PEKANBARU – Untuk mempercepat penurunan angka stunting, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Riau menggandeng Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau untuk berkolaborasi. Lewat kolaborasi, diharapkan PWI turut membantu menyebarkan informasi terkait upaya pencegahan stunting di Bumi Melayu.
Komitmen kolaborasi itu disepakati saat pertemuan BKKBN dan PWI di Rumah Makan Pagi Sore Pekanbaru, Selasa (31/1). Dalam pertemuan itu, hadir langsung Ketua PWI Riau, H Zulmansyah Sekedang didampingi Sekretaris PWI Riau Anthony Harry, Bendahara PWI Riau Oberlin Marbun, Wakil Bendahara Herlina Wakil Ketua PWI Bidang Kerjasama Fithriady Syam, Ketua PWI Kota Pekanbaru N Doni Dwi Putra. Sementara itu, dari BKKBN dihadiri Kepala Perwakilan Riau, Mardalena Wati Yulia didampingi Dra Sri Wahyuni MSi, Said Masri SH MSi dan
Supriyadi SPDI MSi.
Dikatakan Ketua PWI Riau, Zulmansyah Sekedang PWI Riau sangat mengapresiasi atas pertemuan dengan BKKBN Riau, yang dikemas dalam kolaborasi menuntaskan angka stunting di Riau. Dimana, ada target penurunan angka stunting saat ini di Riau dari angka 17 persen menjadi 14 persen.
“Ini program yang baik dan PWI Riau pasti siap mendukung. Kita siap membantu melalui kolaborasi. Harapan kita bisa bersama-sama menurunkan angka stunting ini di Riau,” ujarnya.
PWI Riau merupakan wadah berhimpun wartawan terbesar di Riau. Saat ini terdapat 1.178 wartawan yang bergabung di PWI Riau yang berasal lebih dari 150 media cetak dan elektronik.
“Dukungan atau sokongan yang paling penting dari PWI Riau adalah pemberitaan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya stunting di Riau.
Sementara itu Kepala BKKBN Riau, Mardalena Wati Yulia menyampaikan, untuk menurunkan angka stunting di Riau, pihaknya tidak bisa bekerja sendiri. Karena itu, BKKBN mengajak kerjasama berbagai pihak, termasuk bekerjasama dan berkolaborasi dengan PWI.
“Alhamdulillah kita di-support oleh PWI Riau. Khususnya dalam rangka meningkatkan akses informasi kepada masyarakat. Khususnya terkait apa itu stunting dan apa penyebab dan dampaknya. Diharapkan dengan kolaborasi ini, percepatan penurunan stunting menuju 14 persen bisa diwujudkan di Riau,” ujarnya.
Dijelaskan Mardalena, salah satu yang dibahas dalam pertemuan ini adalah aplikasi Elsimil atau Elektronik Siap Nikah dan Hamil. Menurut dia, upaya percepatan penurunan stunting tentu harus pencegahan dari hulu. Dimana, dilakukan pemeriksaan pada calon pengantin minimal 3 bulan atau 90 hari sebelum menikah.
BKKBN tambahnya, bekerjasama dengan Kemenag atau KUA di kecamatan. Dengan screening ini, bisa dideteksi bahwa si calon siap menikah dan hamil. Hal yang diperiksa lewat aplikasi ini adalah tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan Hb.
Kalau nanti setelah pemeriksaan yang keluar kartu merah, mereka tidak dilarang menikah. Tapi mereka akan didampingi oleh Tim Pendamping Keluarga agar ke depan pasangan itu siap menikah dan siap hamil. Sementara, jika kartu biru, artinya sudah tidak ada masalah.(iz/rls)