Banner Go Green
BERITA

Bupati Kuansing Minta Dukungan Pusat: Pembangunan Tribun Permanen & Penetapan KSPN di Tepian Narosa

1315
×

Bupati Kuansing Minta Dukungan Pusat: Pembangunan Tribun Permanen & Penetapan KSPN di Tepian Narosa

Sebarkan artikel ini
Bupati Kuantan Singingi Suhardiman Ambi (kanan) bersalam komando dengan Menteri Kebudayaan Fadlizon, saat pembukaan Festival Pacu Jalur di Teluk Kuantan, Rabu (20/8/2025.
Bupati Kuantan Singingi Suhardiman Ambi (kanan) bersalam komando dengan Menteri Kebudayaan Fadlizon, saat pembukaan Festival Pacu Jalur di Teluk Kuantan, Rabu (20/8/2025.

TELUK KUANTAN – Bupati Kuantan Singingi (Kuansing) Suhardiman Amby secara resmi mengajukan permohonan kepada pemerintah pusat untuk membantu pembangunan infrastruktur pariwisata di kawasan Tepian Narosa, Teluk Kuantan. Ia meminta dukungan anggaran pusat untuk membangun tribun permanen di tepi Sungai Kuantan serta menetapkan Kuansing sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

Permohonan KSPN ini disampaikan Suhardiman dalam sambutannya pada pembukaan Festival Pacu Jalur 2025 di Taman Jalur, Rabu (20/8/2025). Acara ini turut dihadiri Juru Bicara Presiden Hasan Hasby, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, Menteri Kebudayaan Fadlizon, Gubernur Riau Abdul Wahid, serta sejumlah duta besar negara sahabat.

Dukungan Pusat Sangat Vital
Dalam pidatonya, Suhardiman menegaskan bahwa Pacu Jalur bukan sekadar pesta rakyat, tetapi simbol semangat membangun Kuansing.

“Sungai Kuantan mengajarkan kita air mengalir yang tak pernah berhenti, begitulah pembangunan kita, jalan terus, demikian semangat pembangunan dan tak boleh padam,” ujarnya.

Suhardiman menekankan pentingnya penetapan Kuansing sebagai KSPN, yang dinilainya akan menjadi fondasi bagi pembangunan pariwisata terpadu di daerah tersebut.

“Kami berharap kepada Kementerian Pariwisata agar KSPN dijadikanlah, sebagai pembalut pembangunan di Kuansing karena Kawasan Strategis Pariwisata Nasional,” ucapnya.

Potensi Wisata Alam dan Budaya
Menurut Suhardiman, status KSPN akan membuka peluang besar untuk mengintegrasikan berbagai destinasi wisata unggulan Kuansing.

“Jika KSPN ditetapkan, ini bisa digabungkan antara Pacu Jalur, rumah adat, kawasan lindung Bukit Betabuh dan taman nasional Rimbang Baling yang terdapat 43 air terjun, dan dihiasi satu bukit piramid yang indah nan molek,” jelasnya.

Dengan penetapan tersebut, Kuansing diharapkan mendapatkan alokasi anggaran maksimal dari pusat. Hal ini akan memperkuat posisinya sebagai pintu masuk pariwisata yang menghubungkan provinsi tetangga seperti Sumatera Barat, Sijunjung, Dharmasraya, dan Jambi.

Infrastruktur Pariwisata Mendesak
Suhardiman menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur pariwisata akan memakan waktu lama jika hanya mengandalkan anggaran daerah.

“Kita sangat butuhkan sisi kanan sungai dibangun tribun yang permanen. Kemudian, membangun kawasan yang permanen di sisi pantainya,” katanya.

Ia optimistis, jika dukungan pusat terwujud, Kuansing akan berkembang menjadi destinasi wisata nasional yang memiliki daya tarik budaya dan alam yang khas.

Pacu Jalur, Tradisi 125 Tahun
Dalam kesempatan itu, Suhardiman juga menyinggung sejarah panjang Pacu Jalur, tradisi yang telah berumur lebih dari satu abad.

“Festival pacu jalur adalah warisan luhur yang berusia satu abad lebih,” tegasnya.

Ia menjelaskan, jalur pada awalnya digunakan sebagai sarana transportasi sejak abad ke-17 untuk mengangkut hasil bumi dan menghubungkan antarkampung. Seiring perjalanan waktu, jalur bertransformasi menjadi simbol kebersamaan dan kehormatan yang kemudian melahirkan tradisi Pacu Jalur di masa Kerajaan Indragiri.

Kini, festival tersebut menjadi lebih dari sekadar ajang olahraga. Proses pembuatan jalur pun dilakukan dengan ritual adat Melayu Kuansing, mulai dari menebang kayu dengan doa, hingga upacara tepuk tepung tawar dan nasihat dari Ninik Mamak. Hal ini menjadikan setiap lomba Pacu Jalur penuh makna filosofis sekaligus spiritual. [mediacenterriau]