PERPUSTAKAAN bukan hanya sebagai tempat bagi pengunjung untuk membaca buku saja, namun juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat bersantai sambil menambah pengetahuan, tempat diskusi maupun mengerjakan tugas sekolah atau kuliah.
Perpustakaan memiliki banyak fungsi, di mana perpustakaan tidak hanya merupakan tempat penyimpanan bahan pustaka sebagai fungsi edukatif saja, namun perpustakaan juga memiliki fungsi rekreatif.
Fungsi rekreatif inilah yang belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat. Kebanyakan masyarakat memiliki gambaran bahwa rekreasi hanya pergi ke tempat-tempat wisata saja, seperti pantai, pegunungan, kebun binatang ataupun mall.
Padahal mereka dapat juga menjadikan perpustakaan sebagai pilihan tempat untuk rekreasi guna me-refresh atau menyegarkan pikiran dan mengembangkan kreativitas terhadap hal-hal yang mereka minati.
Jadi wajar kalau akhirnya muncul kesan bahwa perpustakaan pada umumnya merupakan tempat belajar atau mencari ilmu pengetahuan secara serius. Dalam pandangan masyarakat, perpustakaan seakan-akan jauh dari kesan memberikan hiburan kepada para pengunjungnya.
Pernah nggak sih terpikirkan oleh kalian untuk bisa menghabiskan waktu luang dengan berkumpul dan nongkrong bersama teman-teman sambil belajar bareng di perpustakaan? Atau sekedar me time dengan bersantai di perpustakaan yang nyaman tanpa gangguan rutinitas kegiatan sehari-hari yang membosankan namun tetap bisa mendapatkan informasi yang selalu up to date?
Dengan pembenahan dan pengelolaan yang tepat, perpustakaan bisa menjadi pilihan yang tepat juga untuk menambah pengetahuan baru, karena di perpustakaan terdapat berbagai jenis buku yang disediakan. Mulai dari buku anak, dongeng, komik, teenlit, novel, ilmu pengetahuan umum, dan lain sebagainya. Dengan bermacam-macam buku di perpustakaan yang tidak monoton tersebut, tentunya bisa dijadikan sebagai referensi tempat untuk menghabiskan waktu luang baik seorang diri maupun bersama teman-teman.
Perpustakaan juga akan menjadi semakin nyaman apabila dilengkapi dengan fasilitas free wifi dan sarana yang lengkap serta penataan ruangan perpustakaan yang terkesan cozy dan santai.
Namun hal ini tidak akan terwujud apabila pihak pustakawan di sebuah perpustakaan kurang bisa menangkap keinginan para pengguna perpustakaan.
Untuk mewujudkan perpustakaan dengan fungsi rekreatif tersebut, pustakawan bisa melakukan beberapa cara, di antaranya adalah dengan melakukan re-design ruangan perpustakaan dan membuat perpustakaan lebih bernuansa instagramable, yang diharapkan bisa menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke perpustakaan. Dengan kedatangan masyarakat yang awalnya penasaran dan tertarik dengan suasana perpustakaan tersebut, lama-kelamaan akan memiliki rasa ketertarikan untuk memanfaatkan koleksi dan fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan.
Selain ruangan-ruangan koleksi dan ruang baca, perpustakaan bisa menyediakan ruangan lain. Misalnya melakukan pembagian ruangan menjadi beberapa area, dengan menyesuaikan cakupan pemustaka yang dilayani, seperti ruangan khusus anak-anak yang dilengkapi dengan bacaan anak-anak, pop-up books, edutoys dan sarana story telling.
Di sini anak-anak bisa melakukan kegiatan positif seperti membaca koleksi-koleksi 3D, melakukan permainan-permainan edukasi, mewarnai, menggambar, bahkan bisa mendengarkan pustakawan yang memberikan layanan storytelling (membacakan cerita/dongeng).
Sementara di bagian lain, bagi pengunjung dengan kategori pelajar (sekolah menengah), mahasiswa, dan umum, bisa dibuat penataan ruangan yang cerah dan tidak terkesan formal, seperti menyediakan ruang baca lesehan menggunakan bean bag.
Selain penataan ruangan, perpustakaan juga bisa melakukan inovasi lain, seperti layanan ekstensi, yaitu perluasan layanan dari suatu perpustakaan, misalnya dengan kolaborasi antara perpustakaan dengan beberapa tempat tujuan wisata atau ruang publik bagi masyarakat.
Salah satu contoh kolaborasi tersebut misalnya menghadirkan perpustakaan di tempat-tempat yang sering dijadikan pilihan rekreasi atau hiburan oleh masyarakat, seperti taman bermain anak-anak, alun-alun kota, bahkan bisa juga di area tertutup seperti mall, tempat makan ataupun ruang tunggu bioskop. Untuk perpustakaan umum daerah bisa melakukan layanan ekstensi dengan menggunakan mobil perpustakaan keliling pada acara Car Free Day atau pada kegiatan masyarakat lainnya.
Kolaborasi antara perpustakaan dengan ruang publik merupakan suatu ide yang menarik karena keduanya merupakan ruang untuk masyarakat, yang menjadi titik keramaian sebagai tempat berkumpul masyarakat. Misalnya, saat berkunjung ke taman bermain tujuan kita tidak hanya mencari hiburan, makanan dan bermain untuk anak-anak saja, namun juga dapat menambah hal positif lain yaitu mengisi pikiran dengan pengetahuan baru dari koleksi buku di perpustakaan yang berada di taman bermain tersebut.
Namun untuk saat ini, selama masa pandemi, upaya kolaborasi ini juga harus disertai dengan protokol kesehatan (prokes) yang ketat sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya prokes guna menghentikan penyebaran covid-19.
Dengan upaya-upaya perpustakaan untuk mewujudkan perpustakaan rekreatif tersebut, diharapkan masyarakat yang berkunjung ke perpustakaan akan dapat memperoleh hasil serupa ketika mereka melakukan kunjungan ke obyek wisata, yaitu mendapatkan hiburan dan kesegaran pikiran.
Jika hal ini bisa terwujud, maka stigma lama tentang perpustakaan sebagai tempat yang gelap, seram dan membosankan akan berubah menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan.
Para pemustaka tidak hanya gembira karena bisa menggali dan memperoleh informasi secara gratis, tapi lebih dari itu, mereka akan merasa nyaman, senang, terhibur, segar, dan mempunyai kenangan yang indah sehingga akan kembali berkunjung ke perpustakaan.
Oleh : Tri Martini, A.Md.
Pustakawan Mahir pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Dumai