DUMAI -Akhirnya, kapal legendaris milik TNI AL yang dipakai sebagai sarana napak tilas jalur rempah Nusantara tempo dahulu, KRI Dewaruci, lepas tali tambat di Dermaga C pelabuhan laut Pelindo Dumai, Rabu (19/06/2024).
Jika sebelumnya, mulai keberangkatan KRI Dewaruci dari pelabuhan laut Jakarta-Belitung Timur-Dumai diisi sebanyak 87 prajurit TNI AL kru organik kapal dan “47 Laskar Rempah Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) Batch 1 Lada Putih”, maka kali ini “50 Laskar Rempah Batch MBJR Batch 2 Kayu Manis” akan berlayar meneruskan jalur rempah, mengambil rute Dumai-Sabang (Aceh)-Malaka (Malaysia)Tanjung Uban (Kepri)-Lampung dan kembali ke Jakarta.
Dirjen Kebudayaan/Direktur Muhibah Budaya Jalur Rempah Batch 2 Kayu Manis/Pamong Budaya/Ahli Utama Kemendikbudristek, Siswanto, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar atas kerjasamanya, dalam kegiatan MBJR 2024 di titik singgah, Kota Dumai. “Terima kasih atas segala fasilitas, penyambutan, sinergi kegiatan dan apresiasinya,” ucap Siswanto.
Siswanto berharap, momen singgah nya KRI Dewaruci dan MBJR itu, semoga tidak hanya selesai dalam gebyar seremoni saja, namun bisa memacu dan memicu, memaknai, serta menumbuhkan rasa cinta Bangsa Indonesia terhadap jalur rempah warisan budaya nusantara.
“Spirit kejayaan maritim masa lalu dan koneksi budaya Melayu inilah yang menjadi perhatian pemerintah dan para pihak. Kemendikbud ristek memfasilitasi, menjahit untuk mengarahkan dan mengantarkan “Jalur Rempah” menjadi warisan budaya Unesco (dunia),” cakap Direktur Siswanto.
Walikota Dumai H Paisal, SKM., MARS., lewat Asisten 2 Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Syahrinaldi, mengatakan Pemko Dumai bersyukur rombongan MBJR KRI Dewaruci membawa sesuatu yang unik ke Kota Idaman itu. “Ini dibuktikan dengan semakin menebalnya semangat pengapresiasian budaya di masyarakat Dumai. Selama 3 hari (sejak Minggu 16/6), masyarakat Dumai bisa datang dan melihat langsung kapal legendaris KRI Dewaruci di dermaga ini secara gratis. Terlebih kehadiran prajurit TNI AL dan Laskar Rempah MBJR Batch 1 Lada Putih (laskar sebelumnya), bertepatan dengan perayaan Idul Adha 1445 H/2024 M. 87 Prajurit KRI Dewaruci dan 47 Laskar Rempah MBJR Batch 1 Lada Putih bisa merasakan kesyahduan kurban dan jadi pengalaman berharga bagi kita semua,” tandas Asisten 2 biasa dipanggil Ucok ini.
Persinggahan KRI Dewaruci di Kota Dumai merupakan napak tilas jalur rempah pada jaman jauh sebelum ada Indonesia. Transaksi rempah terjadi di Selat Malaka, namun Selat Dumai merupakan perairan perlintasan kapal dagang pada saat itu.
Perjalanan KRI Dewaruci
KRI Dewaruci merupakan kapal pesanan Pemerintahan Presiden Soekarno kepada Pemerintah Jerman. KRI Dewaruci dibuat pada tahun 1952 oleh H. C. Stülcken & Sohn Hamburg, Jerman Barat dan diresmikan pada tahun 1953. Pertama diluncurkan pada tanggal 24 Januari 1953, dan pada bulan Juli nya dilayarkan ke Indonesia oleh taruna dan kadet TNI AL RI.
Diawalnya, material KRI Dewaruci terbuat dari kayu, namun saat ini sesuai perkembangan teknologi, material beralih ke plat baja. Namun sejak awal hingga kini, dimensi nya masih tetap dipertahankan. Tetap memiliki 3 tiang layar (tiang Bima, tiang Yudhistira, dan tiang Arjuna). KRI Dewaruci masuk dalam jajaran Satuan Kapal Bantu Komando Armada II. Saat ini KRI Dewaruci digerakkan oleh 1 unit mesin Diesel 986 HP, dengan satu propeler berdaun 4.
KRI Dewaruci telah dua kali melaksanakan pelayaran muhibah keliling dunia, yaitu tahun 1964 dan 2012.
Kapal berukuran panjang 58,5 meter dan lebar 9,5 meter, dan masuk kelas Barquentine. Barquentine atau schooner barque atau “barkentine” atau “schooner barque” adalah kapal layar dengan tiga tiang atau lebih; dengan tiang depan yang dipasang persegi dan tiang utama yang dipasang di depan dan belakang, mizzen, dan tiang lainnya.
MBJR merupakan program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan TNI AL. Tahun ini, pelayaran dilakukan selama 39 hari mulai dari 7 Juni sampai 17 Juli 2024 dengan total jarak tempuh 3.105 Kilometer, mengikuti titik-titik jalur rempah jaman dahulu.
Total 233 orang terlibat dalam pelayaran jalur rempah, mulai dari Jakarta hingga kembali ke Jakarta. Sebanyak 87 kru kapal legendaris KRI Dewaruci merupakan prajurit TNI AL, dengan Komandan Kapal saat ini Letkol Laut (P) Rhony Lutviadhani, S.T., M.Tr.Opsla., CTMP., dan Laskar Rempah MBJR Batch 1, 2 dan 3. Laskar Rempah terdiri dari petugas Kemendikbudristek, peneliti, akademisi, jurnalis, serta pegiat film dan foto.
Di setiap persinggahan nya, laskar rempah akan bergantian Batch. Batch 1 Jakarta-Dumai diisi Laskar Rempah MBJR Batch 1 Lada Putih dengan jumlah 47 orang . Batch 2 Kayu Manis berjumlah 50 orang dan Batch 3 (nama akan menyesuaikan) berjumlah 49 orang.
Para Laskar Rempah MBJR merupakan orang pilihan mewakili beberapa kampus Indonesia Timur dan beberapa instansi, untuk turut melihat titik-titik sejarah jalur perdagangan dan budaya rempah.
Program MBJR telah digelar sejak 2020 sebagai bagian dari program prioritas nasional pemerintah. Tahun pertama berlayar di Indonesia Bagian Timur. Tahun kedua di Indonesia Bagian Tengah. Bersama KRI Dewaruci, MBJR telah melintasi jalur rempah di Surabaya, Makassar, Baubau dan Buton, Ternate dan Tidore, Banda Naira, Kupang, dan kembali ke Surabaya pada 2020, serta jalur rempah di Surabaya dan Kepulauan Selayar pada 2023.
Direktur Kebudayaan Kemendikbudristek Siswanto menjelaskan, pelayaran muhibah yang panjang ini adalah upaya Indonesia untuk mengajukan jalur rempah sebagai warisan budaya dunia kepada Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization/UNESCO) yang ditargetkan bisa ditetapkan pada 2024.(Es)