JAKARTA – Gagasan Calon Ketua Umum (Caketum) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Zulmansyah Sekedang, “Bersama-sama Mewujudkan PWI HEBAT,” mendapat pujian dari wartawan senior.
Pujian tersebut datang dari senior-senior PWI yang berada di Dewan Kehormatan (DK) dan Dewan Penasihat (Wanhat).
Caketem PWI Pusat itu diundang DK PWI untuk silaturahmi, diskusi sekaligus menyampaikan visi, misi, dan program untuk PWI 2023-2028 di Jakarta, Jumat (22/7/2023).
Ketua PWI Riau dua periode itu ikut diundang menyampaikan visi, misi, dan program dua caketum PWI lainnya, yakni Hendry Ch Bangun dan Munir Akhmad.
Dalam pemaparan visi dan misinya di hadapan para senior PWI, Zulmansyah Sekedang menyebutkan, PWI HEBAT bukan hanya sebuah kata berarti perubahan untuk lebih bagus atau lebih baik, tetapi merupakan akronim dari misi dan program yang akan diwujudkan bersama-sama di PWI.
“Harus bersama-sama mewujudkan PWI HEBAT ke depan. Tak bisa hanya seorang Ketua Umum PWI, tetapi semua bersama-sama harus terlibat. Termasuk seluruh senior yang ada di kepengurusan, maupun di luar pengurus,” kata Zulmansyah Sekedang.
Hadir saat pemaparan visi, misi, dan program itu Ketua DK PWI H Ilham Bintang, anggota DK Asro Kamal Rokan, Penasihat PWI Banjar Chaeruddin dan N Syamsuddin Ch Haesy, mantan Ketua PWI DKI Jakarta Marah Sakti Siregar, dan Bendahara PWI Riau Oberlin Marbun.
Zulmansyah menjelaskan, HEBAT merupakan akronim dari H sama dengan Harmonis. E berarti ekonomi wartawan harus Ditolong. B artinya bargaining power, PWI bermanfaat untuk semua. A sama dengan amanah. Dan serta T bermakna tempat silaturahmi, edukasi, proteksi, dan happy-happy.
“Organisasi PWI kita ini, kata persatuan didahulukan. Persatuan tanpa hubungan yang harmonis di internal dan eksternal, akan menjadi penghalang mewujudkan program-program mengangkat marwah organisasi PWI. Ke depan, kita seperti semboyan Pertamina.l, ‘Mulai dari nol ya..’ Semua senior harus bersatu, harmonis dan bersama-sama bergandengan tangan membesarkan PWI kembali,” ungkap mantan Pemimpin Redaksi Riau Pos ini.
Berikutnya, ekonomi wartawan harus ditolong. Ke depan, PWI tidak perlu muluk-muluk memperjuangkan kesejahteraan wartawan. Tetapi PWI harus hadir menolong ekonomi wartawan.
Terutama wartawan di daerah yang banyak sekali mengalami kesulitan ekonomi di saat pandemi Covid-19 maupun saat ini sesudah pandemi.
“Saya menggagas program fellowship jurnalism. Di mana seluruh anggota PWI yang sudah dinyatakan kompeten mendapatkan insentif antara Rp1 juta sampai Rp2 juta perbulan, sebagaimana dulu pernah diwujudkan pemerintah melalui program Fellowship Jurnalisme Perubahan Perilaku (FJPP). Ayo semua pengurus dan senior sekalian, termasuk PWI se-Indonesia, sama-sama kita berjuang agar program fellowship jurnalisme ini dapat terwujud dan permanen di PWI,” ajak Zulmansyah.
Penasihat PWI Banjar Chaeruddin langsung menanggapi. “Wah, ini program yang menarik. Tapi E berarti ekonomi wartawan harus ditolong itu kepanjangan. Dibuat singkat saja. Jadi empowering saja,” kata mantan Pemred Bisnis Indonesia ini menyarankan.
“Baik senior. Apapun namanya, yang penting seluruh anggota, apalagi yang sudah kompeten harus merasakan manfaat ikut PWI,” jawab Zulmansyah.
