BERITA

Soal Kasir Tak Beri Kembalian Receh, Ini Penjelasan Alfamart dan Indomaret

790
×

Soal Kasir Tak Beri Kembalian Receh, Ini Penjelasan Alfamart dan Indomaret

Sebarkan artikel ini
Indomaret Pasar Minggu, Kamis (6/2). Foto: Muhammad Darisman/kumparan

JAKARTA – Senin (10/7), Pihak Indomaret mengatakan produk yang dijual terbatas pada kelipatan Rp 100 saja. Sehingga konsumen tidak perlu khawatir menerima pecahan uang kecil di bawah nominal tersebut.

Dikutip dari Kumparan, Indomaret juga menegaskan ketersediaan uang kembalian receh pasti tersedia di setiap gerai.

Sempat viral di media sosial pelanggan mengeluhkan uang kembalian receh dari belanjaan di minimarket. Salah satunya menyinggung minimarket Indomaret milik PT Indomarco Prismatama.

“Menurut pengamatan kami, hingga kini masih banyak masyarakat yang membutuhkan uang logam atau receh. Untuk ketersediaan uang kembalian Rp 100 atau Rp 200, sampai saat ini belum menjadi kendala yang berarti,” tutur Marketing Communication Executive Director Indomaret, Bastari Akmal, kepada kumparan.

Selain itu, Bastari juga menegaskan terbuka pilihan donasi bagi pelanggan Indomaret yang tidak ingin menyimpan kembalian receh.

“Indomaret memiliki program donasi pelanggan yang proses penghimpunan dananya diberikan izin dari Kementerian Sosial (Kemensos) dan atau Kementerian Agama (Kemenag),” ujarnya.

Respons Alfamart: Kerja Sama dengan Aprindo Sediakan Uang Kecil

Director Corporate Affairs Alfamart, Solihin, menuturkan pihaknya selalu menyiapkan kembalian dengan pecahan terkecil. Ia menilai hal itu merupakan hak konsumen.

Ia mengatakan, Alfamart juga membuka opsi untuk donasi untuk pecahan receh tertentu dengan batas maksimal Rp 500, namun ia menegaskan kebijakan tidak akan dipaksakan kepada pembeli.

“Kita kerja sama dengan yayasan melakukan pengumpulan dana dari konsumen untuk didonasikan, Alfamart sebagai pengumpul, dengan catatan SOP itu ditawarkan.”

“Misalnya belanja kembali Rp 100, atau Rp 80, kan bisa saja harga tidak bulat. Rp 1.920 misalkan, ada pengembalian Rp 80. Dalam SOP kita selalu tawarkan kembalian itu, atau tawarkan didonasikan,” pungkas Solihin kepada kumparan.

Namun jika konsumen memilih untuk menerima kembalian apa adanya, Alfamart sudah bekerja sama dengan Aprindo agar uang kecil selalu tersedia. Walau ini dibatasi dengan pecahan Rp 100 agar mempermudah mendapat kembalian.

Pihaknya juga tidak menampik ada beberapa barang yang dijual dengan harga dengan pecahan seperti Rp 50, namun Alfamart menyiasati dengan memberikan kembalian ke kelipatan yang lebih besar.

“Biasanya kalau tidak disumbangkan, harga barang kita naikin ke kelipatan yang lebih besar, misal contohnya begini, ada pengembalian Rp 50-Rp 90, kan nggak ada uang Rp 10 perak atau Rp 50 perak, kita biasanya kelipatan ke atas, kita balikin Rp 100. Standarnya begitu,” ujar Solihin.

Ketika ditanyakan kenapa harga barang tidak dibulatkan saja, Solihin mengatakan pembulatan harga tidak bisa dilakukan begitu saja. Pihak Alfamart harus mengacu pada standar margin keuntungan yang bisa diambil ritel, yang telah ditetapkan pada setiap barang. Ia menjelaskan standar margin setiap barang bisa berbeda-beda besarannya.

“Produk Gula misal itu nggak bisa (ambil) untung gede-gede, kita pasti ada persentase, 2 persen. Jadi ada standar margin per kategori produk. Standar margin adalah persentase yang dikalikan harga HPP (Harga Pokok Pembelian), nah pokok pembelian supplier nggak bulat juga, nah itu dikalikan dengan standar margin kita,” ungkapnya.

Selain itu, standar margin juga penting karena perbedaan harga terkecil saja bisa menjadi pengubah keputusan konsumen untuk membeli di gerai mana. Khususnya untuk peritel yang memperhitungkan perbedaan harga terkecil sekalipun.

“Jadi memang standar margin yang bikin harga tidak bulat, kita tidak mudah membulatkan karena mempengaruhi image, seorang konsumen akan bisa membandingkan di sini dan di sana seperti apa (perbedaan harganya) apalagi kalau orang-orang tertentu, peritel, sama harga sensitif,” jelas Solihin.

“Jangan pikir harga beda Rp 100 tidak jadi pertimbangan, bisa saja bagi orang-orang tertentu itu penting,” imbuhnya.***

Editor: Redaksi