INDRAMAYU – Banyak orang yang kesal setelah pesantren yang terletak di Indramayu, Jawa Barat, itu memberikan ajaran Islam yang tidak biasa.
Kontroversi Pondok Pesantren Al Zaytun yang memberikan ajaran sesat membuat masyarakat Indonesia gempar.
Dikutip dari insertlive, Salah satunya terungkap soal ucapan Salam Yahudi beserta nyanyiannya.
Dalam sebuah video yang tersebar, Panji Gumilang, pimpinan Ponpes Al Zaytun mengajak para santrinya untuk menyanyikan Havenu Shalom Alachem yang disebut diucapkan untuk umat Kristiani.
“Saya mengajak saudara-saudara untuk mengucapkan salam yang tidak Assalamualaikum saja, sambil kita bernyanyi, saya kira yang hadir walaupun tidak pandai, tapi bisa bernyanyi. Kita ucapkan kepada sahabat kita “havenu shalom aleichem”, dalam bentuk bernyanyi. Silakan berdiri, karena ini satu suro,” ucap Panji dalam video yang tersebar.
“Havenu Shalom Alachem,” lanjutnya.
Ucapan salam itu pun disebut sebagai bentuk toleransi bagi penganut agama lain. Ponpes Al Zaytun kerap menggelar acara pada Malam 1 Muharram.
Pada acara itu mereka mengundang tamu yang berasal bukan hanya kaum muslim, namun beberapa umat agama lain.
“Al-Zaytun itu kan dibilangnya toleransi kan, jadi semua penganut agama lain juga (saling menghargai). Kalau setiap Muharram itu nggak cuma orang Islam yang datang, ada Buddha, Kristen. Kita kan menganut aliran toleransi jadi semua ada. Bukan cuma dari luar negeri, dalam negeri juga ada dan semua agama ada,” beber sumber SA yang pernah mengenyam pendidikan di Al Zaytun secara eksklusif kepada Insertlive.
“Di Indramayu juga kan banyak yang punya tanah orang China jadi mau nggak mau kita berdampingan sama mereka, bukannya kita mengusir orang China,” lanjutnya.
Ucapan salam itu pun disebut sebagai bentuk toleransi bagi penganut agama lain. Ponpes Al Zaytun kerap menggelar acara pada Malam 1 Muharram.
Pada acara itu mereka mengundang tamu yang berasal bukan hanya kaum muslim, namun beberapa umat agama lain.
“Al-Zaytun itu kan dibilangnya toleransi kan, jadi semua penganut agama lain juga (saling menghargai). Kalau setiap Muharram itu nggak cuma orang Islam yang datang, ada Buddha, Kristen. Kita kan menganut aliran toleransi jadi semua ada. Bukan cuma dari luar negeri, dalam negeri juga ada dan semua agama ada,” beber sumber SA yang pernah mengenyam pendidikan di Al Zaytun secara eksklusif kepada Insertlive.
“Di Indramayu juga kan banyak yang punya tanah orang China jadi mau nggak mau kita berdampingan sama mereka, bukannya kita mengusir orang China,” lanjutnya.***
Editor: Redaksi