KEMENKO PMK — Kemenko PMK menggelar Diskusi Publik Penguatan Ekosistem Pembangunan Karakter di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, pada Rabu (6/8/2025). Kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk merumuskan kebijakan pembangunan karakter bangsa yang terintegrasi, kolaboratif, dan berbasis bukti, sekaligus mematangkan platform digital KARAKTERKITA sebelum diluncurkan secara nasional.
Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa Kemenko PMK Warsito menjelaskan bahwa penguatan karakter merupakan fondasi strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia unggul menuju Indonesia Emas 2045. Tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini semakin kompleks, mulai dari memudarnya nilai-nilai Pancasila, meningkatnya kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, hingga ancaman disrupsi teknologi.
“Penguatan karakter tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah. Kami membutuhkan dukungan seluruh mitra, komunitas, dan komponen masyarakat untuk menggerakkan ekosistem pembangunan karakter di semua ruang interaksi,” ujar Warsito.
Kemenko PMK bersama tim peneliti Universitas Padjajaran telah melakukan riset berbasis bukti di 10 provinsi dengan lebih dari 4.500 responden. Hasil riset ini menghasilkan policy brief dan rancangan platform digital KARAKTERKITA, yang dirancang sebagai pendamping orang tua dalam mendidik anak berdasarkan delapan karakter utama bangsa sesuai Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden.
Warsito menambahkan bahwa strategi penguatan karakter harus menyasar seluruh ruang interaksi masyarakat secara menyeluruh. Pendekatan ini dituangkan dalam konsep panca pusat pendidikan yang mencakup keluarga, institusi pendidikan, lingkungan masyarakat, tempat ibadah, dan ruang digital. Seluruh pusat pendidikan tersebut diharapkan bergerak selaras dalam membangun nilai-nilai karakter bangsa.
“Kami menyasar seluruh ruang ekosistem interaksi masyarakat, yang kami sebut panca pusat pendidikan: keluarga, institusi pendidikan, lingkungan masyarakat, tempat ibadah, dan ruang digital. Diskusi ini fokus dari hulunya, yaitu keluarga,” jelasnya.
Diskusi publik menghadirkan pakar psikolog, dokter spesialis anak, komunitas parenting, organisasi perlindungan anak, lembaga pendidikan, dan organisasi profesi. Para narasumber membahas tantangan pengasuhan di era digital, perlindungan anak dari ancaman siber, serta strategi kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat karakter bangsa dari hulu.
Warsito menegaskan bahwa penguatan karakter menjadi prasyarat penting untuk mencapai SDM unggul yang sehat, cerdas, produktif, dan bermoral. Semua indikator ini, lanjutnya, saling terkait dan harus dibangun sejak dari keluarga sebagai pusat pembentukan karakter pertama.
“Ketika kita bicara Indonesia Emas 2045, SDM unggul itu minimal sehat fisik dan mental, cerdas, produktif, dan berkarakter. Semua indikator itu saling terkait dan harus dibangun sejak dari keluarga,” tegasnya.
Acara diakhiri dengan penegasan komitmen Kemenko PMK untuk menjadikan KARAKTERKITA sebagai gerakan nasional yang mendorong peran keluarga sebagai garda terdepan pembentukan karakter bangsa.
Diskusi publik ini dihadiri jajaran pejabat Kemenko PMK, pakar psikolog Samanta Elsener dan Tara de Thouars, pakar gizi anak Damayanti Rusli Sjarif, perwakilan komunitas dan platform digital parenting seperti Parenting Indonesia dan Keluarga Kita, serta perwakilan Save the Children Indonesia.
Sumber :Kemenko PMK