Kemudian, lanjut Zulmansyah, bargaining power PWI bermanfaat untuk semua, akan diwujudkan dengan mengusulkan dan menempatkan wartawan-wartawan PWI di posisi strategis dalam rangka ikut mengabdi kepada bangsa dan negara. Misalnya diusulkan menjadi menteri, duta besar, direksi BUMN, dan sebagainya.
Kata Zulmansyah, wartawan, terutama senior PWI sesungguhnya adalah aset bangsa. Banyak sekali yang pintar dan berwawasan luas.
“Karena itu, melalui bargaining power PWI ini, para senior yang bersedia mengabdi untuk bangsa dan negara, sama-sama kita usulkan dan perjuangkan menjadi menteri, dubes, direksi BUMN, direksi BUMD, dan sebagainya,” kata Zulmansyah lagi.
Sedangkan amanah, merupakan hal yang harus menjadi teladan bagi seluruh pengurus PWI se-Indonesia, terutama di PWI Pusat. Paling utama amanah dalam menegakkan seluruh aturan konstitusi PWI seperti taat dan patuh kepada PD, PRT, KEJ PWI, dan KPW PWI.
Terakhir PWI sebagai tempat silaturahmi, edukasi, proteksi, dan happy-happy, sungguh-sungguh harus diwujudkan. Maka ke depan, di PWI akan ada Direktur “Glamur”, singkatan golongan wartawan lanjut umur sebagai salah satu wadah silaturrahmi khusus para wartawan senior.
Kemudian SJI (Sekolah Jurnalistik Indonesia) hidupkan kembali, Safari Jurnalistik PWI, dan diklat-diklat diperbanyak, LBH PWI aktifkan untuk melindungi anggota dan perbanyak kunjungan keluar negeri untuk edukasi sekaligus happy-happy bagi anggota dan pengurus PWI se-Indonesia.
“Program PWI HEBAT ini semua sudah kami kerjakan di PWI Riau. Ini bukan kata-kata atau rencana kerja, semua sudah nyata kami kerjakan dan terlaksana di PWI Riau. Karena itu, mohon para senior memberikan kesempatan kepada yang muda menjadi Ketum PWI 2023-2028. Sedangkan para senior semua menjadi begawan di Wanhat atau di DK PWI,” jelas Zulmansyah Sekedang.
Menanggapi visi, misi, dan program PWI HEBAT yang disampaikan Zulmansyah, Penasuhat PWI Pusat N Syamsuddin Ch Haesy mengaku gembira. Program Zulmansyah, lengkap mengurusi otak, hati, dan perut wartawan sekaligus.
“Program-program ini menyentuh otak wartawan, hati wartawan dan perut wartawan,” kata Syamsuddin Haesy sembari menunjuk kepalanya, dadanya, dan perutnya.
Wartawan yang juga sastrawan senior ini juga menyampaikan syair Lancang Kuning dari Riau. Katanya, kalau nahkoda kuranglah paham, alamatlah kapal akan tenggelam.
“Sebaliknya, Zulmansyah menunjukkan dirinya adalah nahkoda yang sangat paham memimpin PWI,” ulasnya.
Sedangkan Ketua DK PWI H Ilham Bintang menyebutkan Zulmansyah sekarang menjadi “trending topic” di kalangan wartawan di Jakarta, juga di PWI Pusat.
Itu karena program-program PWI HEBAT yang disampaikannya, juga karena safari silaturahmi yang dilakukannya di Sumatera, Jawa, dan Sulawesi.
“Ini menunjukkan Zulmansyah sangat serius untuk membenahi PWI secara organisasi agar bermarwah, sekaligus bermanfaat untuk semua wartawan anggotanya,” kata Ilham.
Selain Zulmansyah, ikut menyampaikan visi dan misi, Caketum PWI Pusat 2023-2028 lain, yakni Hendry Ch Bangun dan Akhmad Munir. Banyak saran dan juga kritik di dalam diskusi bedah visi dan misi Caketum PWI.
Namun tetap berlangsung guyub, juga penuh canda dan tawa. Diawali dengan salat Jumat berjamaah di Masjid At-Tabayun, dilanjutkan makan siang bersama di kediaman Ketua DK Ilham Bintang, dan diakhiri dengan berfoto bersama. ***