EKONOMI

Keberadaan Ormas Bikin Uang Ratusan Triliun Rupiah di Kawasan Industri Lenyap?

56
×

Keberadaan Ormas Bikin Uang Ratusan Triliun Rupiah di Kawasan Industri Lenyap?

Sebarkan artikel ini
Kepala BPPI Kementerian Perindustrian, Doddy Rahardi meninjau proses produksi PT Tata Metal Lestari di kawasan Industri Delta Silicon, Cikarang. (Dok Kemenperin)
Kepala BPPI Kementerian Perindustrian, Doddy Rahardi meninjau proses produksi PT Tata Metal Lestari di kawasan Industri Delta Silicon, Cikarang. (Dok Kemenperin)

JAKARTA – Himpunan Kawasan Industri (HKI) buka-bukaan soal hilangnya investasi ratusan triliun rupiah untuk kawasan industri, akibat aksi dari sekelompok organisasi masyarakat (ormas).

Ketua Umum HKI, Sanny Iskandar mengatakan, ormas kerap kali melakukan demo di dalam kawasan industri hingga mengganggu operasional pabrik. Beberapa pabrikan bahkan kena segel, hingga menghadang jalan keluar/masuk area industri.

“Modusnya tuh memang begitu. Mereka tuh melakukan unjuk rasa segala macam untuk nutup kawasan. Sehingga pabrik-pabrik itu enggak bisa keluar, enggak bisa masuk. Bahan baku enggak bisa masuk, barang jadi enggak bisa keluar. Akhirnya panik segala macam, akhirnya pabriknya nyerah,” ungkapnya di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (6/2/2025)

Kejadian itu membuat investor di kawasan industri jengah, sehingga menarik operasionalnya. Sanny menilai, kerugian yang ditimbulkan bisa mencapai ratusan triliun rupiah. Bukan hanya akibat keluarnya industri dari kawasan, tapi juga investor yang mengurungkan niat masuk di dalamnya.

“Wah, itu sih udah pasti kalau menurut saya itu bisa dikatakan, kalau dihitung semuanya ya, bukan cuman yang keluar, yang enggak jadi masuk juga, itu bisa ratusan triliun (rupiah) juga. Kan ada masalah perizinan, gangguan keamanan. Akhirnya itu jadi akumulasi,” bebernya.

Angka Kerugian Total
Menurut dia, angka kerugian totalnya bahkan sudah tidak bisa dihitung. Sebab, tak sedikit pabrikan yang tutup operasi gara-gara ormas, dengan sudah menaruh modal banyak untuk membangun industri.

“Bayangin, untuk membangun satu industri itu dia pinjam duit. Dia beli mesin-mesin teknologi tinggi, dia cari pasar gimana pembeli supaya mau beli. Itu aja udah pusing dengan persaingan global ini,” ujar Sanny.

“Sekarang ditambahin disuruh ngadepin yang model-model kayak gitu, gangguan keamanan. Itu kan sesuatu yang enggak bisa diprediksi,” dia menambahkan.