MEDIA OUTREACH

CDP Meluncurkan Kerangka Pengungkapan Pertama di Dunia untuk Bank yang Mengintegrasikan Dampak terhadap Iklim dan Hutan

952
×

CDP Meluncurkan Kerangka Pengungkapan Pertama di Dunia untuk Bank yang Mengintegrasikan Dampak terhadap Iklim dan Hutan

Sebarkan artikel ini
  • CDP mengajak pihak-pihak terbesar penyedia jasa pinjaman dalam sektor-sektor Komoditas yang Merisikokan Hutan (Forest Risk Commodity/FRC) untuk berpartisipasi dalam Percontohan Perubahan Iklim dan Hutan untuk Jasa Keuangan, di mana kegiatan ini menghasilkan sampel sebanyak 10 bank yang melakukan pengungkapan (7 dari Asia Tenggara dan 3global).
  • Bank-bank yang berpartisipasi memegang kendali untuk mendorong terjadinya perubahan nyata dalam perekonomian, dengan mengelola pinjaman sebesar lebih dari 2,5 triliun Dolar AS dan mencakup lebih dari 19% dari semua pinjaman bagi sektor-sektor komoditas FRC di kawasan Asia Tenggara.
  • Proyek percontohan ini berfokus di Asia Tenggara yang menjadi tempat produksi dan dikucurkannya pembiayaan bagi 85-90% sawit di seluruh dunia.
  • Fokus utama bank-bank yang berpartisipasi adalah pada satu sisi ‘pendekatan materialitas ganda’ (double materiality approach). Bank-bank tersebut melakukan penilaian terhadap seberapa besar persoalan lingkungan dapat memengaruhi portofolionya, akan tetapi kecil kemungkinan pihaknya melakukan penilaian mengenai bagaimana portofolionya dapat berdampak pada lingkungan.
  • Percontohan ini mendapati bahwa emisi portofolio Cakupan (scope) 3 merupakan sumber terbesar emisi Gas Rumah Kaca (GRK) bagi perbankan, di mana hal ini lebih dari 400 kali lebih besar dari emisi operasional.
  • Bank-bank di Asia Tenggara dapat menutup kesenjangan antara pihaknya dengan sesama bank lainnya yang berada pada tingkat global dengan memperbaiki cara menyelesaikan persoalan pengelolaan lingkungan yang dihadapinya. Pengungkapan informasi hutan harus meningkatkan segala aspek, khususnya yang berkaitan dengan pembiayaan komoditas FRC.
  • Bank memiliki kemampuan untuk membiayai terwujudnya peralihan menuju masa depan yang rendah karbon dan mendukung kelestarian hutan, dan hal ini dimulai dengan dilakukannya pengungkapan sebagai langkah kunci yang pertama.

LONDON – 10 Maret 2021 – Hutan dunia berperan sangat penting dalam menghadapi perubahan iklim. Hutan berkontribusi hingga sepertiga dari upaya mitigasi yang diperlukan untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5o Celsius. Dari sekian banyak jasa ekosistem yang disediakan hutan, hutan juga membentuk penyangga untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit zoonosis. Dengan adanya pandemi Covid-19 saat ini, semakin jelas terlihat kebutuhan untuk melindungi dan memulihkan hutan dunia.

CDP sebagai organisasi nirlaba yang bergerak di bidang lingkungan secara global meluncurkan temuan yang dihasilkan dari Kuesioner Percontohan Perubahan Iklim dan Hutan untuk Jasa Keuangan yang telah dilakukannya: yaitu kerangka kerja pengungkapan terstruktur melalui pelaporan  mandiri yang belum pernah ada sebelumnya bagi dunia perbankan untuk melaporkan pinjaman yang berkaitan dengan iklim dan hutan. Laporan ini dirilis dalam webinar virtual yang dimoderatori oleh Corrado Forcellati, Direktur Jasa Keberlanjutan KPMG Singapore dan menghadirkan pembicara panel yang terdiri dari Rizal Mohamed Ali, Wakil Direktur Utama untuk Investasi Bertanggung Jawab di KWAP; Felia Salim, Direktur AndGreen Fund; dan Meixi Gan, Wakil Direktur Keberlanjutan di Singapore Institute of International Affairs.

Temuan utama dari pengungkapan yang unik ini menyoroti bahwa meskipun bank telah mulai mengintegrasikan kepedulian akan lingkungan hidup dalam struktur dan proses yang dijalankannya, masih ada perkembangan signifikan yang perlu dilakukan pada strategi dan pembiayaan komoditas FRC dalam jangka panjang. Hasil ini juga menegaskan bahwa pembukuan pinjaman bank memiliki dampak yang jauh lebih besar dari operasinya, di mana emisi portofolionya berpotensi sekitar 400 kali lebih tinggi dari emisi langsung.

Meskipun bank-bank yang berpartisipasi dapat menjelaskan dengan baik risiko lingkungan yang dimilikinya, tanggapan mereka menunjukkan bahwa pihaknya saat ini lebih fokus pada satu sisi dari ‘pendekatan materialitas ganda’. Ini berarti bahwa meskipun bank umumnya melakukan penilaian bagaimana masalah lingkungan dapat mempengaruhi portofolionya, kecil kemungkinan pihaknya melakukan penilaian bagaimana dampak pada lingkungan yang ditimbulkan oleh portofolionya.

