TRAVEL

Bocah Kembar 7 Tahun Asal Dumai Taklukkan Gunung Talang di Musim Ekstrem

1046
×

Bocah Kembar 7 Tahun Asal Dumai Taklukkan Gunung Talang di Musim Ekstrem

Sebarkan artikel ini

SUMBAR – Kenzo Gauqi Alvaro dan Kenzie Gauqi Nakhla, si kembar yang masih berusia tujuh tahun telah menorehkan prestasi sejak dini. Mereka berhasil menaklukkan Gunung Talang di Kabupaten Solok (Sumbar) dengan ketinggian 2.597 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Ahad (19/1/2021).

Hebatnya, si kembar yang duduk di bangku kelas II Sekolah Dasar Negeri 004 Teluk Binjai Kota Dumai, Provinsi Riau tersebut, melakukan pendakian secara Tik-tok alias tektok -istilah untuk naik turun gunung dalam waktu sehari tanpa menginap atau membuat kemah di gunung-.

Tak hanya itu, pendakian yang dilakukan kembar bersaudara tersebut disaat musim ekstrem. Dimana hujan dan badai selalu melanda pegunungan ini, hingga membuat para pendaki harus was-was ketika melakukan pendakian.

Kenzo dan Kenzie tak sendirian mendaki gunung yang terletak di Kabutaten Solok, Sumbar itu. Ia pergi bersama kakak perempuannya, Keyshia Maheswari Anjani berusia 14 tahun, abangnya Keanu Awari Cuervo berusia 10 tahun, kedua orang tuanya Iwan Iswandi dan Ririn Herli Mariza.

Karena pemula, keluarga Kenzo dan Kenzie mengajak pamannya Amfreizer dan kakak sepupunya Lutfi (Anak Amfreizer, 13) -sejak umur 5 tahun sudah menaklukan Gunung Marapi Padang Panjang, Sumbar bersama adiknya Jafra (4)- untuk ikut trekking bersama.

Keluarga Iwan Iswandi tersebut melakukan pendakian Gunung Talang pada Ahad (19/12/2021) via Bukik Bulek, Kampung Batu, Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Mereka berangkat ke atas dari Posko I mulai pukul 07.30 WIB dan sampai ke bawah lagi pada jam 14.45 WIB.

Dengan Leader Amfreizer (Paman Kenzo dan Kenzie -abang kandung Iwan Iswandi-), Kenzo dan Kenzie melakukan pendakian dengan selamat dan lancar sampai ke Posko Pendakian I.

Saat ditemui media atas kepulangannya dari pendakian Gunung Talang tanpa alat bantuan tersebut, Kenzo dan Kenzie bersaudara mengungkapkan rasa bahagia dan senangnya bisa menikmati keindahan dari atas Gunung Talang.

“Alhamdulillah, senang kali bisa sampai di atas gunung. Bisa melihat langsung bunga edelweis dari dekat dan kawah yang berasap. Sayangnya waktu kita di atas cuman sebentar sekitar 30 menit, karena cuaca tidak bagus ,” kata Kenzo dengan sisa semangat yang ada kepada media ini.

Sedangkan Keanu mengaku tak menyangka dirinya bisa melewati beberapa rintangan untuk sampai ke atas gunung, pasalnya jalur yang becek plus hujan dan badai tentu  membutuhkan kesiapan dan energi ekstra. Banyak pendaki yang mengurungkan niatnya untuk naik ke atas langsung karena kondisi cuaca tak memungkinkan. Namun Kenzie bersaudara berhasil menaklukkan gunung tersebut, tanpa persiapan matang.

“Pas sampai di R13 (Rambu 13) aku sempat nangis dan minta turun sama Papa. Karena tak kuat lagi untuk melanjutkan perjalanan. Apalagi medannya berat dan becek serta jalannya mendaki terus,” ungkap Keanu.

Karena, lanjut Keanu lagi, melihat adik kembarnya Kenzo dan Kenzie semangat sekali untuk melanjutkan perjalanan, niat untuk mundur diurungkannya, agar sang adik tidak kecewa.

“Dengan sisa tenaga yang ada kami tetap melanjutkan perjuangan ke atas. Lagian tak enak juga melihat kedua adik saya begitu semangat untuk menuntaskan misi kami yang datang jauh-jauh dari Dumai (Riau). Dengan perlahan-lahan akhirnya sampai juga di atas. Rasanya bahagia sekali dan seketika penat yang saya rasakan hilang semua. Tapi sayang kami tidak bisa lama menikmati keindahan alam dari atas karena hujan dan angin mulai kencang,” kenang Keanu, siswa kelas IV SD ini.

Sementara itu, Kenzie mengakui, tidak melakukan persiapan apa pun untuk trekking ke Gunung Talang ini bersama keluarganya.

“Tak ada persiapan sedikit pun. Siap ujian di sekolah, Mama ngajak ke Sumbar untuk mendaki dan kami senang. Karena perdana dan untuk tahap awalnya mendaki Gunung Talang ini. Berikutnya petualangan ke Gunung Marapi dan gunung yang lainnya. Mohon doanya, agar rencananya bisa terwujud,” ucap pemain yunior Persatuan Sepakbola Terikat (Persekat) Kota Dumai ini berharap.

Menurut Kenzo dan Kenzie, keinginan keras mereka untuk mendaki gunung setelah melihat album fhoto sang mama dan papa, saat masih kuliah di Padang. Dimana dalam album fhoto tersebut, mamanya Ririn bersama teman-teman kebanyakan berpose di atas gunung. Diantaranya Gunung Marapi di Padang Panjang, Gunung Singgalang di Padang Panjang, Gunung Talang di Kabupaten Solok dan Gunung Kerinci di Jambi.

