PERISTIWA

Curhat Dokter Tangani Korban Tabrakan Kereta Maut India: RS Kebanjiran Pasien

689
×

Curhat Dokter Tangani Korban Tabrakan Kereta Maut India: RS Kebanjiran Pasien

Sebarkan artikel ini
Korban kecelakaan kereta di India. (Foto: Reuters)

JAKARTA – Tim penyelamat tidak menemukan lagi korban selamat di reruntuhan dua kereta penumpang yang terbalik dan hancur yang tergelincir di India timur, menewaskan lebih dari 280 orang dan melukai ratusan lainnya dalam salah satu kecelakaan kereta api paling mematikan di negara itu.

Puluhan mayat, ditutupi kain putih, tergeletak di tanah dekat rel sementara penduduk setempat dan tim penyelamat berlari untuk membebaskan ratusan orang yang terjebak di rel gerbong di bawah logam bengkok dan pecahan kaca.

“Pada jam 10 malam (pada hari Jumat) kami dapat menyelamatkan para penyintas. Setelah itu, kami mengangkat jenazah,” kata Sudhanshu Sarangi, direktur pemadam kebakaran dan departemen darurat negara bagian Odisha, kepada APNews.

“Ini sangat, sangat tragis. Saya belum pernah melihat yang seperti ini dalam karier saya.”

Rumah sakit dan pusat kesehatan terdekat dilaporkan dibanjiri korban tewas dan luka-luka. Tenaga medis berjuang untuk mengimbangi banyaknya antrean dan perawatan bagi mereka.

Dr Mrutunjay Mishra, seorang petugas medis di rumah sakit markas distrik Balasore, mengatakan stafnya telah bekerja sepanjang malam setelah lebih dari 250 pasien membanjiri bangsal mereka sekaligus.

“Saya telah menjalani profesi ini selama beberapa dekade, tetapi belum pernah melihat kekacauan seperti itu dalam hidup saya,” ujarnya kepada The Guardian.

Dokter lain di perguruan tinggi kedokteran dan rumah sakit SCB di Cuttak mengatakan beberapa korban yang selamat telah kehilangan anggota tubuh dan banyak yang mengalami luka serius.

“Rumah sakit kebanjiran korban luka. Mereka berbaring di lantai. Kami bergegas dari satu pasien ke pasien lainnya. Saya baru saja berhasil merawat luka seorang anak perempuan kecil – dia baik-baik saja. Tapi kami tidak tahu tentang orang tuanya,” ucap dokter yang tidak disebutkan namanya itu.

Rumah sakit di sekitar lokasi kehabisan ruang untuk menampung jenazah sehingga SMA Bahanaga diubah menjadi kamar mayat darurat, dengan ratusan jenazah menumpuk menunggu untuk diidentifikasi oleh kerabat mereka.

Sumber: detik.com