Walaupun bank-bank lainnya di tingkat global lebih mengungguli bank-bank Asia Tenggara di banyak bidang, CDP mencatat bahwa pengungkapan informasi hutan harus ditingkatkan secara keseluruhan, terutama yang berkaitan dengan pembiayaan komoditas FRC seperti kayu, sawit, sapi dan kedelai, yang merupakan penyebab terbesar degradasi dan hilangnya hutan secara global. Di antara bank-bank yang berpartisipasi dalam percontohan tersebut, hanya satu yang mengungkapkan pembiayaan yang diberikannya kepada komoditas FRC. Bank dapat menunjukkan bahwa pihaknya memberikan pembiayaan yang berkelanjutan kepada komoditas FRC dengan cara meningkatkan transparansi.

Selain itu, dari pengungkapan ini diketahui bahwa bank memiliki peluang yang besar untuk membiayai terjadinya peralihan menuju masa depan yang rendah karbon dan positif terkait hutan. Potensi dampak finansial dari peluang lingkungan yang diungkapkan lebih besar daripada potensi dampak dari risiko yang diungkapkan, serta biaya yang diperkirakan untuk meraih peluang tersebut.

Ada satu bidang peluang yang disoroti oleh hampir semua bank, yaitu pemberian fasilitas pembiayaan kepada petani perkebunan. Terlepas dari peran penting petani dalam produksi sawit dan karet, kurangnya akses petani produsen dalam mendapatkan kredit bagi produsen petani kecil mendorong perilaku yang mengakibatkan hilangnya hutan dan meningkatnya emisi. Fasilitas pembiayaan bagi petani dan pendekatan pelibatan lainnya yang diungkapkan oleh bank merupakan peluang untuk memajukan tidak hanya aspek lingkungan dari keberlanjutan, akan tetapi juga aspek sosialnya.

Laporan CDP mengakui betapa pentingnya sektor jasa keuangan dalam terjadinya peralihan menuju ekonomi yang rendah karbon dan positif terkait hutan. Pengaruh perusahaan penyedia jasa keuangan jauh melampaui operasi langsung yang mereka lakukan untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan dalam perekonomian yang lebih luas, sehingga menempatkan mereka pada posisi yang unik untuk mengkatalisasi perubahan dengan cara terlibat bersama perusahaan yang mereka berikan fasilitas pinjaman, investasikan, dan beri jaminan perlindungan.

Untuk tujuan ini, CDP menyimpulkan dengan rekomendasi bagi bank untuk memicu suatu lompatan ke depan menuju ekonomi berkelanjutan, dimulai dari pengungkapan dampak yang dihasilkannya secara terstandardisasi dan penuh perancangan, sebagai langkah kunci yang pertama dilakukan. Berikut ini adalah rekomendasi lainnya.

  • Melaksanakan pengawasan tingkat dewan di seluruh persoalan lingkungan.
  • Memastikan agar jangka waktu, penilaian dan proses seputar persoalan-persoalan lingkungan yang ada bersifat jangka panjang;
  • Memperkuat kerangka pelaporan dan mengungkapkan sepenuhnya praktik pemberian pinjaman;
  • Mempertimbangkan kesalingterkaitan antara hutan dengan perubahan iklim, air dan alam dalam melakukan penilaian risiko, peluang, dan dampak dengan tepat.

Menurut Pratima Divgi, Direktur CDP untuk Kawasan Hong Kong, Asia Tenggara, Australia & Selandia Baru, “Sektor jasa keuangan adalah mata rantai yang hilang dalam menuju ekonomi berkelanjutan serta memainkan peran teramat penting dalam memitigasi perubahan iklim, sehingga mendorong terjadinya evolusi berikutnya dalam pengungkapan yang dilakukan CDP, yakni merintis indikator terkait hutan khusus untuk bank. Mereka yang memimpin terjadinya peralihan menuju aktivitas pembiayaan berkelanjutan akan mendapatkan keunggulan kompetitif dan peningkatan keuntungan dalam jangka panjang. CDP adalah mitra utama dalam perjalanan menuju tanggung jawab korporat, dan pengungkapan adalah langkah pertama yang positif demi masa depan yang berkelanjutan bagi umat manusia dan planet bumi.”

Selama beberapa tahun ke depan, CDP akan mengembangkan kuesioner jasa keuangan untuk memperluas pelaporan secara global kepada investor dan perusahaan jasa penjaminan risiko dan mengintegrasikan berbagai tema lingkungan secara komprehensif.

Tentang CDP
CDP adalah organisasi nirlaba global yang menjalankan sistem pengungkapan lingkungan dunia untuk perusahaan-perusahaan, kota, negara bagian dan kawasan. Organisasi yang didirikan tahun 2000 dan bekerja bersama dengan lebih dari 590 investor dengan aset lebih dari 110 triliun Dolar AS ini melakukan pekerjaan rintisan menggunakan pasar modal dan pengadaan korporat untuk memotivasi perusahaan agar mengungkapkan dampak lingkungan yang dimilikinya sekaligus mengurangi emisi GRK, melindungi sumber daya air dan melindungi hutan.

Lebih dari 10.000 organisasi di seluruh dunia telah mengungkapkan data-datanya melalui CDP pada tahun 2020, termasuk di dalamnya lebih dari 9.000 perusahaan yang memiliki nilai lebih dari 50% kapitalisasi pasar global, dan lebih dari 940 kota, negara bagian dan kawasan yang mewakili total populasi lebih dari 2,6 miliar jiwa. CDP yang sepenuhnya sejalan dengan TCFD ini mengelola basis data lingkungan terbesar di dunia, dan skor CDP digunakan secara luas untuk mendorong pengambilan keputusan investasi dan pengadaan yang menuju ekonomi tanpa karbon, berkelanjutan dan berketahanan. CDP adalah anggota pendiri dari inisiatif Science Based Targets, We Mean Business Coalition, The Investor Agenda dan inisiatif Net Zero Asset Managers.