BERITA

Menko PMK Pratikno: Pemanfaatan Bonus Demografi untuk Green Economy dan Menghadapi Disrupsi

154
×

Menko PMK Pratikno: Pemanfaatan Bonus Demografi untuk Green Economy dan Menghadapi Disrupsi

Sebarkan artikel ini

Strategi Making the Best of untuk Bonus Demografi dan Green Economy

KEMENKO PMK — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan green economy atau ekonomi berkelanjutan.

Pernyataan tersebut disampaikannya saat menjadi narasumber dalam Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I, Angkatan LXIII Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI), pada Selasa (10/6/2025).

Menko Pratikno menerangkan, Indonesia memiliki modalitas strategis untuk mengembangkan green economy, mulai dari kekayaan laut dan daratan, potensi energi terbarukan seperti angin, matahari, geotermal, dan ombak laut, serta sumber daya bio seperti kelapa sawit.

Baca Juga  Kemenko PMK Perkuat Koordinasi Lintas K/L melalui Pembentukan Kelembagaan AMPD

“Kuncinya adalah ‘making the best of’ atau memanfaatkan sebaik-baiknya potensi yang kita miliki,” ujar Pratikno.

Ia menambahkan bahwa transisi menuju ekonomi hijau membutuhkan kesadaran kolektif, dan salah satu cara yang efektif adalah melalui penguatan gerakan sosial di masyarakat.

“Gerakan lingkungan bisa dibentuk melalui tradisi di sekolah, peran tokoh agama, budaya lokal, bahkan lewat hobi anak muda seperti olahraga dan musik,” katanya.

Baca Juga  Early Warning for All: Kemenko PMK Tegaskan Peringatan Dini Harus Jangkau Semua

Menko PMK juga menekankan bahwa pemanfaatan bonus demografi harus diiringi dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi era disrupsi yang bergerak sangat cepat akibat perkembangan teknologi. Menurutnya, ke depan banyak jenis pekerjaan dan keterampilan akan tergantikan oleh kebutuhan akan future skills dan future knowledge.

“Skill yang paling fundamental menghadapi disrupsi adalah menjadi agile learner, yaitu pembelajar yang adaptif dan terus berkembang,” ungkapnya.

Baca Juga  Menko PMK Kenalkan Gerakan KITATANGGUH: Tangguh Mengurangi, Menghadapi, dan Memulihkan Pasca Bencana

Menutup paparannya, Menko PMK menyampaikan pesan kepada para peserta pelatihan agar tidak hanya meningkatkan kapasitas individu, tetapi juga mampu memperbaiki sistem birokrasi secara menyeluruh.

“Birokrat ke depan bukan hanya dituntut meningkatkan kapasitas, tetapi juga membenahi sistem birokrasi. Jangan sampai birokrat hebat hanya berlari dalam kandang hamster, lari cepat, berkeringat, tapi terjebak dalam lingkaran,” tutupnya.

Sumber :Kemenko PMK