JAKARTA – Sebuah ulasan pada tahun 2015 menemukan, wanita cenderung lebih aktif menginisiasi hubungan intim tepat sebelum memasuki masa ovulasi.
Dikutip Penjurupos dari CNN Indonesia, Masa ovulasi sendiri umumnya terjadi pada 12-14 hari sebelum memasuki periode menstruasi.
Gairah seksual bisa berubah sepanjang bulan, utamanya pada wanita. Pertanyaannya, kapan wanita merasa lebih bergairah?
Hubungan seks memang jadi salah satu kunci keharmonisan rumah tangga. Namun terkadang, momen yang kurang tepat membuat pengalaman seks jadi kurang memuaskan.
Faktanya, gairah seksual terus berfluktuasi sepanjang waktu. Pada wanita, hormon yang berkaitan dengan siklus menstruasi mengambil peran penting dalam naik turunnya gairah seksual.
Para ilmuwan percaya bahwa estradiol, salah satu dari tiga jenis hormon estrogen, berperan dalam meningkatkan gairah seksual pada wanita.
Hal yang sama diungkapkan oleh ahli endokrinologi reproduksi Sheeva Talebian. Ia menyebut bahwa hormon estrogen akan mulai memuncak selama masa ovulasi.
Artinya, keinginan untuk berhubungan seks biasanya akan meningkat sekitar fase ovulasi.
“[Fase ovulasi] biasa dimulai sekitar 14 hari sebelum menstruasi dan berlangsung hingga sekitar tujuh hari sebelumnya,” ujar Talebian, mengutip Mind Body Green.
Dalam kondisi ini, wanita umumnya akan merasa lebih seksi. Kulit juga akan lebih berminyak dari biasanya.
Perubahan juga terlihat pada bau badan yang terasa lebih manis dan tajam.
Namun demikian, hal ini tak bisa disamaratakan pada setiap wanita.
Ahli obstetri dan ginekologi Suzanne Gilberg Lenz mengatakan bahwa pada dasarnya siklus hormonal memang berhubungan dengan gairah seksual.
Namun ia mengingatkan bahwa siklus hormonal bukan satu-satunya alasan dari naik turunnya gairah seksual wanita.
“Keinginan [untuk berhubungan seks] itu multifaktoral,” ujarnya. Semuanya bisa muncul berdasarkan berbagai faktor seperti preferensi seksual, suasana hati, dan faktor psikologis lainnya.***
Editor: Redaksi