JAKARTA – Tsunami merupakan salah satu bencana alam yang memungkinkan untuk memakan banyak korban. Untuk mengatasi persoalan tersebut, ilmuwan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) tengah mencoba mendeteksi tsunami.
Para ilmuwan di Jet Propulsion Laboratory NASA sedang menguji inovasi yang dinamakan GUARDIAN, yakni sebuah sistem untuk mendeteksi tsunami menggunakan sinyal GPS.
Adapun GUARDIAN yang mempunyai kepanjangan GNSS Upper Atmospheric Real-time Disaster Information and Alert Network diharapkan akan meningkatkan sistem peringatan dini tsunami.
Sistem ini memanfaatkan sinyal GPS untuk melacak adanya ombak di wilayah Cincin Api Pasifik. Alat tersebut akan menyaring sinyal-sinyal untuk mendapatkan petunjuk terjadinya tsunami muncul di suatu lokasi, sehingga dapat memberikan informasi ke wilayah daratan terdekat yang terdampak.
“Kami membayangkan GUARDIAN suatu hari nanti melengkapi instrumen berbasis darat dan laut yang sudah ada, seperti seismometer, pelampung, dan pengukur pasang surut yang sangat efektif tetapi tidak memiliki cakupan sistematis di laut terbuka,” ujar Siddharth Krishnamoorthy tim pengembangan JPL dikutip dari Scientech Daily, Minggu (4/6/2023).
Meski alat navigasi berupaya untuk mengoreksi gangguan pada ionosfer, ilmuwan dapat menggunakannya sebagai sinyal alarm untuk menyelematkan penduduk.
“Alih-alih mengoreksi ini sebagai kesalahan, kami menggunakannya sebagai data untuk menemukan bahaya alam,” kata Leo Martier, ilmuwan JPL yang turut mengembangkan GUARDIAN.
Inovasi ini bisa memberikan satu jam tambahan waktu tunggu tsunami, yang mana itu sangat berguna bagi daerah terdampak untuk segera menyelamatkan diri dari gelombang mengerikan yang akan menghempaskan daratan dalam waktu sekejap tersebut.
Sejauh ini GUARDIAN memang dalam tahap pengembangan. Begitu juga dengan area fokusnya hanya di Cincin Api Pasifik yang area tersebut lebih dari 750 tsunami terjadi dalam kurun waktu 1900 sampai 2015.
Sumber: detik.com