang mungkin muncul di lingkungan sosial maupun alam,” tegasnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi tentang SOP kawasan ekowisata dan konservasi mangrove oleh mahasiswi Polbeng dan pembina kelompok mangrove Paghet Seghagah dan acara ditutup dengan sesi foto bersama.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Dosen pengampu MKWK Polbeng, Khairul Saleh, M. Ihsan, dan Kemas Ridho Aufa, pembina kelompok Paghet Seghagah Rio Pernandes serta mahasiswa dari berbagai program studi, di antaranya Prodi Bahasa, TPJJ, Administrasi Bisnis, dan PPKN Politeknik Negeri Bengkalis. #DISKOMINFOTIK
Sumber :Diskominfotik Bengkalis

