“Karena penasaran akan cerita Mama saat berada di atas gunung. Waktu diajak trekking di Sumbar, langsung kami iya kan. Kemudian memesan pakaian mendaki melalui toko online, seminggu yang lalu. Rupanya setelah berada di atas gunung, barulah kami merasakan kepuasan sendiri. Petualangan ini sangat menyenangkan dan sangat menakutkan. Kami sangat bangga,” ucap Kenzie.

Rupanya hobi mereka ini turun dari hobi sang mama, Ririn Herli Mariza dan sang ayah Iwan Iswandi, yang saat kuliah setiap dua minggu sekali selalu naik gunung. Menurut, pengakuan Iwan, karena mendaki gunung dia berjodoh dengan isterinya Ririn. Saat itu mereka sama-sama perdana mendaki gunung dalam satu rombongan.

Mereka menginap semalam di Posko Pendakian I Gunung Talang, Kampung Batu via Bukik Bulek, pada Sabtu (18/12/2021), karena cuaca hujan deras dan angin badai.

“Kami sampai di posko Sabtu sekitar jam 10.00 WIB, rencananya siap makan siang jam 13.00 WIB langsung naik ke atas dan menginap semalam di cadas. Namun karena hujan dan badai tak berhenti hingga keesokan hari, niat untuk lanjut naik kami tunda dan kami harus menginap di posko sebelum melakukan pendakian,” ucap Iwan.

Keesokan harinya, lanjut pria yang akrab disapa One’s Kincai ini, walau cuaca sedikit kurang bersahabat, rencana naik gunung tetap dilakukan. Hanya saja niat untuk mendirikan tenda di atas dan menginap satu malam harus ditunda.

Pada Ahad pagi sekitar jam 07.30 WIB,  niat untuk mengenalkan alam bebas ke anak-anaknya tetap dilaksanakan. Walaupun cuaca saat itu intensitas hujan ringan.

“Karena masih hujan ringan, kami menggunakan mantel hujan dari plastik agar tidak kedinginan saat dalam perjalanan. Selama perjalanan ke atas, anak-anak melakukan penanjakan sendiri, termasuk mendaki dan melintasi jembatan kayu, itu sangat mengesankan,” ujar One’s Kincai.

“Kenzo dan Kenzie berusia tujuh tahun dan abangnya Keanu baru berusia 10 tahun pada tanggal 30 Desember ini. Beberapa hari lagi dia akan berulang tahun dan ini adalah kado terindahnya,” tambah Iwan.

“Pendakian kali ini memang luar biasa, anak-anak dan saya adalah pemula di Gunung Talang. Tapi kami berhasil melakukannya,” terang Iwan.

“Walaupun ini perdana, anak-anak sanggup melakukan pendakian dengan tektok. Padahal cuaca tidak bagus. Saya sangat bangga kepada mereka,” kenang Iwan.

Ditambahkan Iwan, saat berada di atas, mereka akan menunaikan sholat Dzuhur di Mushala. Namun karena mushala ada pendaki yang mendirikan tenda, niat tersebut tak ditunaikan.

“Anak-anak sedikit kecewa, melihat ada tenda dalam mushala, karena mereka tidak bisa melaksanakan sholat Dzuhur di atas gunung. Akhirnya sekitar pukul 12.00 WIB kami turun ke bawah, agar bisa melaksanakan sholat Dzuhur. Jam 14.45 WIB kami sampai di bawah, setelah membersihkan badan, langsung menunaikan sholat Dzuhur. Mudah-mudahan kedepan tidak ada lagi pendaki yang mendirikan tenda dalam mushala. Apa pun alasannya, jelas ini perbuatan tidak terpuji,” harapnya.

Masih kata Iwan, mereka telah melakukan banyak hal setiap liburan sekolah semester pada Desember dengan melakukan perjalan ke tempat-tempat wisata di dalam negeri hingga ke luar negeri. Namun tahun ini, dilakukan dengan terobosan baru, yakni mendaki gunung.

Perjalanan keluarga itu tak berhenti di sini saja. Mereka berencana akan melanjutkan petualangan di Lembah Harau, Payakumbuh pada Sabtu (25/12/2021) mendatang.

Sementara, Ririn menambahkan mendaki gunung merupakan suatu aktivitas menyenangkan baginya. Tak hanya menantang tapi memberi makna tersendiri bagi kehidupan disamping bersyukur atas nikmat Allah.

“Banyak pelajaran kehidupan yang bisa didapat dari mendaki gunung ini, bukan sebatas berpetualang ke alam bebas dan menambah wawasan kita. Mendaki gunung ini untuk mengajarkan kepada anak-anak, agar mereka bisa melihat dunia terbentang luas. Bukan sebaliknya, agar dunia melihat mereka,” ucap Ririn.

Masih kata Ririn, pelajaran lain yang bisa mereka ambil dari petualangan mendaki gunung diantaranya proses itu tidak ada yang enak.

“Kita lelah saat mendaki, tapi ketika di puncak, lelahnya terbayar semua. Mendaki gunung mengajarkan mereka (anak-anak, red) untuk memahami dan belajar merendahkan angkuh. Ada Kalanya naik ke atas dan melihat ke bawah untuk menyadari betapa kecilnya kita di hadapan alam semesta. Anak-anak bisa belajar tentang alam, mencintai alam dan tetap dekat dengan alam,” pungkasnya. (one)