BERITA

Bagi Voucher Belanja, Pasar Rakyat Lepin Dumai Grand Opening

401
×

Bagi Voucher Belanja, Pasar Rakyat Lepin Dumai Grand Opening

Sebarkan artikel ini

DUMAI – Setelah sekian lama ditunggu, akhirnya Pasar rakyat Lepin resmi difungsikan (Grand Opening) sebagai tempat transaksi jual beli antara pedagang dan pembeli, Sabtu (16/12/2023) pagi.

Setelah beberapa hari lalu laksanakan Soft opening, Grand Opening pasar yang berada di RT 018 Kelurahan Bintan Kecamatan Dumai Kota dilakukan langsung Walikota H Paisal, SKM., MARS., diwakili Sekda H Indra Gunawan, S.Ip., M.Si.

Pengoperasian pasar aset Pemko Dumai tersebut disambut antusias warga masyarakat dan pedagang. Sebelumnya, pasar telah mulai ditempati pedagang dan dipakai bertransaksi sejak Sabtu (9/12) lalu atas arahan Dinas Perdagangan lewat Bidang Pasar.

Pasar Lepin miliki 104 lapak dan 4 blok, terdiri dari blok daging, ikan, ayam dan sayur.

Pantauan Jurnalis saat pasar yang dibangun menggunakan APBN murni Tahun 2022 sebesar Rp 3,6 M tersebut usai diresmikan, pengunjung yang kebanyakan kaum ibu langsung menyerbu lapak pedagang dan langsung berbelanja.

Sedemikian besarnya antusias pembeli, pedagang pun kewalahan melayani transaksi, apalagi si pedagang hanya sendirian berjualan di lapaknya, tanpa ada anggota.

“Kami kaum ibu tentu senang dengan beroperasinya pasar Lepin ini. Dekat dari rumah dan harganya pun sama dengan pasar Bundaran atau pasar lainnya,” ucap seorang ibu, yang mengaku bertempat tinggal di belakang pasar. Pengakuan nya, ia cukup berjalan kaki saja dari rumah ke pasar tersebut.

Hal sama juga diungkap seorang ibu dari Kelurahan Bumiayu Kecamatan Dumai Selatan. Menurutnya, keberadaan Pasar Lepin menyediakan kebutuhan bahan masak dengan harga yang sama dengan pasar lainnya merupakan daya tarik kaum perempuan untuk berbelanja ke pasar yang miliki luas 8.100 M² tersebut.

“Sayang disini tak ada yang jual sembako. Yah.. terpaksa kami habis belanja bahan basah, harus pergi ke tempat lain mencari beras, gula, minyak goreng dan lain sebagainya. Kalau bisa Pemko Dumai hadirkan pedagang sembako supaya kami nggak habis waktu dijalan berpindah tempat belanja kebutuhan kering,” kritikan seorang ibu dari daerah beda kelurahan beda kecamatan itu sambil menenteng belanjaan nya.

Kadis Perdagangan Fridarson saat di minta Jurnalis menanggapi keluhan si ibu berkata bahwa pihaknya tidak lagi mencampuri siapa pedagang yang ingin berjualan di kios-kios yang bangunannya terpisah dari blok basah tersebut.

“Setelah diresmikan Sekda Indra Gunawan, selanjutnya pengelolaan pasar diserahkan ke Koperasi Pasar Rakyat Lepin dibawah koordinasi Bidang Pasar Disdag. Biar koperasi tersebut yang menghadirkan siapa pedagang yang ingin berjualan, dengan catatan pedagang berjualan sesuai peruntukan blok nya,” ungkap Kadis Fridarson didampingi Kabid Pasar Billy Syahputra.

Diakui mantan Sekwan DPRD Dumai tersebut, sambil pasar Lepin berjalan, Dinas Perdagangan juga akan anggarkan pembenahan lahan parkir, yang saat ini masih berupa timbunan tanah merah sebahagian. “Mudah-mudahan tahun depan bisa dianggarkan untuk pengerasan,” tandas pria kelahiran Sumbar tersebut.

Ketua Koperasi Pasar Rakyat Lepin Marasoki Nasution pun mengakui ketidaklengkapan bahan jualan di pasar tersebut.

“Iya Lae. Itulah kekurangan pasar ini. Saat ini kami sedang menjajaki siapa pedagang sembako yang mau berjualan di kios kosong ini. Demikian pula lapak yang kosong, bagi pedagang yang minat menempati kami berikan kesempatan,” ucap Marasoki Nasution kepada Jurnalis. Dari 104 lapak yang tersedia, baru sebahagian lapak ditempati pedagang. Sebagian lagi masih kosong.

Namun menurut keterangan pria asli kelahiran Lepin tersebut, untuk sarana prasarana lainnya di pasar tersebut sudah di sediakan Disdag dengan memadai.

“Musholla, jaringan pipa air bersih, listrik, penerangan dan toilet sudah tak masalah,” pungkas pria berbadan besar tersebut.

Diketahui kawasan Pasar Rakyat Lepin berdiri diatas bekas lahan perusahaan perorangan pencetakan atap genteng bernama Lembaga Perindustrian, yang disingkat menjadi Lepin. Sejak saat itu (tahun 60an) kawasan tersebut dikenal sebagai daerah Lepin.(Es)