Jakarta- Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) meminta pemerintah daerah (Pemda) untuk menindaklanjuti hasil kegiatan diseminasi kajian dengan melakukan replikasi inovasi. Langkah ini menjadi bagian penting dalam memperkuat ekosistem inovasi di daerah sekaligus mendorong pemerataan pembangunan berbasis praktik baik yang telah terbukti berhasil di wilayah lain.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Strategi Kebijakan Pengembangan SDM, Digitalisasi Pemerintah, dan Inovasi Pemerintahan Dalam Negeri BSKDN David Yama saat menutup kegiatan Diseminasi Draf Kajian dan Fasilitasi Kerja Sama dalam Rangka Replikasi Inovasi Daerah di Best Western Mangga Dua Hotel Jakarta pada Jumat, 24 Oktober 2025.
Dalam sambutannya, David menjelaskan tindak lanjut dari kegiatan diseminasi tersebut meliputi pengajuan surat minat replikasi inovasi antar daerah. Surat tersebut dapat dikirim langsung kepada daerah rujukan yang dipilih, dengan tembusan kepada BSKDN Kemendagri sebagai bentuk bukti dukung indikator replikasi. “Di era kemajuan industri ini, sinergi antar daerah sangat diperlukan (khususnya replikasi inovasi) untuk mempercepat penerapan inovasi yang efektif dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Sementara itu, sebagai bentuk komitmen, David juga menegaskan, pihaknya akan memfasilitasi penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antar kepala daerah pada ajang Innovative Government Award (IGA) 2025. Selanjutnya, BSKDN juga akan menggelar Focus Group Discussion (FGD) persiapan penerapan replikasi inovasi di wilayah sasaran seperti WM Mebidangro dan Mamminasata.
“Barangkali ini hal-hal yang perlu saya sampaikan, semoga dapat menjadi catatan kita bersama, sehingga perkembangan inovasi melalui replikasi dapat semakin baik,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, sejumlah narasumber turut memberikan pandangan strategis terkait penguatan inovasi daerah. Perwakilan dari Institute of Urban Planning and Smart City Universitas Indonesia Ova Candra Dewi menekankan bahwa hilirisasi inovasi harus menjadi fokus utama agar hasil inovasi benar-benar memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Dirinya juga merekomendasikan penguatan implementasi melalui sistem data terintegrasi, pengembangan transportasi berkelanjutan, peningkatan kapasitas SDM, dan kolaborasi multipihak yang berkesinambungan.
Sementara itu, Profesional dan Pakar Bisnis Inovasi Ahmad Sugiarto menyoroti pentingnya membangun ekosistem kolaboratif yang menghasilkan inovasi berdampak. “Inovasi yang baik adalah yang berdampak, apalagi kalau berdampak pada PDB (produk domestik bruto), atau inovasi yang berhubungan dengan masyarakat yang memudahkan masyarakat, ” ujarnya.
Di sisi lain, Dosen Universitas Trisakti Yayat Supriyatna menegaskan, urbanisasi harus dipandang sebagai potensi, bukan beban pembangunan. Menurutnya, urbanisasi dapat menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan UMKM, startup, dan sektor produktif lainnya. “Kuncinya adalah bagaimana menjadikan urbanisasi sebagai kekuatan untuk membangun kota yang lebih maju, inklusif, dan berdaya saing,” katanya.
Melalui kegiatan ini, BSKDN menegaskan komitmen untuk terus menjadi katalis dalam memperkuat ekosistem inovasi daerah. Replikasi inovasi dan sinergi lintas daerah akan melahirkan solusi nyata yang berkelanjutan bagi pembangunan nasional. Inovasi bukan hanya tentang ide baru, melainkan tentang keberanian untuk berbagi, mengadopsi, dan mengembangkan praktik terbaik antar daerah.
Sumber :BSKDN Kemendagri
















